5. Merayu dan Memohon

189 10 4
                                    

Indila tersentak. “Y-ya, Nyonya?” Bahkan sampai tergagap.

“Pekerjaannya di perbatasan sudah selesai, Bu. Ayah memberinya tugas baru.” Red yang bantu menjelaskan.

“Tugas baru?” Jemima tidak henti memberi tatapan intimidasi. Tidak sadar kalau Mina datang bersama Indila.

“Ya, Nyonya. Tugasku saat ini adalah sebagai pengawal pribadinya Mina.”

Kedua mata Jemima melebar. Apa tidak ada orang lain? Kenapa harus dia? “Siapa yang merekomendasikanmu? Red?”

“Bu-bukan, Nyonya. Tuan Logan langsung yang memberiku perintah—”

“Dan atas persetujuan Red juga,” sela Mina, melirik suaminya. “Benar ‘kan, Sayang?”

Red mengangguk kaku. “Ya, benar. Sebelum memutuskan, ayah berdiskusi dulu denganku.”

“Oh, ya sudah kalau begitu.” Sekilas melirik Indila, namun lengan merangkul Mina. “Kami akan ke kamar sebentar. Kalian di sini saja.”

“Baik, Nyonya.” Sigap Indila dalam berdiri tegaknya.

Sambil berjalan pergi bersama Jemima, Mina melirik suaminya dan Indila. Jelas ada sesuatu di antara mereka berdua. Justru aneh kalau tidak ada apa-apa.

Hening di ruang tamu Jemima, membuat Red dan Indila merasa canggung satu sama lain.

“Aku tidak percaya kau sudah menikah.” Indila tidak tahan berdiam diri lebih lama lagi.

“Kenyataannya begitu.”

“Dijodohkan?” tebak Indila.

“Ayahku tidak memberitahumu?” Malas rasanya Red menjawab dengan berbagai alasan.

“Tidak. Sehari setelah tugasku selesai, tuan Logan meneleponku, menyuruhku pulang, lalu memberiku tugas baru. ‘Jadilah pengawal pribadi untuk istrinya Red’ begitu perintahnya.”

Red tidak tahu harus menjawab apa. Baginya, kepulangan Indila juga terlalu tiba-tiba.

“Istrinya Red?” Indila tertawa hampa. “Yang benar saja. Setahuku, kau dan aku saling menyukai meski tidak pernah terbuka tentang perasaan masing-masing.”

Red tidak menanggapi. Melihat ke arah kamar ibunya yang pintunya masih belum terbuka juga. Sedang apa sebenarnya mereka di dalam?

“Kulihat ibumu mengusap-ngusap perutnya. Apa dia sungguh hamil?” Inginnya Indila cuma tebakan tidak terbukti kebenarannya.

Red menyembunyikan rasa terkejutnya. “Ya.”

Indila tertawa pelan. “Yakin itu anakmu?”

“Atau bisa jadi anakku. Begitu, ‘kan?” King muncul, bagai hantu. Tidak ada yang menyadari kedatangannya, sampai-sampai Red dan Indila terkejut bersamaan.

“Apa maksudmu?” Jantung Indila berdebar-debar. Antara terkejut karena kedatangan King yang tiba-tiba dan rasa ingin tahu atas pernyataan pria itu barusan.

“Segala kemungkinan bisa terjadi.” King menaikkan sebelah alis.

Rupanya wanita murahan! Tidur dengan kakak dan adik sekaligus? “Kalian melakukannya bertiga? Atau—”

“Mauku tidak begitu,” sela King. Satu tangannya sudah mencekik leher Mina. Gerakannya cepat, tidak terbaca. “Aku menginginkan Mina cuma untukku seorang. Tapi Red rupanya lebih dulu menikahinya. Karena aku tahu kau pasti tidak akan terima, jadi kuancam sekarang. Jangan pernah coba-coba mengacau, Indila Rhodes.”

Dalam kesulitan bernapas karena cekikan dari King yang lumayan kuat, senyum sinis Indila terukir lama. Tidak ada gentar ketakutan dalam suaranya. “Wah, wah ... King Blackwood belum berubah ternyata.”

𝐌𝐚𝐤𝐞 𝐘𝐨𝐮 𝐌𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang