Setelah satu hari dipaksa tinggal di rumah sakit, Doyoung akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah. Dan dibanding mengantar kekasihnya untuk tinggal di unit apartemennya sendirian, Haruto jelas memilih mengantar Doyoung langsung ke rumahnya yang memiliki fasilitas lebih lengkap.
"Aku gapapa, Haru. Cuma luka kecil gini kok?" Protes Doyoung saat Haruto memaksa untuk mengangkat tubuhnya yang baru keluar dari mobil.
"Nanti kakinya makin sakit." Omel Haruto, ia meraih tas kecil milik Doyoung lalu disampirkan ke bahu sebelum mengangkat tubuh pemiliknya dengan kedua tangan.
Refleks Doyoung berpegangan pada belakang leher Haruto ketika laki-laki itu berjalan menuju lift yang ada di dalam gedung.
"Bajuku gimana? Masa selama tinggal di sini, aku pake baju kamu?" Tanya Doyoung lagi, karena Haruto seakan tengah menculiknya untuk dibawa paksa ke kediamannya.
"Kim Doyoung-ssi, kamu lupa kah kalau pacarmu ini orang kaya?"
Otomatis Doyoung memutar mata, ia bahkan nyaris menjambak rambut panjang kekasihnya kalau saja lift yang mereka tempati tidak berdenting, tanda telah sampai ke lantai yang Haruto huni.
Setelah membuka pintu, pemilik rumah berjalan lurus menuju ruang tengah, dengan hati-hati menurunkan tubuh Doyoung di atas sofa empuk yang ada di sana.
"Makan dulu, ya? Biar aku pesenin. Mau apa? Ayam yang ada di belakang gedung ini?"
Bukannya menjawab, Doyoung malah tertawa, seketika Haruto bingung dibuatnya.
"Kenapa?" Tanya yang lebih tinggi.
Bagaimana bisa Doyoung menahan tawa sedang di pikirannya mendadak terlintas ingatan soal hari pertama pertemuan mereka, dan siapa yang menyangka bahwa laki-laki menyebalkan yang merebut jatah makan malamnya kini justru menjadi kekasihnya.
"Gapapa, kamu ngeselin banget waktu itu." Jawab Doyoung pada akhirnya.
"Ngeselin kenapa? Aku gak ngapa-ngapain?" Protes Haruto tidak terima.
"Ayam." Jawab Doyoung singkat, dan berhasil membuat Haruto yang duduk di sebelahnya ikut tergelak.
"Kamu masih gak terima soal itu?" Tanya Haruto dengan nada tidak percaya yang dibuat-buat, Doyoung yang kesal seketika mencubit lengannya kuat-kuat.
"Asal kamu tau ya, aku tuh lagi laper banget waktu itu. Aku sama Asahi baru selesai beres-beres apartemen, pindahin barangku yang banyak ke satu ruangan. Dan aku sengaja cari restoran di deket unit karena mau cepet-cepet makan, eh ayamnya malah diborong semua sama kamu." Omel Doyoung panjang lebar, beberapa bulan berlalu dan ternyata rasa kesalnya masih bersarang.
"Mana besoknya dikasih kejutan dengan ketemu kamu lagi di kantor, awal kedatangan aku ke Seoul terlalu banyak plot twist." Lanjut Doyoung sambil bersandar ke lengan sofa, kakinya yang luka dengan sengaja ia letakkan di atas paha Haruto. "Pijitin dong, pegel banget aku."
Dan Haruto menurut, ia mulai memijat pelan kaki Doyoung yang tidak tertutup perban. Entah karena terlalu cinta atau bagaimana sehingga ia lupa bahwa kaki Doyoung belum dipakai untuk berjalan sama sekali sejak mereka keluar dari rumah sakit tadi.
Tetapi sebelum itu, Haruto lebih dulu menyodorkan ponselnya ke arah Doyoung. "Pesen makan, jangan tidur dulu." Perintahnya, Doyoung merengut sebentar lalu meraih ponsel milik kekasihnya.
"Boleh makan apa aja?" Tanya Doyoung sambil menggulir layar, dan Haruto mengangguk. "Omakase?" Tanyanya lagi.
"Kamu kecelakaan kepalanya kebentur kah? Mana bisa makan omakase di rumah? Mau panggil chefnya ke sini? Nanti kalau udah sembuh aku bawa kamu langsung makan omakase di Jepang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me [Harubby]✔️
FanfictionAt a high-powered office, Kim Doyoung, the model employee, meet Watanabe Haruto, the CEO's son. From hilarious pranks to unexpected teamwork, sparks fly. Will their professional rivalry turn into an office romance, proving that love and deadlines ca...