Seingat Rhea, Sagatra tidak pernah tinggal bersama Demeter. Sejak kecil, lelaki itu di rawat oleh pembantu yang disediakan Demeter, sedangkan wanita itu memilih tinggal di rumah lain bersama suaminya.
Entah apa alasannya sampai meninggalkan Sagatra sendiri tanpa pengawasan orang tua.
Iya, Sagatra sejauh itu dari keluarganya. Demeter hanya akan datang untuk sekedar berkunjung beberapa kali, itupun hanya karena ingin melihat peningkatan belajar Sagatra. Wanita itu tidak pernah benar-benar perduli dengan anaknya hingga mungkin tak heran kenapa Demeter menolak keinginan Rhea yang memintanya untuk menjenguk Sagatra hari ini.
Lalu, saat usia Sagatra menginjak sebelas tahun, di hari ulang tahun anak itu, Demeter tiba-tiba datang membawa 'Rhea', wanita itu mengenalkannya sebagai anak yang dia adopsi dari panti asuhan. Gadis yang Demeter sediakan untuk menjadi teman Sagatra.
Karena saat itu Sagatra meminta untuk tinggal bersama. Sejenis sogokan agar Sagatra tidak menangis dan memiliki teman bermain.
Mereka tinggal bersama. Hidup berdua tanpa bayang-bayang orang tua sama sekali. Pembantu yang menjaga Sagatra selama ini juga ternyata hanya bekerja dari pagi sampai sore. Sisanya, mereka berdua melakukan semuanya sendiri.
Semua hal hingga sebesar sekarang.
"Eunghh..."
Rhea menunduk. Menatap Sagatra yang sekarang berada di pelukannya. Panas lelaki itu semakin tinggi dan ini sudah berlangsung dari beberapa jam lalu.
Rhea yang tadinya tertidur di sofa kamar Sagatra memilih menaiki ranjang lelaki itu. Berakhir menariknya dalam pelukan sambil sesekali mengelus punggung telanjangnya.
Sepertinya ini akan menjadi malam panjang dimana Rhea tidak akan bisa tidur. Sejak tadi, Sagatra terus saja mengeluh pusing yang membuat Rhea bingung harus melakukan apa.
Rhea mengambil kain di kepala Sagatra. Kembali mencelupkannya dalam air yang entah sudah beberapa kali dia gunakan untuk mengompres Sagatra mengingat lelaki itu menolak dipanggilkan dokter.
Rhea bukan gadis manis yang tahu bagaimana cara merawat orang sakit. Jujur saja, dia sendiri bahkan kesulitan merawat dirinya sendiri apalagi orang lain.
Untung saja ini Sagatra. Tokoh antagonis yang sayangnya dia gilain di kehidupan dulu. Jika tidak sudah Rhea abaikan.
"Mmm..."
"Shttt... Jangan rewel." Rhea menempelkan kembali kainnya di kening Sagatra. Mengusap sisa-sisa air yang menetes di wajah lelaki itu dengan penuh perhatian.
"Ngapain lo masih di sini?" Tanya Sagatra yang ternyata terbangun dan sekarang malah mendongak menatap Rhea.
"Jagain kamu takut mati mendadak." Rhea menjawab enteng dengan tangan yang menarik wajah Sagatra untuk kembali bersandar di dadanya. Membiarkan lelaki itu tertidur. Pun, ternyata tangan lelaki itu juga bergerak memeluk pinggangnya.
"Balik sana. Gue bisa sendiri."
Itu hanya kata-kata. Nyatanya, Sagatra malah semakin merapatkan tubuhnya pada Rhea. Menarik gadis itu agar semakin dekat sambil sesekali kepalanya bergerak pelan di dada Rhea.
Hidungnya dia gesekan ditulang selangka gadis itu. Membuat panas dari napasnya menerpa langsung kulit Rhea.
Oh tuhan. Disaat seperti ini Rhea malah mulai memikirkan hal-hal romantis yang biasa pasangan kekasih lakukan. Ini tidak benar.
Walaupun Rhea menyukai Sagatra, tapi laki-laki ini sedang sakit. Jadi nanti saja jika sudah sembuh.
"Gue nggak butuh lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEALLA : Antagonis's fiancee
CasualeDalam novel Devastating Love, Sagatra itu antagonis yang menyukai kakaknya sendiri, a.k.a pemeran utama wanita. Lelaki itu mengejar Kirana. Namun sayang semua itu sia-sia karena sekeras apapun dia mencoba, Kirana hanya akan bersatu dengan tokoh utam...