Bab : 2

51 44 0
                                    

Bus yang melaju dengan cepat akhirnya tiba di halte berikutnya. Yunara merangkul wanita hamil yang ke sakitan saat keluar dari dalam bus.wanita itu harus menuruni beberapa anak tangga, namun perutnya kram membuatnya sangat sakit. Tanpa ragu, seorang pemuda bertubuh tinggi segera membantu wanita itu turun dari bus.

Setelah turun dari bus Yunara menghentikan sopir taksi di jalan dengan melambaikan tangannya, "pak, tolong bantu kami, " Ucap Yunara pada sopir taksi yang baru saja tiba. Pemuda yang menggendong wanita hamil besar itu langsung membawa masuk wanita hamil ke dalam taksi, begitu juga Yunara dan Pemuda itu. "Pak, tolong cepat ke rumah sakit! " Mohon Yunara pada sopir taksi. Melihat melihat wanita hamil yang kesakitan, pak sopir taksi segera menuruti permintaan  tersebut dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Di dalam taksi, suasana tegang dan cemas begitu kental. Wanita hamil itu berteriak dan menangis menahan rasa sakitnya, sementara Yunara dan pemuda itu mencoba menenangkannya sebaik mungkin.

"Apa kau masih gadis? "Tanya wanita hamil pada Yunara dengan suara kesakitan. "Iya, aku masih mudah" Jawab Yunara. Wanita hamil itu menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dengan kasar ke udara dalam mobil sebelum ia berkata, "jika nanti kau menikah, tolong jangan punya anak banyak"tutur wanita hamil dengan napas tersengal-sengal menahan sakit sambil menarik kerah baju pemuda yang duduk di sebelahnya.

Yunara mengerutkan dahinya tak mengerti apa yang di maksud wanita itu dengan mengatakan dia tidak boleh punya anak banyak saat sudah menikah, namun pemuda kerah baju kemejanya ditarik oleh wanita hamil   mengerti apa yang di maksud  wanita hamil tersebut.pemuda itu menatap gadis yang baru ia kenal itu dan berkata,  "jangan dengarkan dia, " Ucap pria itu.

Mendengar pemuda itu berbicara seperti itu, wanita hamil itu merasa kesal dan menarik kerah kemeja pemuda itu sampai terkoyak.  "Apa kata mu? Kau bicara  seperti itu karena para pria tidak melahirkan!, "ucap wanita itu berteriak marah.

Yunara yang melihat dada sexy pemuda tampan itu karena bajunya robek menutup Matanya. Begitu juga dengan pak sopir yang tidak tahu harus membela siapa, sebab pada umumnya wanita hamil akan berbicara aneh saat proses melahirkan pikir sopir itu.

Tak lama kemudian, setelah drama lucu terjadi di dalam mobil, sopir pun berhasil membawa wanita hamil itu sampai di rumah sakit terdekat. Tanpa berpikir pajang Yunara dan pemuda itu membantu wanita untuk masuk ke rumah sakit. Namun karena wanita itu tidak lagi sanggup jalan, akhirnya pemuda itu menggendong wanita hamil itu masuk ke dalam rumah sakit, meskipun bajunya tidak terlihat layak dipakai  karena sudah robek.Pemuda itu tampak tidak terlalu perduli, ia lebih perduli akan keselamatan wanita yang sedang kesakitan.

Melihat kepedulian pemuda itu membuat hati Yunara terharu akan sikap baik pemuda itu.

Di sisi lain, Gelin  terlihat sedang duduk di atas kasur empuknya. Pemuda itu terlihat masih memikirkan wajah wanita cantik yang ia temui saat di halte bus.

"Oh Tuhan, kenapa dia begitu cantik, "ucap Gelin terpesona."oh hati ku, ada apa dengan hati ku? Hati ku rasanya...rasanya sangat... Menginginkan gadis itu, "ucap Gelin merasakan kebingungan dan keinginan yang kuat  terhadap wanita tersebut.Suasana hati Gelin di penuhi dengan kekaguman dan keinginan yang sulit untuk di jelaskan.

"Apapun caranya, aku harus bertemu lagi dengannya.Kalau perlu, aku akan meminta nomor teleponnyateleponnya, "ucapnya dengan penuh semangat.

"Gelin! "Panggilan seseorang dari bawah sana membuat Gelin merasa kesal.

" Apa lagi, Nenek? "Ucap Gelin sedikit berteriak agar sang Nenek yang sudah pikun dapat mendengar.

Rumah sakit dipenuhi  dengan para petugas medismedis, yang sibuk memeriksa pasien. Seorang pemuda tampan berhasil membawa wanita hamil yang ke sakit ke depan Unit Gawat darurat (UGD). "Suster, tolong, ini sangat darurat, "ucap Yunara pada para petugas rumah sakit.

Melihat wanita yang berteriak kesakitan, para petugas rumah sakit pun membantu wanita hamil itu  untuk berbaring di atas teroli sorong.

" Maaf, hanya satu orang yang bisa masuk,"ucap suster. Yunara melirik pemuda itu, "Kau saja yang menemaninya,"suruh pemuda pada Yunara.

Namun, saat Yunara hendak masuk untuk menemani persalinan wanita hamil itu, wanita itu malah menarik tangan pemuda itu. "Kau saja yang ikut, aku butuh pria yang menemani aku, "ucap wanita hamil itu sambil menarik tangan pemuda itu untuk ikut dengannya.

" Tapi... "Ucapan pemuda itu terpotong saat salah satu suster bertanya, " Apakah anda suami pasien? "Dengan cepat pemuda itu menjawab, "tidak, aku bukan... Belum pria itu menjawab wanita hamil tersebut langsung menjawab, " Dia suami ku, "ucapnya.

Pemuda itu heran dan terkejut mendengar pengakuan wanita hamil tersebut, " Apa maksud mu? "Ucapnya dengan rasa kebingungan. "Kalau anda suami wanita ini, tolong ikut kami masuk, "suruh suster.

"Tapi masalahnya aku..."ucapan pria itu terpotong lagi karena wanita itu memaksa masuk ke dalam ruangan persalinan. Akhirnya, pemuda itu pun harus menuruti permintaan wanita hamil itu untuk menemani nya dalam proses persalinan.

Sementara itu, Yunara yang hendak masuk masuk untuk ikut dengan mereka, dihalangi oleh suster. "Maaf bu, hanya satu orang yang boleh masuk, "ucap suster sebelum menutup pintu ruang persalinan.

Perasaan pemuda itu campur aduk, antara keheranan, kebingungan, dan tanggung jawab yang tiba-tiba muncul saat wanita itu menganggapnya sebagai suaminya. Wanita hamil itu, di sisi lain merasakan sakit yang begitu intens namun juga merasa tenang karena pemuda itu bersedia menemaninya dalam momen yang penuh emosi ini.

Really Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang