RHEA || 03

51.3K 3.7K 18
                                    

Setelah membersihkan diri dan beristirahat sebentar di kamar, Rhea keluar. Gadis itu menuju dapur karena merasa lapar.

Di rumah ini tidak ada siapapun selain Sagatra dan Rhea, jadi pekerjaan apapun dirumah ini sudah jelas Rhea yang mengerjakan. Baik itu memasak sampai membersihkan rumah. Termasuk sampah makanan milik Sagatra tadi.

Rhea menghela nafas lelah. Akhirnya setelah hampir lima belas menit berkutat di dapur untuk membuat makanan, satu piring nasi goreng lengkap dengan toping bakso, sosis, dan telor ceplok tersaji di depannya.

"Buat baru! Yang itu buat gue."

Melihat Sagatra yang tiba-tiba datang dari arah belakang, Rhea langsung menyambar piring nasi goreng miliknya yang ada di atas meja.

Gadis itu memeluknya seolah takut jika Sagatra mengambil paksa.

"Gak!" Ucapnya tegas masih dengan memeluk erat piring nasi goreng.

Dia lapar, tidak ada negosiasi untuk itu.

"Gue laper."

Sagatra menarik kursi. Duduk tepat di depan Rhea seraya menghunuskan tatapan tajam penuh peringatan agar Rhea menuruti apa yang diucapkannya.

"Buat sendiri lah. Kamu kira aku engga."

"Lo buat baru. Ngalah sama yang lebih tua."

"Dih." Rhea mendelik. "Maaf tapi yang tuanya yang kaya gimana dulu. Kalo titisan setan kaya kamu sih aku ogah."

"Ngelunjak ya lo lama-lama."

Lagi, Sagatra sempat dibuat terdiam oleh tingkat Rhea. Gadis ini, kenapa tiba-tiba lebih banyak bicara dari sebelumnya?

Sagatra sebenarnya tidak ingin mencari ribut dengan Rhea. Perutnya lapar setelah menunggu gadis itu memasak sejak tadi tapi tingkah Rhea yang seperti ini malah memancing emosinya.

Padahal apa sulitnya menyerahkan makanan itu. Toh itu hanya nasi goreng.

"Yang ngelunjak tuh kamu. Dateng dateng minta makanan orang."

Sagatra menghela nafas, kepalanya mulai pusing menghadapi Rhea. "Gue laper, lo budek atau gimana?"

"Nggak budek, tapi aku juga laper."

Rhea duduk. Menarik kursi terdekat untuknya dan mulai menyantap makanan. Mengabaikan Sagatra yang sepertinya memang sudah tidak bisa lagi menahan emosi.

Terbukti dari wajahnya yang mengeras dengan alis menukik tajam. Lalu tanpa diduga dengan tak berperasaan Sagatra mencomot buah apel di atas meja dan melemparkannya ke arah Rhea.

Tepat mengenai kening Rhea hingga gadis itu menjerit kesakitan. Beruntung apelnya tidak jatuh ke atas piring karena Rhea yang langsung menangkapnya.

"Kamu apa-apaan sih, Sa!" Rhea memekik. Tidak terima jidatnya terkena lemparan apel. "Nggak jelas banget jadi orang. Kalo laper bikin sendiri, yang cape bukan kamu doang."

Sagatra menyeringai. "Salah lo nggak mau ngalah."

Rhea melongok tidak percaya. Sagatra ini sepertinya harus di rukiyah. Tingkahnya benar-benar di luar pemikiran manusia normal. "Yang harusnya ngalah tuh kamu. Umur aja lebih tua tapi kelakuan kaya anak-anak."

"Udah gue bilang gue laper!"

"Ya kalo laper masak."

"Gue mau nya yang itu. Pelit banget lo cuma gara-gara nasi, itu juga dibeli pake duit gue. Harus berapa kali gue bilang lo cuma numpang di sini bego."

"Dasar itungan. Pantes aja Kirana nggak mau."

"Nggak ada sangkut-pautnya sama Kirana."

"Ada!" Rhea memekik. "Cewek nggak suka cowok kasar."

RHEALLA : Antagonis's fianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang