Circle Servino

14 8 0
                                    

Sesampainya di rumah, Servino menghela napas. Sudut matanya memicing tajam ke arah jarum jam yang baru saja menunjukkan pukul tiga dini hari. Servino yang tadinya hendak mengambil air dingin di dalam kulkas mendadak stagnan saat Aurel menyapa Servino dengan mendudukan bokongnya di atas bangku meja makan. Tidak lupa juga sepuluh jemari Aurel tampak asyik menopang satu toples kue kering dari teman Aurel yang Servino ketahui melalui cerita pagi gadis itu bahwa dia mendapatkannya dari seorang pria bernama Bryan yang merupakan tetangga dekat mereka.

Servino kemudian ikut serta duduk namun berusaha membuat jarak dengan Aurel, sedangkan Aurel masih sibuk mengunyah makanan tersebut sampai tandas hingga akhirnya Servino mengulurkan segelas air dingin tadi ke hadapan Aurel agar kerongkongannya tidak seret akibat dehidrasi karena terlalu banyak benda padat masuk. Aurel hanya tersenyum manis seolah perbuatan Servino begitu romantis. Servino sendiri tampak acuh, meski dia akui adiknya memang memiliki senyuman termanis sepanjang masa.

'Sadar Vino, dia adikmu', batin Servino di dalam hati. Servino sejurus kemudian syok ketika meniti penampilan Aurel yang terlalu do luar nalar dengan setelan mini dress seolah adiknya ingin pergi berkencan dengan seorang pria matang. Buru-buru Servino bertanya pada Aurel sehabis Aurel meneguk tandas minumannya.

"Lo waras?" Tanya Servino kepada Aurel yang sedang mengelap tiap sudut bibirnya. Ada tekanan nada berisi keposesifan sebagai seorang Kakak di sana, namun sayangnya Aurel belum sadar detail perubahan dari Servino.

Aurel menatap Servino, lalu beralih kepada busananya yang terlalu nyaman. Lagipula bagi Aurel tidak ada yang salah sama sekali, dia jarang menggunakan mini dress ini di dalam rumah. Apa yang aneh di mata Vino?

"Waras," jawab Aurel lugas. Aurel lantas menopang dagunya menggunakan kedua telapak tangan dengan senyum tipis seolah perkataan Vino bukan masalah untuknya karena Ibunya sendiri yang sedaritadi sedang menyelesaikan pekerjaan sehari-hari di ruang kerja pun tidak berkomentar banyak terhadap busana Aurel yang selalu berbeda hampir tiap malamnya.

Hanya baru kali ini Servino yang protes. Aurel sejujurnya tidak terima ketika Servino menanyakan perihal kewarasan Aurel sedangkan Aurel tidak gila. Bisa-bisanya Servino mengaitkan tingkat kewarasan seseorang dengan busana yang Aurel kenakan. Tidakkah Servino terlalu berpemikiran kolot? Sejak kapan juga Ayah mereka, Agra, mempermasalahkan anak gadis semata wayang ini untuk berbusana pendek? Selama di rumah Aurel kerap bertindak demikian dengan pemikiran tidak ada salahnya karena semua orang di rumah ini kalau tidak sibuk, ya, sudah memiliki teman hidup sendiri-sendiri.

Servino membelalakan matanya. Dengan gerakan spontan Vino pun lekas memajukan tubuhnya ke hadapan Aurel yang setia bertopang dagu di atas meja makan. "Lo.. ga takut sama gue?" Entah ada angin dan musim apa Servino berani bercanda kepada Aurel yang tiga detik setelahnya langsung menatap Servino bergidik mengerikan.

Aurel semula hendak kabur sembari memeluk toples berisi setengah kue dari Bryan namun tercekat saat Servino tertawa terbahak-bahak. Semburat merona terpampang nyata di kedua pipi Aurel yang memiliki lesung pipi dengan dagu terbelah di tengah. Aurel tidak ingin memikirkan apa yang sedang bersarang di benak Vino selain Aurel ingin melarikan diri alias kabur dan tidak ingin menampakkan wajahnya sepeser pun di hadapan pria mesum itu.

"Ya takut!" Sentak Aurel dari kejauhan, lebih tepatnya dari anak tangga ketiga.

Servino sendiri masih asyik tertawa. Tawanya bahkan terdengar menggema dengan rasa syukur tidak sampai menjarah ke dinding pembatas tetangga. "Sama Bryan lo ga takut, kok sama gue baru takut?" Heran Vino sembari menggelengkan kepalanya kepada Aurel seolah Vino juga tahu segala macam percakapan antara Aurel dan Bryan pada saat adiknya itu berangkat ke sekolah menggunakan sepeda beroda dua dengan keranjang berada di depan, kursi penumpang, dan kuda-kuda di sisi kanan kiri belakang.

VRIJE STIJL [Semi-Baku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang