Bab XI

1K 143 37
                                    

Hampir satu minggu berlalu sejak kejadian di rumah Haruto malam itu, dan sampai saat ini Doyoung masih terus menghindari atasannya sendiri.

Ia tetap datang saat Haruto memanggil, mengerjakan semua pekerjaan yang Haruto tugaskan, namun berusaha memberikan reaksi seminim mungkin.

Setidaknya agar Haruto tahu bahwa perasaan marah Doyoung adalah hal yang valid dan beralasan.

"Jangan lupa besok kumpul jam enam pagi di kantor." Ucap Mashiho yang berdiri di sampingnya, Doyoung menghela napas sambil mengencangkan pegangan pada tali tas kerjanya.

"Bisa digantiin sama yang lain gak sih?" Keluh Doyoung.

Dan Mashiho menggeleng, "Tiap ketua divisi yang dikasih tugas buat survey, Pak Seokmin kan gak bisa wakilin divisi kita, makanya kita berdua yang ditunjuk buat ikut ke sana."

Kepala Doyoung makin tertunduk, besok harusnya ia bisa bermalas-malasan seharian di rumah, bukan malah mengikuti kunjungan ke tempat yang akan kantornya pakai untuk family gathering satu minggu lagi.

"Cuma ada kita, Pak Junghwan dari pemasaran, Pak Hyunsuk dari HR, sama Pak Haruto, tenang aja." Lanjut Mashiho.

Justru itu yang memberatkan Doyoung dan membuatnya tidak tenang, berada di tempat yang sama dengan Haruto dalam waktu lama adalah sebuah mimpi buruk. Ia sendiri tidak dapat membayangkan akan secanggung apa suasananya nanti.

Hari Jumat yang biasanya Doyoung pakai dengan begadang semalaman kali ini berbeda, ia justru harus tidur sebelum tengah malam agar tidak terlambat untuk ke kantor pagi-pagi sekali.

Untungnya ia diberi uang kompensasi oleh perusahaan, karena kalau tidak, Doyoung pasti sudah mangkir dari tugasnya besok hari.

Tidur selama tujuh jam rasanya masih kurang sebab tubuh Doyoung masih sangat lelah bahkan hingga ia sampai ke tempat kerjanya. Semua orang sudah berkumpul di depan gedung termasuk Haruto, dengan mobil berukuran sedang, mereka akhirnya berangkat menuju Gangneung yang ratusan kilometer jauhnya dari Seoul.

Perjalanan menghabiskan waktu hampir tiga jam, karena supir kantor tidak dapat ikut, semua orang akhirnya diberi tugas untuk menyetir bergantian.

Dimulai dari Hyunsuk, sementara kursi sebelahnya diisi oleh Haruto. Suasana di depan sangat berbanding terbalik dengan seat tengah karena ketiga orang di sana tidak berhenti bercengkrama sambil sesekali tertawa.

Semua orang turun dari mobil begitu mereka sampai di tujuan, berjalan lurus menuju penanggung jawab yang bertugas memberi penjelasan tentang tempat yang akan dipakai minggu depan.

Sebenarnya tempat ini adalah tempat yang biasa kantor pakai untuk mengadakan acara, namun ada beberapa hal yang butuh mereka—khususnya Haruto— pastikan agar rencana berjalan lancar.

"Toiletnya di mana ya?" Tanya Doyoung tiba-tiba, Mashiho tadinya ingin menawarkan diri untuk mengantar, namun ia kalah cepat dibanding Junghwan yang langsung menarik tangan Doyoung menjauh dari rombongan.

Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Doyoung terkejut sebab Junghwan masih berdiri di depan pintu masuk toilet.

"Bapak mau ke kamar mandi juga?" Tanya Doyoung, dan Junghwan menggeleng.

Keduanya akhirnya berjalan menyusuri area villa, Doyoung yang tidak merasakan gestur aneh dari koleganya hanya terus mengikuti langkah yang lebih tinggi, sambil sesekali bertanya tentang apa yang biasanya mereka lakukan di acara minggu depan.

"Gimana kelanjutan hubungan kamu sama Pak Haruto?" Tanya Junghwan tiba-tiba.

"Bapak tau?" Doyoung balik bertanya.

Come To Me [Harubby]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang