The Marriage Bond (Hiatus)

11 . Penjelasan

Please enjoy the story without making it bad.

•  •  •

jangan lupa follow akun ini 👇

Akun ig : @wp.hahihuheho251108
Akun tiktok : @wp.hahihuheho251108_
Akun wattpad : @hahihuheho251108

•  •  •

Happy Reading

🍁🍁🍁

Tidak terasa sudah 5 hari berlalu semenjak kepergian Kanaka dari rumah. Belakangan ini, Suci tidak melihat sosok Kanaka. Mengapa rasanya Suci merindukan laki-laki itu.

Lagi pula, jika saja Kanaka tidak ada, bagaimana bisa perceraian berlangsung.

Dari info yang Suci dapat dari Bianca, kalau Kanaka akhir-akhir ini menginap di apartement milik laki-laki itu.

Dari mana Bianca bisa tahu? Karena perempuan itu adalah sekertaris Kanaka, tentu saja dia tahu. Selain karena statusnya, sikap Bianca yang selalu ingin tahu dan begitu perhatian terhadap Kanaka inilah yang memicu ia tahu semua tentang Kanaka.

Terkadang Suci merasa iri dengan perempuan itu. Bianca dari pagi sampai malam selalu berada di samping Kanaka, bahkan menemaninya juga. Sedangkan dirinya yang istrinya saja tidak pernah bisa merasakan hal itu.

"Kenapa gua tiba-tiba kangen Kanaka," gumam Suci yang tengah duduk bersantai di atas sofa.

Namun, tiga detik kemudian Suci tersadar akan ucapannya barusan.

"Eits, tidak-tidak. Gua enggak boleh mikirin Kanaka lagi, bisa-bisa hati gua berat buat ninggalin dia. Pokoknya tekad gua udah bulat, kalau gua mau pisah dari laki-laki itu apapun yang terjadi."

Seorang pelayan wanita paruh baya menghampirinya dengan satu nampan ditangannya. Ia menaruh satu cangkir teh di atas meja tepat di depan Suci.

"Nyonya, silahkan diminum," ucap pelayan tersebut.

"Terima kasih banyak," ucap Suci tersenyum begitu manis.

Dari raut wajah pelayan tersebut, Suci dapat melihat jika pelayan itu sedang terkejut. Ada apa dengan pelayan itu?

"Apa ada masalah? Mengapa raut wajahmu seperti itu?" tanya Suci penasaran.

"Tidak ada, Nyonya."

"Aku yakin ada. Kumohon katakan, apa ada masalah?"

Pelayan wanita paruh baya itu menundukkan wajahnya.

"Nyonya, anda tidak seperti biasanya. Ada yang berubah dari dalam diri anda."

"Maaf, bisakah kau perjelas maksud dari ucapanmu itu? Aku tidak paham," ucap Suci jujur.

"Dulu, jika saja Tuan Kanaka tidak Nyonya lihat sehari saja, Nyonya biasanya uring-uringan dan tiba-tiba menjadi menangis. Nyonya selalu berpikiran negatif bahwa terjadi sesuatu dengan Tuan Kanaka, padahal nyatanya tidak."

"Dan jika Nyonya tidak mendapatkan senyuman dari Tuan Kanaka, biasanya Nyonya akan menangis dan akan berhenti jika Tuan Kanaka tersenyum."

"Bukan hanya itu, cara berpenampilan Nyonya juga berubah. Maaf, bukan maksud saya mengatur atau apa Nyonya, saya hanya memberi tahu apa yang membuat saya menjadi terkejut. Hanya itu, tidak lebih. Maaf jika saya lancang."

Bukannya marah, Suci justru tersenyum lebar. Dirinya seakan sudah siap untuk menjawab pertanyaan dan kebingungan dari banyaknya orang yang bingung akan perubahannya.