WINTER

1.1K 113 4
                                    






Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!



















"Silakan pesanannya." Aeri meletakan secangkir kopi di hadapan pelanggan setia cafenya, "Selamat menikmati." Ucap Aeri lagi sebelum beranjak pergi.

"JiMin unnie tidak ada?" Tanya pelanggan yang memang setiap hari mampir ke cafenya.

"Oh... JiMin hari ini tidak masuk, dia ijin sakit." Aeri melempar senyum pada pelanggan setianya itu.

"Apa ada perlu dengan JiMin?" Tanya Aeri memastikan.

Si pengunjung yang berwajah manis menggeleng, "Bukan... cuma biasanya selalu JiMin unnie yang menyajikan." Jawabnya lantas turut tersenyum.

"Ah..." Aeri menggaruk tengkuknya. "Mian." Ucapnya setelah itu, "Kalau begitu saya permisi."

Pengunjung itu juga menunduk membalas Aeri, selepas kepergian Aeri, ponselnya nampak berdering menunjukan panggilan dengan nama 'EunHa unnie'. Ia lantas meraih ponselnya dan segera menggeser tombol hijau.

"Ne Unnie..." ia tampak menghela nafas, "Tidak apa- apa, Ning sudah biasa."

Si pengunjung cafe bernama Ning mengulum senyum, "Tidak ada yang menemaninya, ahjussi ada operasi, ahjumma juga sedang tidak ada... ne. Jangan khawatir Unnie."

Ning segera menjauhkan ponselnya setelah si penelephone mematikan sambungan, ia memasukan ponselnya ke hand bag yang ada di atas meja. Ning menoleh sejenak ke arah bagian kasir yang biasanya di isi oleh sosok JiMin, yang sekarang di gantikan oleh si pemilik cafe sendiri, Aeri.

Ia kembali membaca novel yang sejak tadi ia letakan di meja, membalik mencari halaman terakhir yang dia baca. Sesekali ia menikmati kopi pesanannya tadi.

Sudah lebih dari 6 bulan ini dirinya selalu mampir ke cafe ini, sebelum dirinya menjaga sang sahabat di rumah sakit yang tak jauh dari cafe. Sang sahabat sendiri yang sejak 6 bulan lalu memang tengah mengalami koma akibat sebuah kecelakaan, dirinya sendirilah yang dengan suka rela bergantian menjaga sang sahabat di saat anggota keluarga yang lain sedang tidak bisa.

Dan sejak 6 bulan juga dirinya telah menjadi pelanggan setia di cafe tempat JiMin bekerja, maka dari itu ia sempat menanyakan kehadiran JiMin. Bukan karena mereka akrab, tapi karena JiMinlah yang biasanya menyajikan pesanannya.

















Pertama, JiMin tidak bisa terus menerus seperti ini, seharian di rumah.

Kedua, mahkluk ini juga makan, yang artinya pengeluarannya akan bertambah.

Kalau soal pakaian, dia bisa meminjamkannya. Pakaian dalam sudah di belikan baru tadi.

Ketiga, jika pemilik apartment mengetahui bahwa ada penghuni lainnya, maka dia harus membayar biaya tambahan.

JiMin sekarang duduk di bawah, bersandar pada lemari pendinginnya, tatapannya kosong ke depan. Kepalanya serasa akan pecah memikirkan hidupnya, hidupnya yang pas- pasan sekarang harus menanggung sesosok mahkluk yang tidak tahu sebenarnya apa.

Kenapa mahkluk itu harus makan?!

Kenapa mahkluk itu harus terlihat?!

JiMin mencengkeram kuat rambutnya, ia pun tertawa miris. Tiba- tiba ia menegakan tubuhnya, lalu tersenyum menakutkan.

"Apa kujual saja dia? Cantik begitu, pasti harganya mahal."

JiMin menggelengkan kepalanya heboh, ia melotot menyadari dirinya punya pemikiran seperti itu.

PYGMALION : WINTER (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang