6. Hari sial

11 3 0
                                    

Welkambekk gayss!

Heppi Ridingg😁



Setelah hampir setengah jam Lauren membaca buku di kursi bawah pohon yg ada di taman kampus, ia tutup buku itu lalu menaruhnya dipangkuannya.

"Rasanya membosankan, tapi harus ngapain lagi? Bahkan tidak ada satu orang pun yang gue kenal disini, masa iya gue harus jadi seorang kutu buku? Ah sudahlah." Batinnya.
Lauren lalu berjalan entah menuju mana yang terpenting menghilangkan rasa bosan.

Zea "Eh, ray. Liat deh, itu cewek yg diomongin sama cowok² lebay tadi kan?" Menunjuk ke arah Lauren yang sedang berjalan santai menyusuri lorong kampus.

Rayna "He'em" melirik ke samping ke arah Lauren

"Isengin ah!" Seru zea menatap Rayna sembari mengangkat alis, dan dibalas smirk oleh Rayna.

Lauren Pov.

"Kampus nya gede, orang orang lalu lalang kesana kemari, tapi percuma, dari banyak nya manusia disini gue gak punya temen satu pun. Gini ya, rasanya kesepian di tengah keramaian" batinku sembari berjalan menyusuri lorong dan sesekali melihat² kanan kiri. Saat pandanganku terfokus ke kiri kurasakan ada satu kaki jenjang dari kanan yang tiba² menghalangi langkahku, dan *Bugghh!!* Saat itu juga aku hilang keseimbangan hingga jatuh tersungkur ke lantai.

"Ashh shiball!!" Teriakku masih menunduk lalu menyisir rambut yang menghalangi wajahku dengan tanganku, aku mendongak ke belakang menatap tajam kearah dua orang itu, dan berdiri.

"Kalo liat tuh jalan jalan!" Ucap zea sembari cekikikan menertawakanku.

"Dih! Yg ada kalian kan yang sengaja isengin gue?!"

"Buka kacamata item lo" ucap Rayna dengan wajah tanpa ekspresi, dan tangan yang bersilang melipat di dada.

"Apa masalah nya sama lo?"

"Emang lo mau jatoh lagi kayak barusan?!" Balas zea.

"Biarpun kacamata gue item, tapi gue masih bisa liat ya bego!, lag...."

"Gak sopan" potong Rayna dingin

"Ha?" Aku mengernyitkan dahi gak faham

"Ini kampus cok bukan pantai, mending buka kacamata item lo itu daripada nanti jadi sasaran kating pas ospek" jelas zea.

"Rok lo juga kurang atas tuh" sambung Rayna melirik sinis rok miniku.

Aku terdiam sejenak lalu menunduk memperhatikan apa ada yang salah dengan pakaian ku?. Saat aku kembali mengangkat kepala kulihat 2 orang itu sudah beranjak ngelengos tanpa basa basi.

"Dih, freak!" Lirihku sambil kembali berjalan.

"So bad bay!! Baru kali ini gue dipermaluin kaya tadi mana banyak yang liat, awas aja lu berdua" batinku lalu mendudukan diri di kursi yg lumayan panjang.

******

Lauren merogoh tas nya mengambil ponsel dan memainkannya, mencoba menenangkan diri.
Selang beberapa menit saat lauren masih asik memainkan layar hp tiba tiba,

"Teh, punten" seorang perempuan menghampiri dan menyapa ramah Lauren dengan sedikit membungkukkan badan.

"Hah?" Heran Lauren

"Maksudnya, permisi atuh teh" tersenyum dan duduk tepat di samping Lauren

"Ohh" balas lauren yang kembali memainkan layar hp nya.

"Teteh kenapa sendirian aja? Mahasiswa baru ya?"

"Bukan, Gue tukang jualan buku!"

"Ouh, pantesan atuh teh"

*Hufftt..* Lauren menghela nafas kasar "oh god, ujian macam apa lagi ini?" Batinnya.

"Terus kalo gue maba disini, masalah nya apa sama lo?"

"Ya seneng atuh teteh, lily jadi ada temen"

"Dih siapa juga yg mau temenan sama lo?" Ketus Lauren karena sudah terlanjur badmood sedari tadi.

"Teteh galak pisan ih"

"Lo dari tadi manggil gue tete, kurang ajar tau gak Lo, walaupun baju gue kayak gini tapi gue juga punya harga diri, Kalo bukan sama² cewek udah gue gampar lo!" Menaikkan tangan seolah akan menampar lawan bicaranya.

"Hah?" Tanya nya heran.

"Lu, lu manggil gue tete kan?" Menurunkan tangannya

"Astagaa, teteh teh teteh pake H" jelasnya.

"E-emang te-teteh apaan?" Ucap lauren gelagapan dan sedikit salah tingkah karena malu.

"Teteh teh artinya teh ka..."

"Bisa gak sih ngomongnya gak usah pake tuh tah teh teh segala, budek gue lama²"

"Yaudah iya. Jadi, teteh itu panggilan buat kakak perempuan dalam bahasa sunda"

"Dih! Emang gue kakak elo!"

"Bisa gak sih ngomongnya gak usah ngegas terus"

"Yaudah iya"

"Jadi, kalo di jawa kan manggilnya mbak, nah di kita mah teteh"

"Yaudh cukup, jangan panggil gue pake teteh lagi, panggil nama, kita seumuran"

"Siap laksanakan teh, ehh"

"Lauren!" Tegas lauren.

"Siap teh Lauren"

Mendengar itu Lauren melayangkan tatapan tidak suka pada lily. lily langsung menyadari nya lalu kembali terkekeh

"Eh, maksudnya Lauren"

"Umm, pertama tama, kamu tau gak toilet sebelah mana, ren?"

Belum sempat menjawab, Lauren malah tertawa terbahak-bahak.

"Loh, kenapa ren?"

"Li, jadi lo mau nanya apa lagi pidato, anjir!" Lauren kembali tertawa sambil memegangi perut nya, tak tahan menahan tawa receh nya itu.

"Emang ada yg salah ya, ren?"

"Harus nya lo bilang nya tuh ngomong² atau by the way kek, kenapa jadi pertama tama, ege" tidak henti hentinya lauren menertawakan itu.

"Oh gi-gitu yah" ucap Lily sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Udah ah anter lily ke toilet, yu. Dari tadi keliling² nyari toilet gak nemu²"

"Jadi lo nyamperin gue cuma mau minta anter ke toilet doang?"

"iya sih ren, hehe"

"To the point aja napa anjir, lu mau minta anter ke toilet aja basa basi nya udah kesana kesini, kayak orang mau minjem uang tau gak!" Ucap lauren, tertawa kecil.

"Ya yaudah sekalian minjem uang aja, kan udah terlanjur banyak basa basi, hehe"

"Dih! Ngeselin lo ya!"



"Dih! Ngeselin lo ya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Lilya Renatta)

.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote
Yang gak vote bisulan.

Hahahahaha
Maksa banget yakk😂











You Or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang