Bab VIII

977 145 41
                                    

Setelah Haruto keluar dari unitnya, Doyoung masih diam hingga beberapa saat, berusaha mengumpulkan kewarasan yang barusan menguar ke udara karena sikap kurang ajar atasannya.

Tidak kurang ajar sepenuhnya karena jujur, Doyoung juga menikmati sesi ciuman mereka.

Doyoung menghela napas lalu memeriksa suhu tubuhnya sendiri, karena sudah tidak terlalu tinggi, ia memutuskan untuk masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Siapa tahu Haruto benar-benar akan datang lagi nanti.

Bukan, Doyoung bukannya berharap mereka akan melanjutkan kegiatan yang tadi sempat tertunda. Ah, Doyoung memang harus mengguyur kepalanya dengan air dingin agar kesadarannya terkumpul sempurna. Berada di ruangan yang sama dengan Haruto selalu membuatnya gila.

Setelah lebih dari satu jam berada di kamar mandi, Doyoung akhirnya keluar untuk berpakaian. Haruskah ia menggunakan baju yang lebih bagus malam ini? Haruto tidak akan kabur jika Doyoung hanya memakai kaos kebesaran dan celana pendek, kan?

Tanpa sadar Doyoung tertawa, apa ia menyukai atasannya? 

Karena ia baru saja membayangkan berbagai hal yang bisa saja terjadi saat Haruto kembali, dan adegan ciuman tadi kembali terlintas di kepala, bagaimana bibir Haruto yang dengan mudahnya bergerak di atas bibirnya sendiri. 

Doyoung menggeleng kuat, menghalau semua skenario kotor yang baru saja ia bayangkan. Mr. Kim, you're so freakin crazy. 

Ia masih sibuk berkelahi dengan pikirannya sendiri hingga suara bel pintu membuat fokusnya buyar, Doyoung mengatur napas sambil berjalan ke sumber suara, menekan tombol intercom dan lagi-lagi terkejut karena yang berdiri di balik pintu adalah satpam jaga.

"Ada titipan dari penghuni gedung sebrang, katanya harus dikasih ke Pak Doyoung langsung."

Doyoung membuka pintu, menerima bungkusan yang entah apa namun sudah pasti dari Haruto. Dan ia tertawa keras begitu mengetahui bahwa isinya adalah ayam goreng langganan atasannya.

Ketika Doyoung mengeluarkan kotak dari plastiknya, secarik kertas ikut jatuh ke lantai. Ia memungutnya lalu mulai membaca isinya, yang ternyata adalah permintaan maaf Haruto karena tidak dapat kembali ke tempat Doyoung malam ini.

***

"Kamu beneran gapapa?" Tanya Mashiho yang duduk di hadapan Doyoung, yang ditanya hanya mengangguk pelan dan kembali fokus pada makanan di atas meja.

Setelah insiden tadi malam, Doyoung bekerja seperti biasa. Sebab kondisi tubuhnya memang sudah lebih baik dibanding tempo hari.

Keduanya masih sibuk dengan makanan masing-masing sampai tiba-tiba Junghwan datang dan duduk di samping Doyoung, Mashiho tersenyum penuh arti sambil menendang kaki yang lebih tinggi dari bawah meja.

"Kenapa?" Tanya Doyoung pelan, Mashiho melirik Junghwan seakan memberi tanda agar mereka mulai bicara.

Sampai saat ini Mashiho masih mengira kalau Doyoung menyukai ketua divisi pemasaran itu.

"Kamu udah enakan?" Tanya Junghwan tiba-tiba, dan Doyoung mengangguk. "Lain kali kalau emang lagi gak enak badan, gak usah dipaksa kerja." Lanjut Junghwan lagi.

Senyum Mashiho makin lebar, ingin rasanya Doyoung lempar tray yang ada di depan ke wajah koleganya, tetapi Doyoung tidak mungkin memulai keributan di kantor apalagi hanya karena salah paham.

Perbincangan mereka berlanjut, didominasi oleh Junghwan dan Doyoung karena Mashiho lebih memilih untuk menjadi pengamat. Berbagai hal mereka bicarakan dari yang penting sampai ke hal paling sepele di kantor.

Come To Me [Harubby]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang