Bab XVII

585 108 15
                                    

"Good morning." Sapa Doyoung sambil tersenyum pada Mashiho yang sudah lebih dulu sampai di tempat kerja.

Bukannya menjawab, laki-laki keturunan Jepang itu justru memandang aneh teman satu kantornya. Sejak kapan sifat Doyoung berubah menjadi seramah ini?

"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya Doyoung, ia lalu meletakkan tas kerjanya ke bawah meja dan mulai menyalakan layar komputer di atasnya.

"Harusnya saya yang tanya, kamu ada salah makan?" Mashiho balik bertanya dan membuat Doyoung tertawa.

Obrolan pagi mereka terpaksa berhenti karena suara gaduh dari ujung lorong divisi, sepertinya ada orang penting yang baru masuk ke lantai ini.

"Siapa?" Tanya Mashiho pada salah satu karyawan yang baru datang.

"Tahta tertinggi Watanabe tiba-tiba dateng, katanya sih kunjungan biasa tapi malah bawa satu keluarga."

Netra Doyoung seketika membola, sepertinya obrolannya dengan Yoshinori tempo hari membuat semua keluarga Haruto penasaran, siapa yang berhasil mempermalukannya di depan banyak orang.

Doyoung berusaha fokus dengan pekerjaannya pagi ini, namun berujung gagal karena semua atasan termasuk Ayah dan Kakek Haruto terus menampakkan diri.

Mereka memang tidak membahas apapun perihal hubungan keduanya, namun Doyoung seakan sedang dinilai secara terang-terangan.

Bahkan ia dapat melihat seringai jahat Yoshinori yang ikut datang ke bilik divisinya, harga diri Doyoung bagai tengah diinjak-injak oleh para petinggi perusahaan.

"Kenapa?" Tanya Mashiho yang memandang heran wajah Doyoung, yang ditanya hanya menggeleng pelan dan berusaha merampungkan pekerjaan, walau di kepalanya sibuk berpikir tentang bagaimana cara membalas dendam dengan sepupu Haruto yang entah sejak kapan mengecat rambutnya menjadi merah menyala itu.

Waktu berjalan lambat bagi Doyoung yang gerak-geriknya terus diawasi, empat jam yang terasa bagai empat tahun itu akhirnya berlalu, membuat sebagian orang di ruangan bergegas menuju kafetaria untuk makan siang. 

"Ayo, mumpung lift belum rame." Ajak Mashiho yang kini tengah berdiri di samping cubicle Doyoung.

Baru Doyoung hendak beranjak, tiba-tiba sekertaris pribadi Yoshinori datang dan berjalan lurus ke arahnya.

"Kim Doyoung-ssi?" Panggilnya, dan Doyoung mengangguk pelan. "Habis jam makan siang anda disuruh ke atas." 

"Ke atas... mana?"

"Ruangan Pak Watanabe."

Dan hari itu, makan siang Doyoung rasanya sulit sekali untuk ditelan. Ia hanya sibuk membolak-balik sumpit di tangan, membuat Mashiho dan Junghwan gemas dengan tingkahnya karena sebentar lagi, jam makan siang akan berakhir. Doyoung tidak mungkin sanggup mengunyah satu mangkuk nasi penuh sup iga dalam waktu sepuluh menit.

"Kenapa dia?" Tanya Junghwan pada Mashiho yang duduk di seberangnya.

"Gak tau, kayaknya lagi sibuk mikir mau pindah kerja di mana." Jawab Mashiho asal dan berhasil membuat Doyoung menyodok perutnya menggunakan siku.

"Dia dipanggil ke atas," Jelas Mashiho pada akhirnya, "Ke ruangan paling besar yang ada di kantor ini." Lanjutnya lagi.

"Seriously? Hubungan kamu sama Pak Haruto ketahuan sama mereka?" Tanya Junghwan lagi, dan Doyoung hampir melempar sumpit di tangan ke wajah koleganya itu.

Bukannya membantu, mereka malah membuat Doyoung semakin tertekan dengan hal-hal buruk yang mereka bicarakan. Junghwan bertaruh bahwa Doyoung kemungkinan besar akan dimutasi ke cabang paling jauh dari Seoul, sementara Mashiho berkata bahwa Doyoung akan mendapat uang miliyaran jika keluarga Watanabe memaksanya menjauhi Haruto.

Come To Me [Harubby]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang