Gistara Asha Nameera menarik napas, menghelanya perlahan berulang kali selama beberapa menit terakhir. Tara—nama panggilannya—masih merasakan sesak di dadanya, ditambah air mata yang membanjiri bantal saat dia membuka mata dari mimpi aneh yang sungguh di luar nalar. Ini adalah mimpi kedua yang Tara alami sejak dua minggu terakhir dan mimpi terakhir ini benar-benar seperti kelanjutan dari mimpi sebelumnya, di mana Tara menyaksikan seseorang yang diingatnya bernama Abiseva mengalami kecelakaan mobil saat bersama dengannya.
Sebenarnya, Tara selalu menganggap mimpi sebagai bunga tidur atau sesuatu yang tidak seharusnya dia pikirkan, tapi jika mimpinya berkelanjutan seperti yang dia alami? Sungguh, Tara mulai mencemaskan maksud dari mimpi tersebut. Apakah Tara harus berkonsultasi pada orang pintar? Atau pakar mimpi?
Bukan hanya mimpinya yang menyeramkan dan berkelanjutan, tapi di mimpi itu ada seorang pria yang bahkan tak pernah Tara ketahui ada di dunia. Tara bahkan tidak ingat wajah pria itu, tidak nampak jelas dalam mimpinya, tapi namanya sangat jelas terngiang di kepala Tara."
Abiseva.
Saat ini, Tara bekerja sebagai seorang Asisten Manajer Bisnis Retail di sebuah perusahaan retail ternama dan selama lima tahun dia bekerja, tidak ada satu pun rekan atau klien yang diketahui memiliki nama itu. Nama yang terdengar terlalu keren untuk pria-pria yang ada di lingkup kerja atau bahkan lingkup pergaulan Tara.
Tiga puluh menit memikirkan maksud mimpinya, Tara akhirnya beranjak dari ranjang tidur dan mulai bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Hari ini, Tara mendapat penugasan untuk mengikuti seminar mengenai bisnis digital yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga pendidikan terkemuka di Hotel Z, sebuah hotel bintang empat di bilangan Jakarta Selatan, tidak jauh dari kosan Tara, sehingga Tara tidak terlalu buru-buru dalam bersiap.
Selesai mandi, Tara mengenakan kemeja navy polos yang dipadukan dengan celana bahan hitam. Seperti biasa, Tara mengenakan riasan wajah sederhana—sunscreen, moisturizer, bedak tabur, alis dan lipstik—sebelum menyisir rambut panjang lurusnya dan mengenakan sepatu loafer hitam juga dia pilih untuk melengkapi penampilannya. Setelah memastikan dia siap berangkat, Tara memesan ojek daring dan terlebih dahulu mengirimkan pesan ke grup Divisinya, sebagai pengingat apabila ada yang mencarinya.
Rekan-rekan, hari ini aku seminar di Hotel Z, Jakarta Selatan, ya. Have a nice day, All.
Kemudian gadis itu menyantap sepotong Sari Roti Sandwich isi Keju yang memang sengaja dia beli kemarin untuk menu sarapannya, sambil melangkah meninggalkan kosan menghampiri ojek daring yang sudah menunggu di depan gerbang.
Hanya menempuh waktu lima belas menit, ojek daring yang ditumpangi Tara berhenti di depan Hotel Z, tempat diadakannya seminar. Lobi hotel tampak sudah ramai dan tanpa berbasa-basi, setelah melewati pemeriksaan, Tara melangkah menuju ke ruangan tempat diadakannya seminar. Seminar baru dimulai tiga puluh menit lagi, namun beberapa meja bundar tampak telah terisi oleh tamu-tamu undangan atau peserta seminar. Tara mencari bangku kosong dan duduk bersamaan dengan peserta lain di meja bundar bernomor urut enam.
Gadis itu mengeluarkan laptop yang sengaja dia bawa dan sambil menunggu seminar dimulai, Tara menyempatkan diri membaca pesan-pesan yang dikirimkan, serta membalas email pekerjaan yang ditujukan padanya. Cukup lama sampai akhirnya, seminar dimulai dengan suara sirine keras menggelegar seisi ruangan.
"Halo, aku Anneth, dari Blue Jack. Salam kenal, ya."
Di acara seperti ini, Tara yang seorang introvert memang paling malas berbasa-basi dengan sekeliling dan memilih fokus dengan pikirannya sendiri, tapi mana mungkin dia mengabaikan seseorang yang dengan lembut menyapa dan mengajaknya berbicara.
Tara balas tersenyum tipis. "Halo, Anneth. Tara. Salam kenal, ya."
"Kamu sendiri, Tara?" tanya Anneth, di sela-sela saat Tara mencoba fokus mendengarkan materi pertama yang kini disampaikan oleh si pemateri pertama, dosen dari Universitas Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
His G
RomanceBagaimana rasanya memimpikan seseorang yang bahkan tidak pernah kau kenali sebelumnya, lalu seperti ke luar dari mimpi, orang itu hadir dalam hidupmu dengan banyaknya kebetulan-kebetulan tidak masuk akal?