15. Bermalam di villa Lauren

1 0 0
                                    

Lily, Rayna, dan Zea akan menginap di Villa Lauren, kini waktu menunjukkan pukul 22:00 dan mereka masih asik bersantai sembari makan-makan dan meminum soda di halaman belakang pinggir kolam, berhiaskan lampu remang-remang yang semakin menghidupkan suasana.

"Huhhh, kenyang banget" Ucap Lily menyandarkan tubuhnya dikursi seraya mengusap usap perut.

Zea "Jahan duhu kenhang, mahanan mahih banyahah hah"

Rayna "Ngomong apa sih lo"

"Tiup dulu kek, makanan masi panas pake langsung hap gitu" sahut Lauren

*Glek glek* "ahhh enak banget gila" Ucap Zea setelah meneguk segelas soda dan terus excited menikmati kimchi yang tersaji langsung diatas kompor mini. Begitupun dengan Lauren, kecuali Rayna yang hanya menghisap Vape dan sesekali meneguk soda.

"Anak bunda ayo makan lagi, nak" Ucap Zea seraya mengambil satu tusuk bakso bakar untuk Lily yang sudah menyerah, dengan cepat Lily menggelengkan kepalanya.

"Jangan susah nanti bunda gak kasih uang jajan loh, ayok aaaaaa" ucap Zea sembari mangap mempraktikan

Lily dengan terpaksa membuka mulutnya dan melahap makanan tersebut, nampak pipinya yang menggembung.

"Minumnya minumnya" sahut Lauren dan mencekoki Lily dengan minuman.

Mereka tertawa cekikikan melihat Lily yang kini sudah benar benar menyerah kekenyangan.

Selang beberapa menit makanan sudah mulai habis, mereka menyandarkan tubuhnya ke kursi merasakan betapa penuh perut mereka terisi. Dan Sesekali terdengar sendawa diantara mereka.

"Guys, aku.."

"GUEEE!" Seru Lauren, Rayna dan Zea berbarengan.

"Iya gue tidur duluan ya, baahhh" Ucap Lily menguap lalu beranjak seraya menggeliat merentangkan tangan.

"Kalian udah pada ngantuk juga?" Tanya Lauren.

Zea "Belum nihh"

Rayna "sama"

Selang beberapa menit.

Zea melambai-lambaikan tangan didepan wajah Lauren

"Hah?" Ucap Lauren tersadar dari lamunannya dan menoleh ke samping kearah Zea

"Lo kenapa ngelamun gitu, pengen kerasukan setan apa?"

"Gue cuma keinget terus sama tadi siang"  balas Lauren dengan tatapan kosong seperti menyimpan beban fikiran.

"Lagian lo sih kecentilan banget sama cowok orang" sahut Rayna.

"Ma-maksud lo?" Kaget Lauren

"Kenapa lo mau² aja diajak sama Rey?"

"Itu kan posisi gue lagi sakit, kalo badan gue lagi fine² aja gue juga bakalan nyetir sendiri, lagian gue gak tau kalo rey udah punya cewek"

"Kan ada gue, ada Zea, kenapa gak telepon kita aja? Lo gak anggap kita temen?"

"Rayna, please deh, gue tuh buk..."

"Udahlah lo gausah munafik, lagian sok cantik banget sih lo, udah kejadian kayak tadi kita juga yang kena"

"Ray udah" ucap Zea mencoba menghentikan ucapan Rayna.

"Lagian siapa juga yang mau dibantuin sama lo! Mendingan tadi lo keluar aja tinggalin gue, gue gak rugi!"

"Ch. makanya jadi cewek gausah sibuk tebar pesona"

"Kok lo malah nyalahin gue sih! Gue bukan tipe cewek kayak gitu 4nj1n9!" Ucap Lauren yang sudah tersulut emosi dan langsung berdiri begitupun dengan Rayna dan Zea yang ikut berdiri.

"Ray" Ucap Zea melirik Rayna seperti memberi kode agar menghentikan perdebatan.

"Damn it!" Umpat Rayna seraya beranjak pergi.

"arrghhh!!" Geram Lauren dan ingin menyusul Rayna.

"Ren udah, ren" Zea menahan Lauren dan membawanya kembali duduk.

"Tenang dulu tenang" ucap Zea sembari mengusap² pundak Lauren berusaha menenangkannya.

"Tapi gue gak kayak gitu, ze. Lagian gue dianterin Rey juga berdua sama Lily, kita gak tau harus gimana lagi waktu itu"

"Iya iya gue juga ngerti kok. dengerin ya, Rayna kayak gitu tuh bukan bermaksud jahat sama lo, dia orang yang baik dan peduli. Yaa meski kadang omongannya agak nyakitin hati, tapi seenggaknya dia bukan tipe orang yang bermuka dua, suka atau gak suka dia bakal langsung ngomong. Asal kita tau sama sifat nya aja dan bisa memaklumi, gue yang temenan sama Rayna dari SMA tau betul gimana sifat dia"  jelas Zea lalu tersenyum.

"Dia jadi pendiam dan gampang marah semenjak punya trauma, dulu dia cukup aktif dan gak sependiam seperti sekarang" tambahnya

"Trauma?" Tanya Lauren

"Heem, dia dulunya anak tunggal dari keluarga yang berada, sayangnya dia punya bokap yang gak tau bersyukur, bokapnya tukang judi, selingkuh, sama KDRT. Nyokapnya meninggal pas Rayna masih SMA, bagi Rayna bokap nya  adalah pembunuh, yang udah bunuh nyokapnya melalui fikiran dan fisik, hingga membunuh mental Rayna sendiri. Parahnya, waktu itu bokapnya langsung menikahi selingkuhannya dan tinggal dirumah itu bersama anak dari selingkuhannya."

Mendengar itu, Lauren hanya terpaku tidak menyangka ternyata sesulit itu kehidupan Rayna.

"Semenjak itu Rayna langsung cabut dari rumahnya dan mulai hidup mandiri, meski bokapnya kadang suka mau ngasih uang buat biaya hidup Rayna, tapi dia ogah nerima uang dari seorang pembunuh. Akhirnya Rayna kerja magang di kafe milik orang tua gue, mereka juga udah anggap Rayna sebagai anak sendiri"

"kadang suka bingung anak mereka tuh gue apa Rayna" tambah Zea tertawa kecil.

You Or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang