Di kelas yang hening, mereka semua masih tenggelam dalam kesedihan atas kehilangan Hitto. Tengkorak Hitto, yang mereka temukan dalam keadaan tragis, tidak bisa dikuburkan karena kekurangan peralatan. Akhirnya, mereka hanya membungkusnya dengan kain yang ditemukan di gudang sekolah dan menaruhnya di ruangan kepala sekolah yang kini kosong dan sunyi.
Alva tiba-tiba bangkit dan berjalan menuju jendela di dekat meja Erland. Dia memandang ke arah luar, mencoba mencari ketenangan. Alexi, memperhatikan gerakan temannya, mengikuti Alva dan berdiri di sampingnya. "lo merasa aneh gak sama kelelawar itu?" ucap Alexi dengan suara pelan, tetapi cukup untuk membuat Alva menoleh dan menatapnya.
Alva mengangguk setuju. "Ketika matahari muncul, mereka menghilang begitu aja. Dan mereka selalu datang saat langit sudah gelap."
"Benar, gue juga mikir gitu!" sahut Alexi dengan cepat.
"Berarti malam ini mereka bakal datang lagi?" Kini Erland yang tadinya duduk di mejanya, langsung bergabung dengan Alva dan Alexi.
"Kayaknya," jawab Alva.
Erland mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara dengan lantang, "Guys, gue tahu kita semua sedih, tapi kita gak bisa terus begini!"
"Maksud lo apaan?" tanya Devan dengan nada bingung.
"Erland benar. Kita gak bisa sedih terus. Kita harus siap-siap sebelum malam tiba, karena kelelawar itu bakal kembali lagi saat langit mulai gelap!" sahut Alva tegas.
"Kalian liat, semenjak pagi tadi kelelawar itu sudah menghilang dan kayaknya mereka bakal kembali lagi malam ini," tambah Alexi, menguatkan pernyataan Alva.
"Iya, benar. Kemarin mereka pertama kali muncul saat sudah mulai gelap," Laura ikut menimpali.
"Jadi, kita harus ngapain sekarang?" tanya Ajun, matanya penuh kekhawatiran.
"Kayaknya kemarin kelelawar itu datang dari luar," ucap Azell, mencoba mengingat-ingat.
"Benar! Kita harus lindungi kelas ini agar mereka tidak bisa masuk. Semalam kita masih aman saat berada di kelas sepuluh," sahut Alynna dengan semangat.
"Iya, gue setuju!" Semua mengangguk sepakat.
"Tapi kayaknya malam masih lama gak sih, kalau harus nutup jendela dari sekarang?" tanya Chalista ragu-ragu.
"Gak tahu juga, jamnya kan mati!" ucap Alexi.
Levin kemudian berjalan ke arah jendela dan melihat posisi matahari di langit. "Kayaknya masih jam tigaan," ucap Levin yakin.
"Kok lo bisa tau?" tanya Joan heran.
Willy, yang berdiri di dekatnya, memukul kepala Joan dengan bukunya. "Goblok! Dia liat posisi mataharinya!" sahut Willy kesal.
"Owh!" Joan hanya bisa mengangguk paham.
"Jadi sekarang kita harus tutup semua lobang yang ada, termasuk ventilasi-ventilasi di kelas ini, agar kelelawar itu tidak bisa masuk. Untuk jendela-jendelanya, nanti aja kita tutup pas matahari udah mau tenggelam!" ucap Levin tegas.
Mereka semua mengangguk setuju, meskipun Erland sedikit berat harus mengikuti perintah dari Levin. Namun, demi keamanan bersama, dia terpaksa mengikutinya juga. Kini mereka bergegas menutup ventilasi-ventilasi dengan kertas. Sementara itu, Dellon tidak ikut membantu teman-temannya. Dia masih duduk di lantai, melipat tangannya di atas lutut dan menyandarkan kepalanya di antara kedua lututnya itu. Mereka pun mengerti dengan kondisi Dellon saat ini, jadi mereka membiarkannya diam di sana.
Beberapa dari mereka membantu menyusun meja-meja dan kursi-kursi bertingkat untuk memudahkan menempelkan kertas di ventilasi. Rasa cemas dan ketakutan menyelimuti mereka, tetapi tekad untuk bertahan lebih kuat dari sebelumnya. Malam yang penuh misteri menanti, dan mereka harus siap menghadapi apa pun yang akan datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/367645669-288-k637839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN CLASS [ TAHAP REVISI]
Mystery / ThrillerKisah ini menceritakan perjuangan satu kelas siswa-siswi SMA yang terjebak di sekolah setelah menemukan buku aneh di laci temannya yang tiba-tiba menghilang di kelas itu. Sudut pandang dan karakter dibuat untuk memperkuat alur cerita. TAUKAN MAKSUD...