Tadinya Doyoung merasa lega begitu menyadari bahwa mobil yang Haruto bawa mengarah ke kompleks hunian mereka, namun perasaan itu tidak bertahan lama karena atasannya malah terus mengarahkan kendaraan bahkan hingga melewati gedung apartemannya.
"Bapak mau bawa saya ke mana?" Tanya Doyoung.
"Ke rumah saya."
Refleks Doyoung menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Bapak mau ngapa-ngapain saya ya?" Omelnya, setengah berteriak.
Sekuat tenaga Haruto menahan tawa, namun ia memilih diam dan fokus untuk memarkirkan kendaraan di lantai paling bawah gedung huniannya.
"Keluar, kamu mau di sini terus sendirian? Banyak hantu." Ucap Haruto yang tengah berdiri setelah membuka pintu mobil di samping Doyoung.
Yang lebih kecil akhirnya menurut, ia turun dari mobil dan mengikuti langkah Haruto menuju lift di pojok lorong.
"Bapak gak mau ngapa-ngapain saya kan?" Tanya Doyoung lagi.
"Nggak, cuma mau ajak kamu liat kupu-kupu di tempat saya."
Haruto meringis kesakitan karena pukulan keras Doyoung di lengannya, dan tidak lama kemudian pintu lift berdenting begitu sampai di lantai paling atas.
Netra Doyoung membola saat menyadari bahwa Haruto tinggal di penthouse terbesar, hunian paling mewah dari semua unit yang ada di kompleks apartemen mereka.
Pantas saja atasannya itu tidak sungkan membuang uang jutaan won di minggu pertama kedatangannya.
"Saya mau nunjukkin sesuatu." Ucap Haruto sambil meminta Doyoung untuk menunggu di sofa ruang tengah, sementara dirinya pergi entah mencari apa.
Haruto datang dengan sesuatu —yang untungnya bukan kupu-kupu sungguhan— berbentuk buku besar di tangan, ia duduk di sebelah Doyoung lalu membuka barang yang dirinya bawa.
Itu album foto keluarganya.
"Perempuan yang kamu liat tempo hari itu adik saya, Watanabe Airi." Jelas Haruto seraya menunjuk sosok wanita muda yang berpose di sebelahnya. "Dan ini, kamu pasti udah liat dia tadi pagi. Watanabe Yoshinori, kakak sepupu saya."
Doyoung mengangguk paham sambil mengingat orang yang tadi pagi ia lihat di kantornya, "Dia yang ngomelin Bapak?" Tanyanya dengan nada polos.
"Iya, karena cabang di Korea sebelumnya dia yang atur. Tapi karena sekarang perusahaan di Jepang makin besar, dia ambil alih yang di sana."
"Oh, saya kira dia ke sini sekaligus mau bahas soal perjodohan Bapak sama cucu konglomerat paling kaya di Jepang?"
Setelah mendengar pertanyaan Doyoung—yang kurang masuk akal—, Haruto menutup album foto di tangannya untuk fokus menatap laki-laki manis di sebelahnya.
"Siapa yang bilang gitu?" Tanyanya dengan suara berat.
Doyoung meneguk ludah sebelum menjawab, "Ya ada orang kantor, bukan cuma satu orang kok yang bilang."
Dan ia terperanjat ketika Haruto tiba-tiba meraih kedua tangannya masuk ke dalam genggaman yang lebih tinggi, "Denger ya, Doyoungie. Jangan percaya sama rumor apapun di kantor kalau itu gak keluar langsung dari mulut saya."
Manik gelap Haruto menatap lurus ke wajah Doyoung yang mulai memerah karena salah tingkah.
"Kenapa Bapak jelasin soal ini ke saya?"
"Karena saya gak mau kamu salah paham."
"Kenapa Bapak gak mau saya salah paham? Lagian bukan cuma saya, banyak pegawai yang udah salah paham sama rumor yang beredar, harusnya Bapak kasih penjelasan juga dong ke mereka?"
![](https://img.wattpad.com/cover/371585012-288-k13616.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me [Harubby]✔️
FanficAt a high-powered office, Kim Doyoung, the model employee, meet Watanabe Haruto, the CEO's son. From hilarious pranks to unexpected teamwork, sparks fly. Will their professional rivalry turn into an office romance, proving that love and deadlines ca...