Tadinya Haruto hendak berlari menuju rumah sakit yang barusan menghubungi, namun karena otaknya mulai bekerja dan memberi tahu bahwa jarak dari restoran menuju tempat tujuan tidak kurang dari lima kilometer, ia malah menoleh ke arah Yoshinori yang memandangnya panik.
"Kenapa?" Tanyanya begitu melihat wajah Haruto pucat pasi.
"Doyoung, Doyoung kecelakaan." Jawab Haruto, dan berhasil membuat Yoshi ikut panik. Ia berlari untuk mengambil kunci mobil yang ada di dalam restoran lalu kembali ke luar dan menyeret Haruto agar ikut dengannya.
"Naik mobilku." Perintah Yoshi, Haruto hanya mengangguk sambil terus mengikuti langkahnya menuju kendaraan yang terparkir di depan gedung.
Yoshi langsung mengarahkan kendaraan menuju tempat yang Haruto sebut, untungnya jalanan tidak terlalu macet dan hanya butuh waktu lima belas menit hingga mereka sampai ke tujuan.
Haruto langsung masuk ke dalam rumah sakit, membuat Yoshi heran karena biasanya Haruto tidak pernah ingin menginjakkan kakinya di tempat ini sama sekali.
"Pasien kecelakaan barusan, ada di mana?" Tanya Haruto pada petugas di meja informasi, ia lalu mengarahkannya menuju ruang gawat darurat dan berkata bahwa Doyoung masih ditangani oleh Dokter jaga.
Kakinya lemas bukan main, namun ia masih berusaha melangkah menuju ruangan di mana Doyoung berada. Dengan takut ia membuka tirai yang menutup salah satu bilik sambil terus berdoa agar kondisi Doyoung tidak terlalu parah.
Memang seharusnya ia datang untuk menjemput Doyoung sore tadi, bukan malah membiarkannya pergi dengan taksi yang malah membawanya ke tempat ini.
Ia hampir jatuh saat melihat sosok Doyoung yang duduk di atas salah satu brankar, di pelipisnya terdapat plester sedangkan kaki kanan terbalut perban yang membebat lukanya.
"Haru..." Panggil Doyoung begitu Haruto mendekat ke arahnya.
Yang lebih tinggi kembali melangkah maju, kali ini berdiri di samping brankar lalu menunduk untuk menatap wajah Doyoung dari dekat.
"Are you okay?" Tanyanya dengan suara bergetar, dan Doyoung mengangguk.
Lukanya memang tidak terlalu parah karena ia hanya terserempet mobil saat hendak menyebrang di depan kompleks apartemen. Kebetulan ada ambulans yang melintas, membuat Doyoung langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Tadinya ia tidak ingin menghubungi siapapun, namun rumah sakit butuh data orang yang dapat memantau keadaan Doyoung ketika ia pulang nanti.
"Aku gapapa, ini cuma lecet biasa. Kamu sama siapa—"
Doyoung belum menyelesaikan kalimatnya namun Haruto sudah terlebih dulu bergerak maju untuk memeluk erat tubuhnya, ia yang bingung malah ikut membalas pelukan dan berusaha menenangkan Haruto yang napasnya masih terengah.
"Aku gapapa, beneran." Jelas Doyoung kemudian, dan lagi-lagi ia dikejutkan dengan suara tangisan yang terdengar di telinga.
"Haru... kamu nangis?"
Pertanyaan Doyoung malah dijawab dengan suara tangis yang makin keras, Yoshinori yang baru masuk langsung menatap heran sepupunya yang sedang menangis tersedu-sedu di pelukan kekasihnya.
Namun ia malah tersenyum jahil saat melihat anggota keluarganya yang lain yang ternyata ikut datang ke rumah sakit, dirinya memberi tanda pada kakeknya bahwa Haruto sedang melakukan hal memalukan di depannya.
"Siapa yang meninggal?" Tanya Ayah Haruto, dan Doyoung menggeleng. "Terus kenapa dia nangis gitu?"
"Gak tau, emang lebay aja." Ejek Yoshinori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me [Harubby]✔️
FanfictionAt a high-powered office, Kim Doyoung, the model employee, meet Watanabe Haruto, the CEO's son. From hilarious pranks to unexpected teamwork, sparks fly. Will their professional rivalry turn into an office romance, proving that love and deadlines ca...