RHEA || 11

44.7K 3.1K 67
                                    

Baik Rhea maupun Sagatra, keduanya menoleh kebelakang. Menatap wanita yang kini berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk lengkap dengan aura dingin dan tatapan tajam yang tak mengenakan.

Rhea menelan ludah kasar. Gadis itu bisa menebak jika wanita yang sekarang berjalan menghampiri mereka itu adalah Demeter. Ibunya- ah, ibu Sagatra maksudnya.

"Mamah?"

Sagatra lebih dulu tersadar. Dia menatap Demeter dengan kening mengerut bingung. Berbanding terbalik dengan wajahnya yang datar.

"Kamu udah sehat?" Demeter bertanya. Sesaat menatap Rhea yang duduk disamping Sagatra. "Rhea bilang kamu sakit. Mamah dateng buat jenguk."

"Telat." Gumam Rhea lirih tapi sepertinya masih terdengar karena setelah itu Demeter langsung memberi penjelasan.

"Mamah ada kerjaan kemarin. Lagipula nggak ada bedanya dirawat sama kamu ataupun mamah kan?'"

Lain dengan Rhea yang kini menatap Demeter, Sagatra justru memilih bangkit. Membuat Demeter dan Rhea langsung menatapnya.

"Mau kemana?"

"Ganti baju. Bentar." Jawab Sagatra acuh tanpa menatap Demeter lalu pergi begitu saja menaiki tangga menuju kamarnya.

Rhea mengedip. Bingung sendiri harus melakukan apa karena ini pertama kalinya dia bertemu Demeter dan Sagatra malah meninggalkan nya berdua dengan ibunya itu.

Seolah tahu jika Rhea kebingungan, Demeter memilih menyimpan tasnya di atas meja. "Sagatra belum makan? Ayo masak sama mamah."

Rhea sempat menatap ragu pada Demeter yang langsung melenggang begitu saja menuju dapur, tapi mengingat jika dia tidak mungkin mengabaikan wanita itu akhirnya Rhea memilih bangkit menyusul Demeter.

Walaupun sebenarnya dia canggung. Bingung harus bertingkah seperti apa karena pembawaan Demeter dan Sagatra berbeda.

"Kamu manggil dokter buat meriksa Sagatra?" Demeter bertanya seraya membuka kulkas. Mengambil beberapa sayuran lalu menyerahkannya pada Rhea.

Secara tidak langsung menyuruh gadis itu memotongnya sedangkan dia mengambil ayam.

"Sagatra nggak mau. Aku kompres doang semaleman." Rhea menjawab. Mulai mengerjakan apa yang Demeter suruh untuk memotong sayuran.

"Nggak masuk kampus berapa hari?"

"Tiga."

"Separah itu sampe libur lama?"

Sejenak, Rhea menghentikan kegiatannya. Menatap Demeter yang bahkan sama sekali tidak bereaksi apapun seolah pertanyaan yang dia layangkan biasa saja.

Rhea ingat jika Demeter memang tidak pernah menunjukan keperdulian pada Sagatra. Wanita yang menjadi ibunya itu hanya lebih perduli pada nilai-nilai Sagatra. Tentang pelajaran dan apapun yang menunjukan bahwa Sagatra pantas berada diperingkat tertinggi.

Dulu, Rhea berpikir jika itu hanya masalah biasa. Toh banyak novel-novel diluar sana yang mengangkat tema sama dimana orangtuanya begitu terobsesi dengan nilai, hanya saja, melihat Demeter sekarang Rhea sedikit bersyukur jika dirinya tidak termasuk dalam anak-anak itu.

"Mamah kira hanya demam biasa."

"Aku yang larang Sagatra ngampus." Rhea menjawab cepat. Membuat Demeter menatapnya dengan alis menukik sebelum mengulas senyum tipis yang terlihat dingin.

"Kamu?"

"Panasnya tinggi. Lagian nggak masuknya juga cuma tiga hari, nggak bikin Sagatra langsung ngulang setahun kan?"

Kini, gadis itu melangkah mendekati wastafel untuk mencuci sayuran.

"Hubungan kalian lebih deket dari terakhir kali mamah ke sini."

RHEALLA : Antagonis's fianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang