14. Labrak

1 0 0
                                    

Lauren pov.

Saat ini kami tengah bersantai di beberapa kursi tempat membaca buku di perpustakaan yang letaknya paling belakang setelah jajaran rak buku, disini tenang, hanya ada beberapa orang lagi yang sedang sibuk memilih² buku di rak.

"Ray udah jangan nge Vape Mulu, tar ketauan gimana?" Ucap Lily

"Bodo amat"  balas Rayna dingin seraya meniupkan asap dari mulutnya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang lebih dari dua orang memasuki perpustakaan, kurasa orang orang itu berjalan kearah kami, aku lalu menolehkan kepala, dan ternyata benar, kulihat 4 orang perempuan berjalan di lorong rak buku, nampak orang orang disana membungkukkan badan saat keempat orang ini berjalan masuk.

*Ekhemm* Zea berdehem, Rayna sontak memasukkan Vape nya ke dalam saku Hoodie yang ia kenakan. Nampak teman temanku yang saling lihat lihatan, seperti ada sesuatu.

Kemudian 4 orang itu berhenti di hadapan kami. 3 orang duduk asal diatas meja dan 1 orang diantara mereka yang masih berdiri.

 3 orang duduk asal diatas meja dan 1 orang diantara mereka yang masih berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hay, ketemu lagi kita" ucapnya. Tidak tahu kenapa rasanya tiba-tiba suasana jadi tegang saat ini

ia menatap satu persatu wajah kami mulai dari Rayna, Zea, Lily dan terakhir wajahku, kulihat ia menatap diriku lebih lama dibanding teman temanku. Dia berjalan mendekat ke arahku sembari menyilang tangan di dada.

"Jadi ini yang namanya Lauren?" Ucapnya dengan senyum smirk. Aku hanya menganggukkan kepala mengiyakan.

"Akhirnya kita ketemu juga, btw kenalin gue Sherin Gracelya Christie" mengulurkan tangannya kearahku. Sementara Aku hanya bengong tidak berkedip melihatnya, ia lalu mengangkat alisnya dan tersenyum, aku tersadar lalu berdiri dan mengangkat tanganku untuk berjabat tangan dengannya

"AKHH!" Pekikku saat kurasakan begitu keras genggaman tangannya ditambah ia menusuk punggung tanganku dengan kukunya.
ia hanya tersenyum smirk menyeringai tanpa melepaskan genggamannya.

"Eh! Lo apain temen kita ha?!" Sontak Rayna berdiri disusul dengan Zea dan Lily yang ikut berdiri, Lily yang kebetulan berada disampingku, membantuku melepas genggaman Sherin, Wanita itu kemudian melepaskan genggamannya. Lalu menerima tissue dari salah satu temannya dan mengelap tangannya. "Kotor" Ucapnya dingin.

"Wih gue kira cupu lo pada, ternyata berani juga ya, ngerii ngerii" ejek salah satu teman Sherin disusul dengan tawa yang lainnya.
Sementara Rayna sudah mengepalkan tangan dan mengertakan gigi saking kesalnya.

"Gue peringatin lo, jangan pernah deketin cowok gue lagi!" Seru Sherin menatap tajam ke arahku.

"Ma-maksudnya?"

"gausah munafik lo"

"Ya emang gue gak tau apa²"

"Dih, pengen gue siram muka sok polos lo"

"Siram aja sher! Biar seru!" Sahut salah satu teman Sherin.

"Rey. lo ingat nama itu dan jangan pernah deketin dia lagi!" Ucap Sherin menatapku penuh ancaman.

"Rey? Gue gak pernah sekalipun deketin cowok brandal itu, sorry"

"Sialan! Justru lo yang brandal! pake deketin cowok orang segala, gausah kecentilan lo!"

"Idihh pacar lo kali yang kecentilan sama Lauren!" Sahut Zea Dengan amarahnya

"Cowok mana ada centil b4ngsat!" Balas Rayna pelan.

Sherin merogoh saku mengeluarkan ponsel miliknya dan menunjukan satu foto padaku. Betapa terkejutnya aku ketika kulihat bahwa itu adalah foto Rey dan diriku saat hendak memasuki mobil milik Rey.

"I-itu itu emang Rey yang maksa buat nganterin gue pas kebetulan gue lagi sakit"

"Gausah banyak bacot lo, lagian cewek mana sih yang gak mau dianterin sama pacar gue, udah ganteng, mobilnya keren dan yang terpenting"

"Dia adalah anak pemilik kampus ini, crazy rich" tambahnya berbisik ditelingaku.

"Gue berani sumpah kalo emang dia yang maksa gue!" Ucapku meyakinkan

"Awhh!" Pekikku saat Sherin menjambak rambutku ke belakang.

"Jadi lo ngerasa lo di spesialin sama dia, ha! Jangan ngarep lo! Asal lo tau, cuma gue yang dia suka di antara banyaknya cewek di kampus ini!" Ucapnya seraya mengertakkan gigi.

Teman temanku memang nampak panik dan khawatir tapi diselimuti rasa takut juga, kecuali hanya Rayna yang berani melangkah

"Lepasin dia gak lo!" Seru Rayna dan bergegas ingin menghampiriku

"Mau ngapain lo, ha!" Sahut salah satu teman Sherin yang menahan Rayna

"Lepasin gue, argh!!" Berontak Rayna namun tetap tidak bisa lepas.

Sementara Sherin yang masih sibuk menjambakku seraya mengeluarkan kata-kata makian nya padaku yang tengah berusaha melepasnya.

Seakan keberanian kini sudah terkumpul, Zea sontak menghampiri Rayna dan menggelitik dari belakang perut wanita yang menahan Rayna,  wanita itu memekik merasa kegelian tapi tetap tidak melepaskan Rayna sampai akhirnya Rayna menginjak kaki wanita itu hingga berhasil terlepas.

Di sisi lain, Lily yang sibuk membantu melepas jambakkan Sherin padaku, namun tiba tiba-tiba dua orang kawanan Sherin menghampiri dan menahan tangan Lily, namun tidak tinggal diam, Lily langsung menggigit tangan Sherin agar melepas jambakkannya.

"AH!! Gila lo ya, sakit banget bangke!!" Sherin terpekik seraya memegangi tangannya dan kemudian dihampiri oleh kawanannya

"Omg sherin, sampe membekas itu"

"Jorok lo pake gigit² temen gue segala!"

"Harus cepet² dibersihin pake kembang tujuh rupa itu, sher"

Begitulah bacotan² kawanan Sherin yang panik melihat keadaan Sherin.

"Kurang ajar kalian semua! Awas aja nanti!" Ucap Sherin sesekali mendesis lalu beranjak pergi dengan kawanannya meninggalkan kami.

"Lo gapapa, ren?" Ucap Zea setelah mendekatiku dan Lily yang tengah membereskan rambutku yang sudah agak teracak acak.

"Gue gapapa kok"

"Yaudah yu kita keluar aja dari sini" ajak Rayna. Kita pun mengiyakan ajakan Rayna lalu berjalan menuju keluar.

"Apa lo liat liat?" Ucap Rayna saat menyadari orang² disini tengah memperhatikan kita.












You Or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang