14."Diterima".

677 78 4
                                    

Membuat keputusan lebih sulit dari apa yang kita pikir, mungkin bagi beberapa orang itu keputusan tidak terlalu penting untuk diambil, tapi ingatlah, jika sampai kita salah mengambil keputusan itu akan berakibat fatal bagi diri kita.


//

"Apakah kau mau untuk menjadi pendamping hidupku ADARA RUBY SANJAYA??" tanya Gibran.

"Mungkin ini sulit untuk mu, tapi ku mohon jangan kau kecewakan hatiku" lanjut nya.

"Will you be my girlfriend??" Perkataan Gibran sontak membuat Adara terpaku, apa ia tak salah dengar?? Gibran menembaknya didepan umum??.

"E-em" ucap Adara gugup.

Terima..
Terima..
Terima..

Sorak ramai terdengar menyebutkan kata itu. Dan kini Adara merasa bimbang dalam mengambil keputusan.

"B-beri aku waktu!" ucap Adara.

"Tentu, selama apapun akan ku nantikan jawaban mu MY PRINCESS" jawab Gibran.

//besoknya.

Di pagi yang cerah seorang gadis tengah memakai seragam nya karena sekarang sekolah akan dijalankan seperti biasanya.

Gadis itu terduduk didepan meja rias sambil memakai bedak tipis serta lipbam.

Setelahnya ia menuruni anak tangga dan menuju meja makan.

"Good morning ma.." sapa nya.

"Morning juga dar" jawab mamanya, ia merasa janggal dengan sifat Adara tp biarkan saja selagi ia mau berubah, itulah yang dipikirkan nya.

Gadis yang tengah melahap roti dengan selai coklat didalamnya adalah Adara.

Selang beberapa menit ia selesai sarapan dan pergi ke sekolah menggunakan motornya.

( skip )

Kini Adara telah sampai di depan gerbang sekolah, ia dapat melihat sahabatnya tengah menunggu nya, siapa lagi kalo bukan Naura dan Vio. Eits.. Tapi mereka juga sama 3 orang cowok, yaitu Gibran, Rahsya, dan Irsyad.

Brum...brum...brum...

Suara derungan motor Adara memasuki area parkiran sekolah dengan banyak pasang mata melihatnya.

"Dar lo udh siap blom tugas nya mis Nancy??" tanya Vio.

"Emang ada tugas ya?" Naura juga ikut bertanya.

"Ada yang 2 minggu lalu" jawab Vio.

"WHAT... Gw blom selesai anjing" ucap Naura setelah mendengar penuturan Vio.

"Emm, dar bagi dong jawaban nya" ucap Nauvi berbarengan.

"Brobat lo!!" bukan Adara yang menjawab melainkankan Rahsya dan Irsyad yang mengucapkan nya berbarengan.

"Lo yang brobat!!" jawab Nauvi tak mau kalah.

"Udh berantem nya" ucap Gibran dan Adara secara bersamaan membuat nya saling bertatap tatapan selama beberapa detik, kemudian Adara memanglingkan wajah nya.

"Cieeee cieeeee" ucap Naura.

"Aaaaa cocwit amat ci kalian" sahut Vio.

"Brisik" gertak Adara membuat mereka mati kutu tak mampu untuk bicara.

"Mampus kan lo" ledek Rahsya.

"Makanya jangan suka ngejek orang" sambung Irsyad.

"Diem lo" ucap Nauvi kepada mereka.

Adara tak mau berlama lama berada disana, ia malah langsung berjalan melewati teman temannya menuju kelas.

"Woyy dar ikuttt!!!!" rengek Vio kemudian mengejar Adara diikuti Naura.

MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang