HER GAZE

702 85 11
                                    











Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!



















JiMin tahu, ia sadar bahwa mungkin dirinya sudah jatuh pada Winter.

Dengan sadar pula ia menolak jatuh hatinya, jatuh cintanya pada Winter.

JiMin tetap kukuh pada pendiriannya, bahwa Winter bukanlah seseorang yang bisa ia beri hatinya.

Menyedihkan memang, menekan perasaannya untuk keluar. Dia harus mempertahankan kewarasannya dengan tidak lebih jauh lagi terpesona pada Winter, cukup sudah kewarasannya di peras oleh kemunculan Winter yang begitu tak masuk akal.

Benar. Winter milik JiMin, tapi juga tak bisa JiMin miliki.








"JiMin, ini..." Winter menghampiri JiMin dan memberikan cake yang telah ia hias.

JiMin menerimanya, memasukan cake tersebut ke dalam etalase, dia menghadap Winter setelahnya.

"Gomawo, Winter." Ucap JiMin sembari menepuk pelan pipi Winter.

Jantungnya berdenyut nyeri, sesak.

Winter mengangguk dan kembali ke dalam.

Winter kini telah resmi menjadi salah satu staf Aeri, dia ada di belakang membantu Aeri membuat serta menghias berbagai macam dessert. Sekarang Winter memiliki uangnya sendiri, JiMin mengajari Winter untuk menyimpan uangnya.

Aeri muncul dari pantry, berjalan mendekati JiMin dengan strawberry di tangan, dia berdiri di samping JiMin, memasukan strawberry ke mulutnya. Aeri melihat cafe miliknya masih sepi.

"Tidak mau bilang pada Winter?" Tanya Aeri yang tatapannya mengarah ke depan.

"Bilang apa?" JiMin juga melabuhkan netranya ke depan.

"Perasaanmu, JiMin."

JiMin tersedak ludahnya sendiri, terbatuk, dan memalingkan tatapannya pada Aeri.

Apa begitu jelas? Apa perasaannya begitu jelas terbaca? Bukankah sikap JiMin pada Winter biasa saja?

JiMin mendengus, menyembunyikan kekhawatirannya, "Jangan bicara asal!" Kembali menatap ke depan.

Aeri menelan strawberry-nya, "Aku tidak bodoh, Yu JiMin. Tatapanmu sama seperti SungChan saat menatap Winter."

JiMin kembali menoleh padanya, "Bedanya, SungChan menunjukannya secara terang- terangan."

JiMin diam. Bahkan tanpa menatap Winter penuh cinta, semua orang juga akan tahu kalau dia menyukai Winter, dari caranya yang terang- terangan cemburu pada SungChan.

Bahkan akhir- akhir ini dia mengalami ketegangan seksual saat Winter mendekapnya erat ketika mereka tidur, juga sesi morning kiss yang selalu Winter berikan.

Aeri juga mengalihkan perhatiannya pada JiMin, lalu tersenyum, senyuman seorang sahabat.

"Jangan jadi pengecut JiMin. Apa yang Kau takutkan?"

"Bukan seperti yang Kau bayangkan, Aeri." JiMin menggeram, ia menghela nafas panjang.

"Aku tidak bisa jatuh cinta pada Winter."

Salah!

JiMin sadar, dirinya sudah terlanjur jatuh pada Winter.




















"Wae, JiMin?"

"JiMinie..."

Belum sempat JiMin membalas pertanyaan Aeri, suara seorang pria yang begitu ia kenali menginterupsi mereka. Seketika ketakutan menjalar di tubuhnya, JiMin menegang dengan degub kencang.

PYGMALION : WINTER (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang