RHEA || 18

45.9K 4.2K 627
                                    

Sagatra benar tidak pulang. Lelaki itu mengirimi pesan pada Rhea bahwa dia baru akan kembali nanti pagi. Entah kemana, Rhea tidak ingin bertanya lebih karena percuma itu tidak akan ada gunanya.

"Kenapa?"

Rhea mendongak. Menatap Daffian yang berdiri tepat di depannya.

"Sagatra nggak ada di rumah." Gadis itu menjawab pelan. Menunduk menatap ponsel di tangannya yang menampilkan pesan dari sang tunangan. "Nggak balik katanya."

"Terus?"

"Apanya yang terus?" Rhea mengernyit tidak mengerti. Membuat Daffian mendengus.

"Terus lo balik gimana?"

Ah, Rhea baru ingat jika dia belum bilang pada Daffian untuk mengantarnya pulang. Pantas saja lelaki itu menganggap jika Sagatra akan menjemputnya.

"Anterin balik lah. Udah malem."

Seolah sudah bisa menduga sebelumnya, Daffian tidak bereaksi lebih selain menghela nafas lalu tanpa mengatakan apapun lelaki itu meninggalkan Rhea untuk masuk kedalam toko.

Saat keluar, Daffian sudah memakai jaket juga membawa dua helm yang salah satunya segera dia berikan pada Rhea untuk gadis itu pakai.

Ini sudah pukul sebelas. Sudah lebih dari jam yang Sagatra suruh dan tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain pulang.

"Pelan-pelan." Daffian memperingati saat Rhea menaiki motornya. Gadis itu terlihat cukup kesulitan mengingat dia memakai gaun.

Merapikan sejenak penampilannya, Rhea menggenggam buket bunga ditangannya yang tadi Daffian buatkan. Gadis itu tersenyum.

"Udah, ayo." Ujarnya setelah sepenuhnya siap.

Daffian mengangguk. Segera membawa motornya pergi meninggalkan toko bunga.

"Besok mau di jemput jam berapa?"

Ditengah perjalanan, saat Rhea tengah asik menikmati jalanan kota yang terlihat ramai, Daffian bertanya. Sedikit berteriak takut-takut Rhea tidak mendengar ucapannya.

"Gue engga ada kelas besok. Libur."

"Pagi-pagi aja kalo gitu. Gue juga engga ada kelas kayanya."

"Jam berapa?"

"Pagi-pagi."

"Iya jam berapa?"

Rhea meringis. Diliriknya Daffian dari kaca spion seraya tersenyum.

"Sepuluh aja kalo gitu. Kepagian takut gue masih tidur." Jawab Rhea pada akhirnya yang membuat Daffian mendengus.

Sesuai janji mereka sebelumnya untuk mencari bunga yang bagus untuk buket pesanan Rhea, Daffian dan Rhea memutuskan bertemu besok.

Rhea menyanggupinya karena itu sepertinya bukan ide yang buruk. Siapa yang akan menolak jika diajak melihat banyak bunga-bunga. Rhea tidak akan menolak. Walaupun dia tidak mengerti tapi bunga manapun akan tetap terlihat indah dimata seorang gadis.

Ditambah, Daffian mengajaknya mengunjungi taman bunga khusus yang keluarganya miliki setelah meminta izin pada Sasa siang tadi.

Pemeran utama satu ini memang terlalu baik untuk diabaikan. Pantas saja pesonanya kuat dalam menggaet seseorang. Daffian memang terbaik.

"Pake sepatu." Daffian kembali memecah hening. Bicara pada Rhea hingga gadis itu harus mendekatkan wajahnya karena tidak mendengar jelas ucapan Daffian.

RHEALLA : Antagonis's fianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang