05 . Sumber Kecewa

140 6 0
                                    

Please enjoy the story without making it bad.

• • •

jangan lupa follow akun ini 👇

Akun ig : @wp.hahihuheho251108
Akun tiktok : @wp.hahihuheho251108_
Akun wattpad : @hahihuheho251108

• • •

Happy Reading

🍁🍁🍁

Suara hak sepatu bersentuhan dengan lantai terdengar menggema di ruangan yang kini menampakkan seorang gadis cantik tengah berjalan dengan anggun menuruni tangga.

Dengan dress berwarna biru laut sepanjang lutut dan jangan lupakan flatshoes yang terpasang indah dikedua kakinya. Jepit pita pula ia pakai untuk menghias rambut panjangnya yang ia biarkan tergerai rapih. Juga olesan make up tipis yang membuat wajahnya semakin cantik.

Jangan heran mengapa Suci bisa berpenampilan seperti ini. Jika dikehidupannya dulu Suci selalu memakai pakaian hoodie atau pakaian tertutup, maka sekarang berbeda.

Sejak dulu Suci menginginkan bisa memakai pakaian yang indah, mewah, dan terbuka tanpa khawatir dengan penampilannya. Namun, dulu Suci tidak bisa melakukannya karena postur tubuh dan warna kulitnya yang tidak mendukung sehingga timbul rasa insecure yang mendalam.

Jadi, dikehidupannya sekaranglah ia memiliki kesempatan seperti itu. Menurutnya, jika ada kesempatan, untuk apa disia-siakan? Biarlah jika Suci asli dulu dikenal dengan pakaian tertutup, tapi sekarang Suci akan merubahnya.

Bagi Suci, untuk apa memiliki postur tubuh yang indah tapi tidak pernah ditunjukkan? Lagi pula, Suci bangga akan penampilan dan tubuhnya saat ini.

Dan untuk masalah make up, berdandan bukanlah masalah besar bagi Suci walaupun dikehidupannya dulu ia tidak pernah berdandan sekali pun.

Saat ini, ia hanya memakai make up tipis dengan sedikit bedak dan lipstik. Suci tahu betul bagaimana cara menggunakan dan memakai kedua benda tersebut walaupun ini yang pertama baginya.

Saat Suci pergi memasuki dapur, ia begitu terpukau dengan luas dan mewahnya dapur ini. Bahkan, dapur ini lebih luas dibanding rumahnya dulu.

"Selamat siang, Nyonya. Apakah Nyonya membutuhkan sesuatu? Ataukah kami semua melakukan kesalahan sampai-sampai Nyonya mendatangi kami secara langsung ke dapur? Jika begitu, maafkan kami, Nyonya," ucap seorang pelayan yang sudah memiliki keriput diwajahnya.

Semua pelayan menunduk sopan. Tidak ada yang berani menatap Suci termasuk orang yang tadi membuka suara kepadanya. Padahal, orang itu lebih tua darinya.

"A-ah, begini, jangan terlalu formal dengan saya, apalagi di sini saya lebih muda dibanding kalian semua, jadi kalian bisa memanggil saya dengan nama saya saja," ucap Suci canggung.

"Tidak bisa begitu Nyonya, karena anda adalah Nyonya di rumah ini. Tak pantas bagi seorang pelayan memanggil Nyonya-nya dengan namanya," sahut pelayan lain.

Suci menggaruk tengkunya yang tak gatal. "Terserah kalian saja deh, tapi saya minta jangan terlalu formal. Saya merasa kurang nyaman."

Semua mengganggukkan kepala mereka dengan patuh.

Suci tersenyum simpul. "Saya membutuhkan bantuan kalian semua, jadi maukah kalian membantu saya?"

"Tentu saja, Nyonya."

"Tolong masakkan beberapa makanan yang disukai oleh Kanaka, suamiku. Kalian sudah lama bukan bekerja dengan dirinya? Jadi, pasti kalian tahu masakan yang disukai atau tidak oleh Tuan kalian itu," ucap antusias Suci.

The Marriage Bond (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang