CRUEL TEMPTATIONS

790 87 12
                                    






Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!

























( CW: Blood, gore, sexual harassment )

















Ning mengerjapkan matanya, kepalanya serasa berputar-putar dengan perih di bagian pelipis. Ia meringis, merasakan denyutan di kepalanya, bahkan setengah wajahnya berlumuran darah.

Matanya membelalak dengan pemandangan di sekitarnya, keringat dingin muncul dengan air mata yang semakin deras. Andaikan mulutnya tak tertutup kain, pasti dirinya sudah menjerit sejadi-jadinya. Andaikan kedua kaki serta tangannya tak terikat, dirinya sudah pasti berlari mendobrak pintu. Tapi Ning tak berkutik dengan tangan serta kaki yang terikat, juga mulut yang di bekap dengan kain, tergeletak di lantai suatu ruangan sempit dengan pencahayaan minim.

Meski terlihat tak jelas, namun Ning tahu apa yang ada di hadapannya. Seorang wanita tua duduk terikat di kursi, di ujung kakinya yang terikat. Di atas ranjang, seorang wanita muda meringkuk di atasnya, keadaan wanita itu bahkan jauh lebih buruk dari Ning. Dengan tubuh setengah telanjang dan jarum suntik dibiarkan tertinggal menancap di tangan wanita itu.

Ning mengerang tangis, dia benar- benar ketakutan, ditinggal sendirian di tempat mengerikan ini. Dia membalik tubuhnya agar tak melihat pemandangan mengerikan itu, meski dengan bersusah payah.

"Emmrrgh!!!"

Ning menjerit dalam bekapannya dengan mata yang semakin melebar, saat ia melihat hal lebih mengerikan tepat di depan wajahnya begitu ia berbalik. Satu lagi, seorang wanita muda lainnya, dengan mata terbuka namun wajahnya penuh dengan lebam.

















"Ige mwoya?" Tanya Aeri begitu turun dari mobil dan menangkap pemandangan gedung tempat tinggal lama JiMin.

"Kata TaeYong oppa, semua penghuninya sudah pindah. Ahjumma juga jarang terlihat."

JiMin turut memperhatikan gedung dengan penerangan minim itu. Ia melangkah maju terlebih dulu.

"Semoga Winter dan Ning tidak di sini."

"Michyeosseo!" Delik Aeri, "Kau pikir club tempat JaeMin kerja lebih baik?"

"Kita berpencar, Aeri."

"Mwo?" Kembali Aeri mendelik.

"Mereka hanya berdua. Kata TaeYong oppa, JaeMin bahkan tak di sukai sesama rekan kerjanya di club."

"Tapi bagaimana kalau gedung ini berhantu?" Aeri menatap langit- langit gedung penuh bercak dengan bentuk menyeramkan.

"Hoksi." Kata JiMin yang diam- diam telah lenyap di balik belokan.

"JiMin..." Aeri berbalik, namun netranya telah kehilangan JiMin. "Shibal!"

JiMin membawa langkah kakinya ke kamar lamanya, perasaannya berkata bahwa JaeMin membawa Winter ke sana. Lagi pula kamar JaeMin juga ada di depan kamarnya, pasti salah satu dari ruangan itu.

JiMin lebih dulu membuka dan mengintip kamar JaeMin, gelap dan kosong. Dengan hati- hati ia berbalik ke kamarnya, ia buka perlahan,

"Eemmmhh..."

JiMin langsung membanting pintu begitu mendengar sebuah erangan. Tampak Winter dari pencahayaan luar gedung pada jendela kamar, terbaring dengan tangan dan kaki terikat, mulutnya juga di plester. Ada HaeChan diatas Winter dengan smirknya.

KRIET...

KLIK!

Pintu belakang terbuka perlahan dengan pencahayaan lampu menyala. JiMin memutar tubuhnya, JaeMin menyeringai di belakangnya.

PYGMALION : WINTER (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang