Aisley berjalan ke luar rumah sambil memakan nagasari yang dibeli Bu Leha di pasar. "Eum, ini enak."
Saat tiba di dekat Raden yang sedang membilas motor, Aisley segera duduk di kursi plastik yang ada.
Aisley masih diam. Ia sibuk dengan makanannya. Dan Raden memperhatikan semua itu.
"Suka?" tanya Raden penasaran.
"Huuh, soalnya aku rindu sama nagasari." Aisley menjawabnya di sela-sela makan.
Raden mengerutkan dahinya. Ia merasa aneh. Mana mungkin orang kota dan anak dari keluarga kaya raya seperti Aisley pernah memakan salah satu jajanan pasar?!
Tapi ia tak ingin memikirkan hal yang tak terlalu penting itu, lalu melanjutkan aktifitasnya.
"Abang, habis ini jalan yuk!" ajak Aisley setelah selesai makan.
"Kemana? Gue nggak bisa kalau anterin lo ke kota sekarang."
"Enggak lah. Aku mau keliling desa, mau-kan?"
"Ngapain?"
"Pengen aja. Emang nggak boleh ya?"
Raden terdiam sejenak. Tidak mungkin ia menolak, lagipula tujuan Aisley bukan pergi ke kota. Hanya keliling desa. Jadi, akhirnya ia mengangguk.
"Kapan?"
"Sekarang aja mumpung masih pagi, aku suka udara desa pagi-pagi gini!"
"Oke, tunggu bentar. Gue ganti baju dulu."
"Iya, jangan lama-lama!"
Sambil menunggu Raden ganti baju, Aisley merenungkan obrolannya semalam dengan Raden.
FLASHBACK ON
"Jadi, Bang Zeven sama Darka itu sifatnya gimana? Terus sikapku ke mereka itu kayak gimana?" tanya Aisley to the point kepada Raden.
Kini mereka berdua sedang ada di teras rumah. Hanya berdua karena Bu Leha dan Pak Ali ada acara pengajian di rumah tetangga. Harusnya Raden juga ikut karena bagian warga desa ini juga tapi karena Bu Leha menyuruhnya untuk menjaga Aisley di rumah dan ia memang ada hal yang harus dibicarakan dengan Aisley jadilah sekarang Raden duduk di kursi sebelah Aisley.
"Lo mau jawaban jujur tapi bisa nyakitin hati lo, apa gue jawab nggak 100% jujur?" Raden sebenarnya tidak terlalu tahu tentang Zeven, kakak kandung Aisley. Tapi ia masih punya informasi yang mungkin akan menyakitkan jika di dengar oleh Aisley.
"Jujur aja," jawab Aisley dengan yakin. Lagipula sebenarnya dia sudah tahu di novel bagaimana hubungannya dengan si Zeven dan Darka itu. Tapi tetap saja dia butuh informasi valid soal kedua orang penting dalam hidup Aisley.
"Oke. Gue aslinya nggak suka banyak ngomong, tapi karena lo adalah anak majikan Ibu sama Bapak gue nggak bisa nolak. Dan gue sendiri udah janji buat jelasin juga ke lo, jadi jangan ge-er."
"Dih, abang ternyata pede abis!"
Raden mendengus mendengar julid-an dari Aisley. Sepertinya Aisley tidak benar-benar amnesia, mungkin sebenarnya masih ada yang dia ingat.
Aisley yang sadar Raden sedikit tak nyaman dengan kata-kata julid-nya barusan segera kembali ke mode seriusnya. Yang barusan tadi ia hanya bercanda, tapi Raden sepertinya menanggapi terlalu serius."Jadi, gimana?" Aisley langsung mengalihkan pembicaraan ke topik utama mereka.
"Lo punya dua abang, Maxence dan Zeven. Jarak lo sama Zeven cuma setahun tapi kalau Max, setahu gue dia sekarang lagi kuliah. Hubungan lo sama Zeven nggak terlalu baik karena sikap lo yang semena-mena dan suka nindas orang yang lebih lemah.

KAMU SEDANG MEMBACA
new journey!! [END]
Fantasy-Typo bertebaran -Belum revisi CERITA INI HANYA ADA DI PLATFORM WP LAPAK AVENLY SAJA (Jika kalian menemukan di apk baca lain silahkan lapor karena itu plagiarisme!) Anggita Magnolia kini hidup di tubuh orang lain. Lebih tepatnya ia sudah meninggal...