Lomba antar divisi selesai pukul enam sore, setelah pengumuman pemenang dan pembagian hadiah, seluruh karyawan berkumpul di ruangan semacam aula untuk makan malam bersama.
Doyoung tidak berhenti tersenyum memandangi dishwasher yang ia letakkan di kursi seberang, sedangkan di sebelahnya ada Haruto yang terus memintanya untuk menghabiskan makanan.
"Habisin dulu makannya." Titah Haruto, Doyoung menurut walau matanya masih terus tertuju pada barang di depan.
"Kalau tau kamu seseneng ini cuma karena mesin itu, dari awal udah aku beliin."
"Aku lebih suka barang yang aku dapat dari usaha sendiri."
Haruto memutar mata, padahal semua orang tahu betapa gilanya Doyoung pada uang, apalagi uang yang didapat secara cuma-cuma.
"Pak Junghwan sama Mashiho mana?" Tanya Doyoung begitu menyadari bahwa di meja ini hanya tersisa mereka berdua.
"Udah ke kamar duluan, kamu makannya lama sih." Jawab Haruto sambil memotong daging sapi yang ada di piring Doyoung menjadi potongan yang lebih kecil. "Ayo cepet dihabisin biar kamu bisa mandi terus istirahat di kamar."
Doyoung menurut, ia menggunakan garpu sebagai alat makan agar lebih cepat dan tidak membuat Haruto terus menerus mengomel di sebelahnya.
Setelah hampir setengah jam, makanan di atas piring Doyoung akhirnya habis. Setelah meletakkan hadiah Doyoung ke bagasi bus, mereka berpisah di depan gedung utama karena jarak kamar yang lumayan jauh, namun keduanya berjanji untuk bertemu lagi.
Ada acara minum bersama tengah malam nanti, tetapi baik Haruto maupun Doyoung sama-sama enggan menghadiri. Biarlah Yoshi menjadi perwakilan dari cucu Watanabe sebab Haruto lebih ingin menghabiskan waktu bersama Doyoung.
"Kamu ikut acara minum nanti?" Tanya Mashiho ketika Doyoung keluar dari kamar mandi, laki-laki itu menggeleng.
"Tingkah saya jelek kalau lagi mabuk, kamu gak mau kan nama divisi kita hancur cuma karena sikap satu karyawannya?"
Mashiho setuju, lagipula mabuk bersama teman satu kantor adalah hal yang seharusnya dihindari karena efek alkohol pasti akan membuat manusia berbicara dan bertingkah sesuka hati.
"Terus mau kemana?" Tanya Mashiho lagi saat melihat Doyoung meraih jaket dan berjalan ke arah pintu.
"Mau jalan-jalan, kenapa? Mau ikut?"
Untungnya Mashiho menolak, karena malam ini Doyoung berencana untuk berjalan menyusuri daerah sekitar villa bersama Haruto yang sudah menunggunya di depan.
Sebagian besar karyawan sedang berada di ruang terbuka yang ada di lantai paling atas villa, lengkap dengan puluhan krat minuman keras yang disiapkan perusahaan. Sedangkan kondisi di bawah justru sepi, dan membuat Haruto memanfaatkan keadaan ini untuk pergi bersama Doyoung tanpa takut dilihat orang.
"Hai!" Sapa Haruto dengan nada riang saat melihat Doyoung berjalan ke arahnya.
Dengan tangan yang saling bertaut, keduanya berjalan ke arah bukit kecil yang ada di belakang villa. Junghwan pernah berkata bahwa dari puncaknya, mereka dapat melihat pemandangan lampu kota yang sangat indah.
Namun Junghwan tidak memberi tahu bahwa puncak yang ia maksud, ternyata hampir sepuluh kilometer jauhnya. Acara kencan malam hari yang seharusnya berjalan romantis justru dipenuhi tawa sebab Haruto yang terus mengeluh karena lelah.
"Bentar-bentar, istirahat dulu." Ucap Haruto sambil bersandar ke pegangan tangga. Doyoung tertawa tetapi tetap menurut, ia berdiri di sebelah Haruto yang sangat terlihat kelelahan.
"Apa mau turun aja?" Tanya Doyoung sambil mengusap keringat yang bercucuran di kening atasannya.
Haruto menggeleng, "Jangan lah, tanggung udah sampe sini. Lagian katanya kamu mau liat pemandangan dari atas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me [Harubby]✔️
FanficAt a high-powered office, Kim Doyoung, the model employee, meet Watanabe Haruto, the CEO's son. From hilarious pranks to unexpected teamwork, sparks fly. Will their professional rivalry turn into an office romance, proving that love and deadlines ca...