Jangankan Haruto, Doyoung sendiri tidak menyangka dengan ucapan yang keluar dari mulutnya tadi. Mungkin setelah ini ia akan dipecat, atau kembali dimutasi ke cabang perusahaan yang ada di pedalaman, namun sikap Haruto benar-benar menyebalkan.
Dan Doyoung juga bukan tipe orang dengan kesabaran tinggi, ia tentu tidak dapat menahan diri jika ditindas oleh orang yang baru ia temui dua kali.
"Kenapa?" Tanya Mashiho yang entah sejak kapan sudah berada di samping kursi yang Doyoung duduki.
"Nggak," Jawabnya singkat.
"Diomelin bos? Atau disuruh aneh-aneh?" Tanyanya lagi.
Doyoung kembali menggeleng, netranya melirik jam yang ada di kanan bawah layar monitor dan bersyukur sebab mereka akan pulang dalam dua jam kedepan.
Itu yang Doyoung pikir di awal, karena tepat sebelum pukul enam sore, ia malah kembali dipanggil untuk menghadap bos kesayangan.
Ia tidak berhenti menghentak kakinya sendiri seiring dengan langkah yang nampak berat menuju ruangan Haruto, ia juga sempat disapa oleh asisten pribadi bosnya yang entah kenapa malah tertawa melihat rautnya.
"Ada apa ya Pak?" Tanya Doyoung setelah ia diizinkan masuk, Haruto memberi tanda agar Doyoung mendekat dan ia pun menurut.
"Baca terus kamu hafalin." Perintah Haruto sambil menyodorkan buku tebal ke arahnya.
Kedua alis Doyoung bertaut, apakah ia sedang diberi ujian mendadak?
"Ini apa?" Tanya Doyoung lagi, berusaha mencari petunjuk sebelum membuka lembarnya.
"Buka aja."
Doyoung nyaris melempar buku tebal itu ke arah Haruto kalau saja ia bukan bosnya, karena buku yang beratnya nyaris dua kilogram itu ternyata berisi nama, foto, serta jabatan semua karyawan yang ada di perusahaan seluruh cabang.
"Mulai besok kamu setor ke saya, minimal lima puluh nama sama jabatannya." Jelas Haruto lagi.
"Tapi Pak, pekerjaan saya bukan ini." Doyoung membela diri.
Sedangkan Haruto hanya mengangkat bahu, "Saya gak minta kamu setor di jam kerja, sepuluh menit setelah absen pulang, kamu datang ke ruangan saya."
"Saya gak mau kalau gak dibayar, lagian bukan kewajiban saya menghafal semua nama karyawan." Protes Doyoung lagi, jika Haruto ingin menyalahgunakan kekuasaannya, maka Doyoung harus memanfaatkan ini sebagai kesempatan.
Ia bukan manusia bodoh yang bebas diinjak-injak siapapun di tempat kerja, tidak terkecuali oleh atasannya sendiri.
"Satu nama nilainya lima ribu won." Jawab Haruto enteng.
"Deal, jangan berubah pikiran ya Pak."
Doyoung keluar dari ruangan Haruto setelah menyetujui perjanjian mereka, dengan buku tebal di depan dada, ia tersenyum puas karena ternyata atasannya jauh lebih bodoh dibanding perkiraan.
Lima ribu won hanya untuk satu nama, ada sekitar seratus karyawan yang Doyoung tahu dari perusahaan cabang lamanya dan besok, ia akan mendapat lima ratus ribu won secara cuma-cuma.
Sedangkan Haruto justru merasa menang karena dengan mudah membuat Doyoung menuruti permintaan konyolnya hanya demi uang.
***
Dalam kurun waktu tiga hari, Doyoung berhasil mendapat uang lebih dari dua juta won dari Haruto, ia merasa bangga dengan otaknya sendiri yang tidak kesulitan untuk sekadar menghafal nama serta jabatan.
Dan Haruto malah merasa dibodohi, karena Doyoung nampak menikmati ide konyolnya yang awalnya dibuat untuk membuatnya kesal dan tidak nyaman di tempat kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me [Harubby]✔️
FanfictionAt a high-powered office, Kim Doyoung, the model employee, meet Watanabe Haruto, the CEO's son. From hilarious pranks to unexpected teamwork, sparks fly. Will their professional rivalry turn into an office romance, proving that love and deadlines ca...