Chapter 16. Fakta Pertama

9 7 0
                                    

Lelaki yang suka mengganggumu adalah yang paling mencintaimu.

"Pagi, sayang..."

Gadis itu langsung terkejut melihat kedatangan tamu tak diundang yang mengejutkannya di depan pintu. Lelaki itu siap dengan seragam sekolahnya. Tak lupa lelaki itu menunjukkan senyum liciknya pada Laura.

"Lo ngapain di sini?"

"Mau jemput pacar gue, lah. Ayo buruan sayang kok malah bengong. Biasa aja dong lihat muka pacar sendiri yang ganteng ini,"

Sangat terlihat jelas bahwasanya Laura kesal dan geram dengan kelakuan Aldo. Tingkat kepercayaan dirinya melebihi batas yang ada. Meski tidak salah jika Aldo berwajah tampan, tetapi jika tindakannya selaku membuat Laura merasa kesal, tidak akan ada kata tampan untuk Aldo si pengacau harinya.

"Lo kenapa sih, selalu ganggu ketenangan gue?"

Aldo turun dari sepeda motornya kemudian dengan sigap ia langsung mengenakan helm untuk Laura.

"Pacar Aldo tidak boleh marah,"

"Stop bilang kalau gue ini pacar lo!"

Aldo menunduk dan menyetarakan matanya dengan mata Laura. "Emang sebenarnya bukan pacar gue, ya?"

"Nggak!"

"Aduh... sakit banget hati gue. Tapi nggak papa, sebentar lagi lo akan jadi pacar gue."

Laura mengeraskan suaranya. "Nggak akan!"

"Ada apa ini ribut-ribut!"

Kedua orang tua Laura keluar untuk mencari sumber kebisingan pagi ini.

"Pagi, Om. Pagi, Tante..." Aldo mencium tangan orang tua Laura.

"Saya minta ijin buat nganterin Laura ke sekolah," sambungnya.

Lelaki paruh baya itu mengerutkan keningnya. "Namamu siapa, Nak? Kamu bukan yang semalam, kan?"

"Bukan, Om. Saya Aldo, pacar Laura.

Laura sangat terkejut mendengar perkataan Aldo yang sangat blak-blakan itu. Ia berani mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan di depan orang tua Laura. Sungguh pria yang sangat gila.

"Ternyata anak gadis kita sudah besar ya, Mah." kata lelaki paruh baya itu pada wanita di sampingnya.

"Papah!"

Laura merengek kesal dengan candaan yang ayahnya buat. Sesekali bila Aldo tertawa ke arahnya ia langsung memasang wajah yang malas.

"Ya udah sana berangkat, keburu telat nanti," ujar wanita paruh baya itu.

"Nggak mau! Laura mau diantar sama Papah aja,"

Tiba-tiba Aldo merangkul Laura dengan tangan berototnya.

"Jangan malu gitu di depan Mamah sama Papah. Pacarmu yang tampan ini udah nungguin dari tadi," rayu Aldo yang kemudian mencubit pipi Laura.

"Jadi ini pacar Kakak?"

Naura datang tanpa diundang dalam percakapan ini.

"Bukan!" Laura mengeraskan suaranya.

"Ini siapa sayang? Mukanya mirip sama kamu,"

"Gue Naura, adiknya Kak Laura."

Naura menarik sudut bibirnya.

"Adik ipar ternyata, gue Aldo pacar Laura. Meskipun lo mirip sama Laura, Laura akan selalu jadi penghuni hati gue kok. Gue bakal jagain kakak lo sepenuh hati, segenap jiwa dan raga,"

Tak Seindah SaturnusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang