Sagatra sepertinya memiliki dendam kesumat pada Rhea, atau memang lelaki itu hanya akan lembut pada orang-orang selain Rhea?
Rasanya, Rhea mengingat jelas jika dalam novel Sagatra selalu mengunakan kata-kata lembut juga senyum ramah sebagai andalannya setiap berinteraksi dengan orang lain tapi kenapa setiap berhadapan dengan Rhea malah berubah seperti iblis pengganggu. Menyebalkan.
"Saga makannya kapan...?" Rhea merengek. Sedikit mengayunkan belanjaan ditangannya kebokong Sagatra karena jika punggung itu mustahil mengingat Sagatra cukup tinggi.
Sudah hampir satu jam mereka berkeliling Mall. Setelah tidak pulang semalaman Sagatra tiba-tiba menjemputnya di kampus secara mendadak padahal Rhea sudah merencanakan untuk bermalas-malasan hari ini.
"Aku mati kamu nggak punya cewek nanti~"
"Nanti!" Sagatra menolak yang malah menarik tangan Rhea agar berjalan disampingnya. "Gue masih mau belanja."
Entah sudah yang ke berapa kali Sagatra menjawab itu setiap Rhea bertanya kapan mereka akan makan. Padahal niat awal Sagatra mengajaknya ke sini karena Sagatra bilang ingin makan di luar agar Rhea tidak perlu masak.
Rhea bahkan sempat berpikir jika Sagatra tengah berbaik hati tapi nyatanya sampai sekarang lelaki itu masih asik menatap sekitar mencari toko mana lagi yang akan dia datangi.
"Abis ini makan. Jangan rewel." Rhea hanya pasrah membiarkan tangannya ditarik Sagatra menuju salah satu toko perhiasan. Saat ingin bertanya pun, Sagatra lebih dulu melotot padanya. Secara tidak langsung memperingati Rhea untuk diam tidak membantah.
"Pilih kalung. Yang mana aja jangan lama." Perintah Sagatra setelah mereka duduk di kursi depan etalase emas. Didepannya ada seorang karyawan wanita yang tersenyum sambil mengeluarkan beberapa kalung atas perintah Sagatra.
Rhea menatap Sagatra. "Buat siapa?"
"Lo?" Jawab Sagatra dengan nada bertanya.
Ada apa dengan Sagatra, kenapa tiba-tiba sekali. Tapi alih-alih bertanya lebih lanjut dengan senang hati Rhea mulai menatap jejeran kalung di atas meja. Matanya berbinar melihat emas-emas itu. Membayangkan jika jadi uang berapa banyak jadinya.
"Yang ini aja." Tunjuknya pada salah satu kalung dengan bandul bulan.
"Jelek."
Rhea menggeleng menolak komentar Sagatra "Bagus kok. Apanya yang jelek?"
"Cari yang lain."
"Lah, niat beliin nggak sih? Kok maksa. Tadi nyuruh buru-buru."
Sepertinya nama tengah Sagatra adalah seenaknya karena tanpa mau mendengarkan Rhea, Sagatra justru mengambil kalung di atas meja secara asal lalu menyerahkannya pada karyawan toko.
"Yang ini aja." Karyawan itu mengangguk. Dengan sigap menyiapkan pesanan Sagatra. Sedangkan Sagatra kini mengeluarkan ponselnya lalu mengarahkannya pada Rhea untuk memfotonya sebagai tanda bukti.
"Mamah nyuruh gue ngajak lo belanja. Nggak usah mikir aneh-aneh gue belanjain lo, duitnya juga dari mamah." Sagatra menjelaskan tanpa menunggu Rhea bertanya.
Pantas saja Sagatra tiba-tiba mengajaknya keluar ternyata Demeter yang menyuruh. Harusnya Rhea tahu jika lelaki itu tidak mungkin tiba-tiba baik tanpa alasan.
Mana mau Sagatra melakukan hal-hal merepotkan untuknya.
"Aku liat kamu pelukan sama Kirana semalem." Rhea menjawab yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan ucapan Sagatra. Dia sebenarnya sedikit ragu tapi tetap saja rasa penasaran ada di hatinya tentang kenapa Sagatra bisa tiba-tiba bersama Kirana kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEALLA : Antagonis's fiancee
RandomDalam novel Devastating Love, Sagatra itu antagonis yang menyukai kakaknya sendiri, a.k.a pemeran utama wanita. Lelaki itu mengejar Kirana. Namun sayang semua itu sia-sia karena sekeras apapun dia mencoba, Kirana hanya akan bersatu dengan tokoh utam...