Dengan setelan biru tua juga dasi berwarna senada, Doyoung akhirnya berangkat ke tempat kerja barunya dengan perasaan bahagia. Hari ini akhirnya tiba, hari pertamanya bekerja di kantor utama yang ada di pusat kota.
Ada perasaan bangga walau tidak dapat dilihat orang lain, sekuat tenaga Doyoung menahan diri untuk tidak tersenyum lebar ketika ia membuka akses portal menggunakan id card yang bertuliskan nama lengkapnya.
Kim Doyoung, dengan jabatan Project Manager. Ah, rasanya ia ingin memotret kartu identitas ini lalu dipajang di seluruh jalan, agar semua orang tahu betapa suksesnya Doyoung sekarang.
Termasuk si brengsek yang semalam mencuri ayam goreng miliknya, ia tidak akan melupakan sosok menyebalkan itu sampai kapanpun juga.
Doyoung memperbaiki letak dasi sambil menatap bayangannya di lift, ia berusaha mengatur napas sebelum melangkah keluar dan menyapa rekan-rekan kerja barunya.
Dirinya langsung disambut dengan teman satu divisi begitu ia membuka pintu kaca, Takata Mashiho namanya, karyawan pindahan dari perusahaan cabang Jepang yang siap memandu Doyoung berkeliling pagi ini.
"Suasana di kantor ini kayaknya jauh beda sama di Mokpo sana, karena semua perusahaan cabang bakal berkiblat sepenuhnya sama kita. Gaji yang kamu dapat juga setara sama pekerjaan yang kamu kerjain nantinya. Lembur bukan lagi hal aneh karena hampir semua orang pasti pulang larut malam, makanya kamu disuruh buat cari hunian yang dekat."
Penjelasan dari Mashiho sudah pernah Doyoung dengar, namun ia tidak gentar karena Doyoung juga bukan tipe pekerja pemalas, buktinya ia berhasil menjadi manager sebelum usia tiga puluh tanpa koneksi dari siapapun.
Mashiho memperkenalkannya pada semua divisi, Doyoung hanya mengingat beberapa nama yang mungkin akan sering ia hubungi nanti. Dimulai dari lantai paling bawah yang kebanyakan diisi oleh mahasiswa magang, perkenalannya bertahap hingga mencapai lantai di mana Doyoung ditempatkan.
Mereka menggunakan lift sebagai alat karena malas naik turun tangga, hampir satu jam Doyoung berkeliling dan ia nyaris tiba di tempat atasannya berada. Namun lift yang membawa mereka justru turun ke lantai dasar karena ada yang menekan tombolnya dari luar.
Keduanya masih sibuk berbincang, membicarakan berbagai hal yang Doyoung wajib ketahui sampai tiba-tiba lift berdenting dan pintunya terbuka.
Mulut Doyoung refleks terbuka ketika melihat sosok familiar di depannya.
Itu orang yang mencuri ayamnya tadi malam.
"Selamat pagi, daepyo-nim." Suara Mashiho menyadarkan Doyoung dari lamunan sesaatnya.
Apa yang ia bilang tadi? Daepyo-nim? Si brengsek ini ternyata adalah salah satu pemimpin perusahaan? Tetapi seingat Doyoung, ia tidak pernah melihat sosoknya di mana-mana, termasuk daftar para petinggi perusahaan tempatnya bekerja.
Doyoung meringis ketika Mashiho dengan sengaja menginjak kakinya, ia menoleh dan rautnya seketika kebingungan saat melihat Mashiho bertingkah aneh.
"Kenapa?" Tanyanya heran.
"Nunduk, dia bos kita." Bisik Mashiho sambil memberi tanda agar Doyoung menundukkan kepala.
"Si ayam ini? Bos kita?" Racau Doyoung tanpa sadar sambil menunjuk wajah Haruto di depan, Mashiho berdecak sebelum memaksa kepala Doyoung untuk menunduk dengan sebelah tangan.
"Ini manager baru kita, pindahan dari Mokpo karena kinerjanya yang di atas rata-rata." Ucap Mashiho dengan senyum terpaksa di wajah.
Sedangkan Haruto hanya mengangguk, dan masih belum bicara bahkan hingga ia masuk ke dalam lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me [Harubby]✔️
FanficAt a high-powered office, Kim Doyoung, the model employee, meet Watanabe Haruto, the CEO's son. From hilarious pranks to unexpected teamwork, sparks fly. Will their professional rivalry turn into an office romance, proving that love and deadlines ca...