Prolog

1.6K 83 14
                                    

Satu per satu melangkah meninggalkan pusara makam yang dipenuhi taburan bunga, didominasi warna putih dengan harum yang menyengat. Satu per satu menghentikan tangisan tatkala mengingat masa-masa yang pernah dilalui bersama, masa-masa yang mungkin tidak akan terjadi lagi di masa mendatang. Satu per satu pergi dan kembali menjalani hidup normal seperti biasa, tanpa hadirnya dia yang terkubur di bawah tanah itu, di dengan wajah tertidur damai yang menempel tanah.

Di sisi kanan pusara, masih ada seseorang yang enggan beranjak, mengabaikan ajakan orang-orang untuk pergi. Seseorang dengan rambut panjang yang beberapa hari dia biarkan begitu saja, berantakan tak beraturan. Seseorang dengan wajah pucat pasi, tanpa sempat berdandan dan sedikit nutrisi yang masuk ke dalam tubuh dikarenakan nafsu makan yang hilang. Seseorang yang paling merasa kehilangan, seseorang yang paling menyesali kepergiannya.

Seseorang itu tak lain dan tak bukan adalah Gistara Asha Nameera, belahan jiwa sang mendiang yang baru beberapa menit lalu dimakamkan.

"Saatnya pulang, Tara. Abi sudah tenang di surga. Ikhlaskan."

Tara hanya diam, masih meletakan telapak tangannya pada pusara yang penuh bunga-bunga berwarna putih, mata dengan pupil mengecil sembabnya menatap ke kayu nisan bertuliskan nama sang pujaan hati: Abiseva Putra Nawasena.

"Tara,"

Tangan sang Kakak sudah hampir menyentuh pundak Tara, saat tangan Tara menepis sambil berkata ketus, "Aku masih mau di sini, aku bisa pulang sendiri. Kalian duluan aja."

Sang Kakak menggeleng, "Gak boleh. Kamu gak boleh pulang sendiri dengan kondisi berantakan begini," Dirapikannya rambut berantakan sang adik yang tertiup angin kencang di pemakaman sore ini, "Gak apa-apa kalau kamu masih mau di sini, Kakak tunggu di mobil. Take your time as much as you needed. Jangan lama-lama. Kamu juga butuh istirahat."

Setelah langkah kaki sang Kakak yang menuju ke mobilnya tidak lagi terdengar, saat itu pula tangis Tara kembali pecah. Dadanya sesak, dunianya terasa hancur membayangkan apa yang harus dilakukan selanjutnya tanpa ada Abi di sisinya. Tara sangat beketergantungan dengan Abi, Tara sangat membutuhkan Abi. Mereka bahkan sedang mempersiapkan pernikahan mereka yang rencananya akan dilaksanakan tahun depan.

"Kenapa kamu tinggalin aku, Bi? Kenapa? Aku gak bisa tanpa kamu, Bi. Aku harus apa biar kamu kembali? Kasih tahu aku! Tuhan, kenapa harus Abi yang pergi?"

Gadis itu terus menangis histeris di atas pusara, penuh pertanyaan yang tak terjawab di kepalanya, tentang banyaknya kekhawatiran hidup yang diyakini tak akan pernah bisa terselesaikan tanpa ada Abi di hidupnya. Hanya Abi yang dia butuhkan. Abi seperti oksigen untuknya. Bagaimana dia bisa melanjutkan hidup dengan baik tanpa Abi di sisinya?

Semua kegelisahan dan kekhawatiran dia ungkap di depan pusara sang kekasih, hingga tak lagi memiliki tenaga untuk melanjutkan dan tanpa sadar, tubuhnya melemas dan lunglai di sisi pusara Abiseva Putra Nawasena tersebut.

🍀

Visualisasi Karakter:

Visualisasi Karakter:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gistara Asha Nameera

🍀

I made this book, inspired by Korean Drama "While You Were Sleeping", but the whole scenes are totaly my own imagination.
All of the pics I posted in this book were from Pinterest. Credits to the owner!

Jiwon also being the main visual for this book because I adore her!
Pick one: Kim Soohyun or Ji Chang Wook for the man main charas visual?

My first book after years of Writer's Block!

Hope you like it! A x

His GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang