12. Sakit

3 0 0
                                    

Lauren pov.

"Kenapa gak ke kampus, kamu baik-baik aja kan?"

"Aku lagi gak enak badan pah"

"Kamu sakit apa Lauren? Sejak kapan?"

"Dari pas pulang camp, pah"

"Yaampun, udah berobat belum?" Terdengar suara khawatir papa dari balik telepon.

"Belum pah, tapi udah dibeliin obat kok tadi sama temen Lauren, lagian cuma demam doang besok juga sembuh" ucapku meyakinkan.

"Maafin papa ya, Papa belum bisa kesana, papa masih di Singapura. Nanti kalo udah pulang ke indo, papa bakalan langsung kesana, ya"

"Hmm, iya pa"

"Gimana kuliah kamu lancar kan?"

"Lancar² aja pah, tapi ada satu orang yang suka ganggu aku tau pah, kakak tingkat aku, dia nyebelin banget, gak jelas, sok asik, tapi aneh nya dia bisa tau nama papa"

"Hmm siapa nama nya? Nak Rey bukan?"

"Iya betul pah, papa harus kasih pelajaran sama dia!" Seru ku.

"Itu emang papa yang suruh dia buat jagain kamu Lauren"

"Apa?! Maksud papa?" Tanyaku heran terkaget.

"Tunggu, papa jelasin dulu Lauren. Jadi, Rey itu anak sahabat papa yang punya kampus itu, papa nitipin kamu ke dia biar papa tenang kalo kamu ada yang jagain di kampus,  biar orang² gak berani macem² sama kamu. lagian dia anak baik kok" jelasnya.

"Baik darimana nya pah! Asal papa tau, sikapnya aja nyebelin banget bikin Lauren emosi mulu!" bantahku.

"Mungkin itu cara dia deketin kamu Lauren, dia baik juga sopan, papa percaya sama dia. Udah ya, nanti kamu tau kok sisi baiknya kayak gimana"

"Gak bisa gitu dong pah, Lauren gak suka di deketin sam...."

"Udah udah, papa tutup dulu ya teleponnya, mau lanjutin kerja dulu" ucap papa memotong ucapanku lalu menutup telepon.

"ARGGHH!!!" Geram ku seraya membanting hp keatas kasur disampingku.

*Flashback*

Reyndra pov.

aku berjalan menuju kantin untuk menghampiri teman temanku yang sudah spam banyak pesan menungguku disana, ku balas pesan nya sembari berjalan cepat, aku terlalu fokus pada layar ponsel ku hingga
*Brukk!!* Aku menubruk seorang wanita di depanku, wanita itu sontak membalikkan badannya menghadap kearahku setelah ia hampir terjatuh karena ku.

"Lily?" Ucapku menunjuk padanya.

"Lily gapapa kan? Sorry ya barusan gue terlalu fokus ke hp" tambahku.

"Ah kak rey, i-iya aku gapapa kok"

"Aku duluan ya" tambahnya lagi seraya tersenyum, aku menahan tangannya saat hendak pergi.

"Eh tunggu dulu, btw kenapa sendirian aja, Lauren mana?"

"Lauren lagi sakit kak"

"Hah? Sakit apa dia?"

"Katanya mah demam "

"Kamu tau dimana Lauren tinggal?"

"Tau kak"

"Kasih tau gue sekarang"

Lily memberi alamat Lauren dengan lengkap. Entah karena polos atau terlalu baik, semudah itu Lily memberi tahu ku tanpa bertanya untuk apa aku menanyakan alamat Lauren.

Tanpa fikir panjang aku langsung bergegas ke parkiran, ku lajukan mobil sport ku, tanpa membunyikan klakson dan menurunkan kaca mobil pun security sudah dengan sigap membukakan gerbang untukku, ia sudah tau betul dengan mobil ku, dan kebiasaan bolos ku yang tak ada satupun yang berani menghukumku kecuali ayahku, dan siapapun yang berani mengadu pada ayahku, akan ku beri dia pelajaran.

You Or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang