MORNING KISS

1.1K 113 12
                                    












Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!






















JiMin sejak tadi mendekap erat Winter, bagaimana tidak, Winter benar- benar keberuntungan di hidupnya. Berkat Winter, dia bisa merasakan makanan bernama beef steak.

Sekarang mereka tengah menikmati makan malam mewah kebaikan hati dari big boss Aeri, tentu saja karena permintaan Winter. Hitung- hitung juga sebagai permintaan maaf Aeri pada sang sahabat untuk kejadian tadi sore.

"Winter sayang..."

Aeri memanggil Winter, yang di panggil tampak asyik mengunyah, yang tak di panggil melotot tak suka padanya. JiMin bahkan mengangkat pisau dagingnya, tidak tahu terima kasih memang, padahal dia juga ikut ditraktir makan malam mewah.

"Unnie Unnie Unnie."

"Ne!" Jawab Aeri dan JiMin berbarengan.

Oh! Winter menghadap Aeri, jadi yang di panggil unnie oleh Winter adalah Aeri. JiMin berikan tatapan sinis pada Aeri, Aeri malah membalasnya dengan menjulurkan lidah, merasa menang atas atensi Winter.

"Kamsahamnida." Winter menunduk kecil pada Aeri.

Tapi detik berikutnya, JiMin segera berdiri dan menahan kepala Winter. Mereka bertiga terdiam dengan posisi ambigu, di mana leher Aeri telah ditarik Winter dengan Winter yang telah memajukan bibirnya, sementara JiMin yang setengah berdiri dari kursinya dengan tangan memblockir dahi Winter.

Jangan- jangan Winter berniat mencium Aeri seperti yang ia lakukan pada JiMin setelah berterima kasih seperti saat di cafe.

"Ehem!" Aeri berdeham untuk melepas kecanggungan.

"Winter, lepaskan tanganmu dan kembali makan, ya?" JiMin berujar selembut mungkin, meski dirinya ingin menjambak Aeri.

Winter mengangguk, dia melepas leher Aeri dan kembali pada makanannya, begitupun dengan JiMin yang kembali keposisi semula.

"Apa yang Kau ajarkan pada Winter?" Desis JiMin, tak mau sampai si kecil imut nan menggemaskan itu dengar.

"Ayolah... aku hanya mengajarinya menyapa dan berterima kasih seperti orang Amerika."

Jawab enteng Aeri lalu mencubit pipi menggelembung Winter, tak tahan dia melihat Winter yang menyimpan daging di pipinya sebelum dikunyah.

"Lepaskan tanganmu dari sana." Desis JiMin lagi.

Aeri melepas cubitannya, "Hahahaha... Kalian pasangan yang menggemaskan."

Wajah JiMin bersemu dengan lontaran dari Aeri, tapi dirinya juga merasa sedih. Menurut JiMin, Winter itu sosok yang bahkan tak tahu apa itu perasaan. Dia hanya akan melakukan apapun yang disuruh atau diajarkan. Kalaupun JiMin harus menaruh hati, tentunya bukan pada Winter.

"Kau ada rencana mencari keluarga Winter?" Tanya Aeri yang memindahkan daging potongan terakhirnya dipiring Winter.

"Lebih baik aku menunggu sampai ada yang mencarinya. Banyak orang jahat didunia ini, aku tidak bisa begitu saja menyerahkan Winter pada orang yang mengaku sebagai keluarganya."

JiMin melirik Winter yang memindahkan daging pemberian Aeri ke piringnya.

Entah sampai kapan kebohongan JiMin menyoal Winter akan berakhir? Karena sampai kapanpun, tidak akan ada yang mencari Winter. Keluarganya... bukan, pemiliknya! Pemilik Winter itu JiMin sendiri, Winter hidup dari patung yang ia buat. Tapi untuk memberitahu kebenarannya, itu begitu sulit bahkan mustahil. Ini seperti cerita hantu, kita tidak akan mempercayainya sebelum melihatnya sendiri.

PYGMALION : WINTER (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang