18

742 65 258
                                    







































Hallooo, aku comeback.

Aku menyempatkan waktu di sela-sela kegiatanku menyelesaikan novel yang masih on proses. Sekali lagi, aku tidak bisa sering upload seperti waktu itu karena ada projek novel untuk salah satu ceritaku di akun wattpadku yang satu.

Jadi aku minta pengertian kalian semua, serta dukungan semua tentu saja.

Semoga, kalian tetap meramaikan cerita ini dengan komentar asik kalian seperti chapter-chapter sebelumnya.....

450 komentar ya, sambil nunggu aku comeback lagi, tolong kesediaan kalian untuk mencapai target yang aku berikan....

Terimakasih,

























































































Terimakasih,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















































Satu Minggu menjalani pernikahan, Sumire masih belum kunjung merasakan tanda-tanda adanya perubahan sikap dari Boruto. Hal itu pun membuat Sumire kian merasa canggung karena dirinya tak memiliki keberanian untuk sekedar bertanya apalagi meminta ijin pada pria tersebut untuk keluar.

Ia selalu mencari berbagai alasan pada Namida yang mengajaknya jalan-jalan sebentar di taman kota, kata gadis itu untuk sekedar menenangkan pikiran. Iya... Sumire juga maunya begitu, dia tertekan tinggal satu atap dengan seseorang yang tidak pernah menganggap dirinya ada.

Bingung Sumire mau menyimpulkan sikap Boruto bagaimana, dia terlalu serius, mencintai pekerjaan, tak banyak bicara, bahkan sebagai seorang istri... Sumire masih belum mengerti apa saja yang di sukai oleh suaminya. Namun berbeda dengan Boruto, dia justru sangat mengetahui Sumire. Hingga detik ini gadis itu masih bingung darimana pria tersebut mengetahui tentang alergi hingga beberapa kebiasaan kecilnya.

Drrtttt.....

Sumire yang tengah asik melamun di balkon kamar tampak sedikit terkejut ketika ponselnya bergetar. Ia buru-buru menggeleng-gelengkan kepala, mengusir seluruh pikiran yang menggerayangi otaknya untuk beberapa saat.

"Hallo....?"

'Nona pengacara... saya ingin meminta kejelasan.'

"A-ano.... m-maaf, Pak... saya tidak bermaksud mengangguri pekerjaan saya. Hanya saja.... ah, begini saja, kita bertemu sore ini di restoran Kenzi. Saya akan menyampaikan beberapa hal termasuk plan B yang sudah saya siapkan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD . UZUMAKI [Failed Reputation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang