13. Awal dari??

5 0 0
                                    

kelas telah selesai dan kini sudah tiba waktunya pulang.
Zea dan Rayna pulang lebih dulu menggunakan mobil milik Zea.

Tubuhku sedari pagi rasanya kurang fit, dan kepala yang masih agak pusing, jujur saja aku masih sakit dan hari ini belum minum obat sama sekali, aku tidak suka obat, kecuali ketika masih tinggal bareng mama sama papa, aku pasti selalu rutin meminum obat ketika sakit, itu pun karena mama yang bawel nya kebangetan.

Aku berusaha menguatkan diriku karena sebentar lagi aku  akan pulang ke villa dan akan meminum obat lalu Istirahat, meski saat ini rasanya malah semakin menjadi-jadi, mungkin karena terlalu dipaksakan untuk beraktifitas. Saat aku dan Lily berjalan menuju area parkir, tubuhku sudah tak karuan lagi, aku menutup mata dan memijat kening, kepalaku kini tambah semakin pusing sampai aku merasa mual. Lily menahanku dari samping lalu membawa ku melipir untuk duduk.

"Ren, kamu gapapa kan?"

"Lauren badan kamu panas banget loh, kayaknya kamu demam lagi"

Aku membuka mataku dan mengerjap ngerjapkannya   berharap rasa  pusingku saat ini bisa berkurang, aku harus kuat agar aku bisa pulang.

"Gue gapapa Li" ucapku lalu berusaha bangkit, saat berdiri ternyata tubuhku malah semakin melemah hingga aku hampir terjatuh namun seseorang dari arah kanan langsung sigap menahanku.

"Lauren lo kenapa?" Ucapnya panik

"Lepasin" balasku seraya menepis tangannya, tubuhku memang sedang lemah tapi aku tidak ingin merepotkan orang gak jelas ini bahkan untuk melihatnya pun rasanya malas sekali. Orang itu mendudukkan ku kembali dan bertekuk lutut dihadapanku. Namun aku tetap memandang ke arah lain.

"Lo pulang sama siapa, ren?"

"Dia bawa mobil sendiri dan pulang sendiri, kak" sahut Lily.

"Loh, kenapa gak bareng sama kamu?"

"Aku mah tinggal di asrama jadi jalan kaki juga bisa"

"Tapi Kamu bisa bawa mobil kan, Li?"

"Kalo aku bisa nyetir mah dari tadi juga udah aku anter pulang Lauren"

"Um gini deh, gue anter lo pulang pake mobil gue ya, ren" ujar Rey menatapku.

Aku hanya terus terdiam tanpa menjawab sepatah kata pun, rasanya sekedar bicara saja aku butuh energi besar untuk situasi ku saat ini.

"Terus mobil Lauren gimana kak?" Sahut Lily.

"Udah itu mah gampang, nanti temen gue yang bawain"

"Yaudah yu cepet, tar lo keburu kenapa²" ajak Rey lalu memapahku menuju mobilnya

"Li, kamu ikut kita ya"

"Iya ayok, kak"

~~~

dua mobil memasuki villa tempat Lauren tinggal, satu mobil miliknya yang dibawa oleh teman rey kini terparkir di garasi sedangkan satunya lagi milik Rey hanya terparkir asal di halaman villa, dengan segera mereka bergegas keluar, Rey kembali memapah Lauren sedangkan Lily membuntuti dari belakang, sesampainya didepan pintu

"Udah sampe sini aja"

"Engga, gue anterin sampe dalem"

"Gue bilang sampe sini ya sampe sini!" Seru Lauren lalu mendesis memegang kepalanya yang masih pusing.

"Yaudah atuh kak Rey langsung pulang aja, Lauren biar Lily yang jagain, makasih ya udah nganterin" sahut Lily seraya mengambil alih memapah Lauren.

"Eh tunggu dulu"

"Apa lagi sih" Sentak Lauren

"Ini kunci mobil lo mau dibuang aja?" Ucap Rey menggantungkan kunci di tangannya.

Sontak Lily langsung mengambil kunci yang ada di tangan Rey, lalu tersenyum dan menutup pintu kembali memapah Lauren.

Keesokannya saat Lily sudah pulang dari kampus lalu menuju asrama, tepat di gerbang masuk asrama, ia melihat laki laki yang sedang menunduk memainkan layar ponsel dengan sebelah tangannya menenteng kantong kresek putih lumayan besar, saat Lily semakin mendekat, laki laki itu sontak mengangkat kepalanya.

"Lily!" Tegurnya.

Disana tidak banyak orang bahkan sepi karena Lily pulang agak telat hari ini, tapi meski sepi laki laki itu terlihat celingak celinguk melihat ke sekitar.

"Kak rey? Ngapain disini?" Tanya Lily

"Kamu mau ke villa Lauren lagi gak, Li?" Tanya balik Rey tanpa menghiraukan pertanyaan Lily.

"Kebetulan sekarang Lily mau kesana, ini mau ngambil motor dulu"

"Ouh bagus deh, gue titip ini buat Lauren ya"  menyodorkan kantongnya dan diterima oleh Lily.

"Tapi jangan bilang dari gue, bilangnya dari kamu aja, Li"

"Sama kalo dia gak mau makan ini, paksa dia buat makan, jangan sampe ngebiarin dia gak mau makan, pokoknya kasih makan yang banyak sama suruh minum obat juga, biar cepet sembuh. Oh ya, Kalo Lily mau juga, tinggal ngambil aja itu lumayan banyak kok buat kalian berdua" cerocos Rey yang dibalas anggukan oleh Lily, belum sempat Lily bilang terimakasih, Rey langsung bergegas pergi begitu saja entah kemana.

~~~~

Sudah 2 hari Lauren tidak masuk kampus, tepat di hari kedua, Lily kini datang ke villa Lauren lagi tapi kali ini dia datang bersama Zea dan Rayna. Kini kondisi Lauren sudah lumayan membaik, mereka berkumpul di sofa sembari sesekali bercanda mencoba menghibur Lauren, saat ditengah tengah candaan, wajah Zea kini berubah menjadi sedikit serius.

"Eh, ren, lo emang punya kenalan kating cewek ya?"

"Ha? Gue gak punya kenalan satu pun kating cewek, emangnya kenapa ze?"

"Ituloh, udah dua hari ini kita di datengin mulu sama kating kayaknya satu circle gitu deh, gilakk pada cantik² banget tau, yaa walaupun masih cantikkan gue sih"

"Dih" sahut Rayna melirik Zea.

"Ih meni pada judes gitu juga, gak suka aku mah" ujar Lily.

"Terus apa hubungannya sama gue?" Tanya Lauren

"Nah itu, salah satu diantara mereka yang keliatan paling dominan banget, itu dia nanyain lo mulu"

"Nanyain gue? Mau ngapain?" Heran Lauren.

"Kita juga gak tau, ren, makanya nanya sama kamu, eh sama lo" balas Lily.




SEE YOU NEXT CHAPTER DEAR🤗🧡

























You Or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang