Gelin melihat bus yang menjauh dan terhenti sejenak. "Hey, jangan pergi!setidaknya beritahu siapa nama mu, "ucapnya dengan nafas tersengal. Hatinya berdebar kencang karena tidak ingin kehilangan momen ini.
Meski lelah, Gelin tidak bisa mengejar bus itu lebih jauh. dengan langkah berat,ia menghentikan langkahnya.
" Tak masalah. Masih ada hati esok, aku akan menemui mu lagi,"ucapnya sambil tersenyum penuh semangat.
"I love you, cantik, "lanjutnya dengan hati yang penuh semangat dan pandangan penuh cinta seperti di dalam alam-alam bunga. Gelin merasakan getaran pertama dalam jatuh cinta, sebuah perasaan yang begitu indah.
Jatuh cinta itu seperti di kelilingi bunga-bunga indah yang mempesona, membawa kebahagiaan yang tak terduga. Gelin merasakan getaran di dalam dadanya yang tak terlukis dengan kata-kata.
Yunara mengelap tangannya yang di sentuh Gelin tadi dengan tisu, wajahnya terlihat kesal.
"Dasar peria aneh! "Ucapnya sambil menggerutu. " Ishh, dasar pria gelut! "Lanjutnya dengan semakin kesal. " Dia pria yang aneh, dia membuat ku takut, "ujarnya dalam umpatan, setiap kata umpatan yang keluar dari bibirnya penuh kekesalan.
Sementara itu, seseorang memperhatikan tingkah lucu Yunara. Sudah dua kali pemuda itu melihat Yunara dengan tingkah yang sama.
Pemuda yang duduk di sebelah Yunara tersenyum manis dan menyapa Yunara, "hi, " Ucapnya dengan senyuman yang memikat. Yunara memandangnya dan terpesona oleh ketampanannya.
"Hi, kau..."
"Iya, benar, itu aku. Senang bertemu dengan mu lagi, "ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Yunara.
" Sangat senang bertemu dengan mu juga. Bagaimana kabar wanita itu?"tanya Yunara penasaran sambil menerima jabatan tangan dari pemuda itu.
"Dia selamat, putrinya sangat cantik. Kemarin dia ingin berterima kasih padamu,tapi kau sudah pergi, "ujar pemuda itu.
"Aku ingin melihat bayinya,tapi ibu ku menyuruh ku pulang, " Ucap Yunara dengan suara yang terdengar sedih.
"Kau sering naik bus ini sebelumnya? " Tanya Pemuda itu ingin tahu.
"Iya, aku sering berangkat kerja dengan bus ini,"jawab Yunara menjelaskan bawah dia sudah sangat akrab dengan sopir bus itu karena sering naik bersamanya.
"Jadi, kau pergi ke tempat kerja mu sekarang? "Tanya Pemuda itu.
"Tidak, aku baru saja di pecat seminggu yang lalu, dan sekarang sedang mencari pekerjaan, "ucap Yunara dengan tekad dalam ucapannya.
"Oh, maaf, menyinggung mu, "ucap pemuda itu merasa tidak enak.
Yunara tersenyum, "jangan melihat ku dengan tatapan sedih seperti itu. Kenapa kau merasa tidak enak dengan masalah yang menimpa ku.kau sendiri mau ke mana? "Tanya Yunara balik.
"Aku akan pergi bekerja, ini kartu nama ku. Jika kau berminat,bekerjalah dengan ku, " Ucap pemuda itu sambil memberikan kartu namanya pada Yunara, karena ia harus turun dengan terburu-buru.
"Ah, terima kasih! " Ucap Yunara pada pemuda itu sebelum ia keluar dari dalam bus.
Yunara melihat kartu nama pemuda itu,"produser? Dia seorang produser,wow! Dia sangat hebat. Jadi Arvin namanya, "ucapnya dengan penuh kekaguman.
Di dalam sebuah kamar yang bercat putih, Gelin duduk dengan tenang di depan komputernya. Dia tengah menatap layar dengan penuh konsentrasi, jari-jarinya menari dengan lincah di atas keyboard. Di kamarnya yang di penuhi lukisan-lukisan anime indah dan beberapa koleksi pribadi seperti bola dan gitar, suasana terasa begitu magis.
Novel ke 10 yang Gelin tulis sudah menjadi bagian dari dirinya selama lebih dari dua tahun. Ide-ide uniknya begitu lancar ke dalam kata-kata, namun sayangnya, belum ada satu penerbit pun yang melirik karyanya. Meskipun begitu Gelin tidak pernah kehilangan semangat. Setiap hari, ia menuliskan kata-kata motivasi yang ia pasang di dinding kamarnya, mengingatkanya akan tujuannya.
"Aku lelah sepanjang hari bekerja keras, tapi tidak mendapatkan hasil, "keluh Gelin sambil menutup komputernya yang sudah menyalah lebih dari 7 jam. Namun, tiba-tiba senyuman tipis terukir di wajahnya saat ia mengingat wajah gadis cantik di halte bus tadi. Rasa lelahnya menghilang begitu saja, di gantikan semangat baru yang muncul dalam hatinya, sepertinya rasa jatuh cinta bisa membuat orang kembali bersemangat di tengah kekecewaan.
Di tengah lamunannya, Gelin tiba-tiba merasakan sentuhan lembut di pundaknya,membuatnya kaget dan tersadar dari lamuanannya. "Kau sedang apa? " Ucap ArvinArvin sambil mengambil kursi dan duduk di sebelah adiknya. Gelin menatap Arvin karena gangguan membuatnya terbangun dari lamuanannya.
"Maaf kan aku, Gelin. Ada yang mengganggu pikiran mu? " Tanya Arvin sambil mencoba memahami ekspresi sedih bercampur senang di wajah Gelin.
Gelin menggeleng pelan, "Ekspresiku memang seperti ini, tidak seperti mu membosankan, "ucapnya sambil menatap jauh ke laur jendela memperhatikan bintang-bintang yang bergerak lincah di atas langit.
"Terserah padamu, " Ucap Arvin dengan nada pasrah, "tapi tapi aku tahu kau sedih memikirkan sesuatu kan? "Tanya Arvin, yang sangat mengenal Gelin meskipun mereka sudah berpisah selama 5 tahun karena Arvin harus kuliah di Amerika.
"Seperti yang kau lihat, hidup ku terlihat membosankan, bukan? Tubuh ku memang bergerak, tapi hidup ku terlihat seperti batu yang berdi diri di tempat, " Ucap Gelin dengan rasa sedih.
"Kau tidak boleh bicara seperti itu. Kadang-kadang hidup akan terasa membosankan jika kau terlalu larut dalam pikiran. Cobalah buka pikiran mu dengan mengatakan hidup sangat menyenangkan. Saat itu, kau akan menyadari bawah hidup itu menyenangkanmenyenangkan, "ucap Arvin sambil menatap Mata Arvin yang terlihat putus asa.
Gelin tertawa kecil seolah tersadar dari kata-kata kakaknya.
" Kau benar, ibu dan ayah juga benar. Aku sendiri yang membuat hidup ku membosankan. Itu mungkin padanya dunia, tapi bukan perasaan ku, "ucapnya.
"Kenapa kau terlalu merendahkan diri sendiri? Kau tidak perlu mendengarkan perkataan pikiran mu dan perkataan orang lain. Kau hanya perlu mendengarkan hati mu, " Nasehat Arvin.
"Wow! Kakak ku sudah dewasa sekarang. Tidak heran jika ibu dan ayah sangat bangga padamu karena putra mereka seorang produser yang terkenal, " Ucap Gelin dengan bangga sambil menepuk-nepuk pundak sang kakak.
"Gelin sebenarnya kau juga seperti aku. Kau hanya takut untuk memulai, " Ucap Arvin, Arvin benar Gelin memang bisa melakukan apapun,namun sepertinya keberuntungan tidak selalu berpihak kepadanya, padahal dia sudah sangat bekerja keras.
"Lupakan, bagaimana kabar mu belakangan ini? " Tanya Arvin, mengubah suasana.
"Seperti yang kakak lihat, aku tumbuh dengan baik" Jawab Gelin.
"Ish, membosankan. Kalimat itu aja yang kau ulang-ulang, " Ucapnya.
"Kalau begitu, katakan bagaimana kabar mu di luar negeri? "Tanya Gelin ingin tahu, apa kau masih bermain-main dengan wanita-wanita saat di luar negeri? "Tanya Gelin mengingat kebisaan buruk kakaknya saat SMA.
Arvin tertawa lagi melihat adiknya masih mengingat kebiasaan buruknya di masa lalu. " Kau masih mengingat kebiasaan ku,"ucapnya.
"Jangan bermain-main dengan mereka, mereka juga punya hati, " Ceramah Gelin.
"Sebenarnya aku tidak mempermainkan mereka. Mereka sendiri yang datang padaku, mungkin karena aku punya wajah yang tampan, " Ucap Arvin dengan penuh percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Love
RomanceGelin adalah seorang pemuda yang bercita-cita menjadi penulis, Gelin suka dunia nulis menulis sejak ia masih sekolah menengah dia adalah penulis novel di internet. Namun, belum ada satu pun penerbit yang melirik novelnya. Di balik dirinya yang ceria...