FIGURE IT OUT

705 88 15
                                    







Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!


















JiMin kembali lewat tengah malam, hatinya mencelos saat melihat Winter yang tertidur di luar kamar, Winter merebahkan kepalanya pada lipatan tangan di atas meja. Sepertinya Winter benar- benar menunggu JiMin pulang.

Dadanya kembali berdenyut, JiMin sadar jika dirinya sudah keterlaluan, akal sehatnya kalah oleh emosi juga ketakutan perihal perasaannya pada Winter.

JiMin dengan hati- hati dan begitu telaten menggendong Winter di punggung, ia bawa masuk dan merebahkan tubuh Winter ke kasur dengan penuh kehati- hatian pula, seperti saat pertama kali.

"JiMin..." seperti biasa, Winter selalu menyadari keberadaan JiMin.

JiMin terkesiap, ia melirik Winter yang menggeser tubuhnya sendiri untuk memberi ruang rebah bagi JiMin. Namun JiMin malah beranjak, melepas jaketnya, JiMin bahkan bersiap melangkah menjauh.

"Mau kemana?" Tanya Winter lirih yang memutuskan untuk duduk.

"Aku akan tidur di sana." JiMin menunjuk sofa kecil di dekat meja makan.

Entah kenapa JiMin memilih untuk bersikap dingin pada Winter.

"Jangan, JiMin..."

"Wae?!" Ketusnya tanpa menoleh pada Winter.

"Tidur di sini denganku, JiMin."

"Aku akan tidur denganmu tapi Kau tidak boleh memelukku."

"Wae?"

JiMin akhirnya berbalik, ia geram pada Winter yang selalu bertanya.

"Bisa tidak, jangan banyak tanya?!" Kembali JiMin membentak Winter.

Winter kembali tersentak, ia meremat ujung kaosnya, "Turuti saja apa kataku!"

JiMin kembali dirundung emosi, dia kembali kalah atas ego yang tak berdasarnya.

"Sebenarnya Kau itu apa?" Terucap sudah apa yang selama ini ingin ia tanyakan.

"Kau itu mahkluk apa, Winter..."

JiMin pikir, jika Winter dulu tak bisa menjawabnya, mungkin sekarang ia bisa memberi JiMin jawabannya.

"Saram..." cicit Winter.

JiMin tertawa sumbang mendengar jawaban Winter, bahkan air mata telah menganak di pelupuknya.

"Hah!" Dadanya bergetar, rasanya sungguh menyakitkan.

"Jika Kau manusia, sudah sejak dulu aku merusakmu hanya untuk memuaskan nafasku, Winter!"

Dadanya naik turun menahan gejolak amarah yang timbul di balik rasa sedihnya. JiMin kepal kuat kedua tangannya, menahan diri untuk tak bersikap kasar pada Winter. Satu butir air mata telah lolos, JiMin memutuskan untuk kembali keluar, kembali meninggalkan Winter dengan membanting pintu.

Winter menunduk dalam, wajahnya juga terlihat sedih meski air matanya kering. Winter melirik pada jaket JiMin yang tergeletak di lantai, ada sobekan memanjang di dekat kerah jaket yang telah lusuh.


















SungChan terlonjak kaget saat Winter tiba- tiba berdiri di belakangnya, pria itu perlahan menutupi tubuh bagian atasnya dengan seragam cafe.

JiMin tengah memberikan Winter silent treatment, jadi Winter tidak bisa mendekati JiMin, JiMin membuatnya takut. Aeri dan HaeWon juga tampak sibuk, Winter jadi tidak bisa menanyakan sesuatu pada mereka. Hanya tersisa SungChan yang terlihat baru saja datang, Winter membuntutinya saat pria itu akan berganti pakaian.

PYGMALION : WINTER (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang