RHEA || 06

47.8K 3.3K 31
                                    

Rhea berjalan lunglai menyuruh koridor kampus. Sebenarnya kelas yang Rhea maksud sejak tadi tidak pagi-pagi sekali. Kelas itu baru dimulai pukul sepuluh. Hanya saja Rhea terlalu malas jika harus meladeni ocehan Sagatra tentang makanan. Tunangannya itu terlalu banyak menuntut. Rewel sekali melebihi perempuan.

"Daf, hari ini jadi anterin gue ke toko kan? Mamah kemarin nanyain, udah lama juga gue nggak mampir ke toko bunga mamah."

"Gue ada janji sama temen. Pergi sendiri aja."

"Yah, jangan gitu dong. Nanti lo kesepian."

"Itu lebih baik."

Rhea mendongak saat mendengar suara Daffian dan Kirana. Di depan sana, tak jauh dari tempatnya berjalan kedua tokoh utama itu tengah asik berjalan bersisian dengan Kirana yang memegang buku sambil asik menatap Daffian.

Padahal Daffian terlihat masa bodo dengan keberadaan Kirana. Mengabaikan wajah Kirana terlihat berseri-seri sekali saat ini.

"Boleh ngintip nggak sih? Gue penasaran deh." Rhea terkekeh. Dia dengan cepat melipir ke arah lorong paling dekat dari tempatnya berdiri untuk sembunyi.

Kepalanya menyimpul sedikit keluar untuk melihat interaksi dua tokoh utama kesayangannya. Gadis itu mengulas senyum puas saat bisa dengan leluasa menikmati adegan novel secara langsung.

Di depan sana, Kirana mendengus. "Belum aja lo jatuh cinta sama gue."

Daffian tidak menanggapi dan memilih fokus berjalan dengan pandangan lurus ke depan tanpa memperdulikan Kirana. Sedikit malas mendengar ocehan gadis itu sejak tadi.

"Anterin ya, Daf. Itung-itung gue liburan. Kan kalo main ke toko mamah lo, gue bisa ada alesan. Males di rumah di omelin nyokap terus."

"Udah gue bilang berangkat sendiri."

"Nggak enak kalo berangkat sendiri. Kan pengen sekalian pdkt. Siapa tau turun dari motor hati lo terketuk buat langsung nembak gue."

"Ketinggian mimpi lo."

"Ketinggian kalo buat yang nggak mampu. Gue kan mampu soalnya udah berusaha semaksimal mungkin."

Kirana cekikikan. Dia sebenarnya cukup sadar jika percakapan ini terdengar cringe. Tapi ya gimana lagi, trobos aja sampe bablas.

Percakapan itu terus berlanjut dengan Kirana yang sibuk mengoceh sendiri tanpa ada tanggapan serius dari Daffian. Sampai akhirnya mata Rhea membola kaget saat dari kejauhan sana dia melihat sosok yang menjadi second lead muncul.

"KIRANA?!"

Bukan hanya Kirana yang menoleh kebelakang. Daffian juga ikut melirik saat mendengar suara Hema yang tiba-tiba muncul di belakang mereka.

Pria itu terlihat tersenyum lalu berlari kecil menyusul Kirana sampai berdiri bersisian dengan sang gadis.

"Ada kelas?"

Kirana mengangguk. "Ada. Setengah jam lagi. Kenapa?"

Hema menggeleng. Sesaat menatap Daffian yang berdiri diam di depannya. "Masih ada waktu kan? Ada yang mau gue omongin nih."

"Harus banget sekarang? Gue mau ke kelas."

"Nggak harus, selesai kelas juga bisa. Cuma kan lo pasti ada acara kaya biasanya."

Kirana tertawa. Tak lupa tangannya dengan enteng memukul bahu Hema refleks. "Tau aja. Yaudah, gue bisa kok, asal jangan lama-lama ya. Dosennya rewel."

Menyambut ucapan Kirana dengan baik, Hema tersenyum. "Gitu dong. Sekarang aja gimana? Biar cepet."

Kirana mengangguk. "Daf, gue pergi ya. Thanks udah nemenin." Ujarnya sambil tersenyum pada Daffian.

Begitupun dengan Hema. Pria manis itu menepuk punggung Daffian beberapa kali sebelum berkata. "Duluan ya Daf. Titip absen sekalian gue males masuk, hehe."

RHEALLA : Antagonis's fianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang