3. Papi Papi Papi!

10.3K 1.2K 81
                                    

Rutin update sesuai janji💅🏻
Ayo kasih komentar yang banyak! Kita di bab ini kenalan sama Kanaya, bocil baruku yang nggak kalah gemessss sama yang lain!






"Ini selain nyaman, juga cuantik dipakai di badan, Beb. Lihat cuttingan-nya nih, niiiih ... halus banget, kan? Soooo pretty! pake dress ini pas malem-malem berasa princess. Kita cewek-cewek nih kadang kan pengin cantik buat diri sendiri aja, nah pakai ini berasa cantik banget, tinggal semprot parfum kesukaan kamu. Jatuh, flowy, kelihatan seksi banget ya Beb?

Mumpung diskon, buruan di checkout sayangku ... limited loh ini, tinggal sisa beberapa, yang aku pake ini malah tinggal dikit banget. Ayo sayang-sayang cantiknya Mami..."

Kanaya, bocah yang beberapa bulan lagi menginjak usia tujuh itu berbaring miring di sofa menghadap sang mami yang sibuk sendiri di depan kamera. Suara kriuk berasal dari pilus rasa rumput laut yang dia kunyah.

Sudah lebih satu jam Mami sibuk di depan kamera. Kanaya sudah biasa, dia tahu itu adalah salah satu cara Mami mencari uang, tentunya selain mengemas puluhan bahkan kadang pernah sampai ratusan barang setiap harinya dengan Tante Niken. Kanaya juga tahu jika Mami sedang melakukan promosi, dia sengaja untuk tidak menganggu atau bersuara. Memang tidak ada yang menyuruh, dia melakukannya atas inisiatif sendiri.

Pokoknya jangan sampai dia mengganggu saat Mami sedang mencari uang, apalagi sekarang Mami hanya sendirian bersama dia. Oma sudah menikah dengan Opa baru, sedangkan Papi ... entah di mana.

Teman-teman bilang, mereka biasa diajak cari jajan dengan papa atau ayah, dibelikan mainan, baju-baju cantik, kue-kue manis, apa saja dengan papa. Dulu Kanaya juga sama kok. Hanya saja ... dia cuma bersama Mami sekarang. Kanaya tidak lagi ke mall paling tidak seminggu sekali seperti dulu saat masih bersama Papi. Mami bilang, uangnya sedikit dan baiknya ditabung untuk sekolah Kanaya.

Supaya bisa sekolah di tempat bagus karena Kanaya besarnya pengin jadi dokter gigi, kata Mami.

"Yang ini two pieces, Beb. Masih sama, cantik dan nyaman banget. Bahannya lembut, adem. Real testi pemakaian dari Mami, punya Mami kayak gini udah dua tahun dan masih bagus banget loh. Tapi ini one size ya, Beb. LD 110 senti, Mami BB 50 masih longgar kok. Tinggi Mami berapa? Mami tingginya 160 ya Sayang. Weight 50, tingginya 160. Pilihan warnanya cakep banget softie gitu. Yang ditangan Mami ini broken white, di belakang ini ada beige, soft green, lilac. Cocok buat sayang-sayangnya Mami yang girlieeee..."

Kanaya bangkit dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara. Berjalan pelan ke arah dapur yang masih sedikit berantakan karena Mami belum sempat bersih-bersih. Tadi Kanaya sudah bantu menyapu walau masih belum sekinclong rumah mereka yang ada di Jakarta. Entah, masih banyak debunya. Mami bilang kalau akan memanggil cleaning service lagi, tapi tidak tahu kapan mereka datangnya.

Intinya, Kanaya sebetulnya belum betah. Baru sehari dan dia sudah kangen rumah yang di Jakarta dan juga teman-temannya. Tapi di satu sisi, dia mengerti jika Mami ke sini untuk mencari uang bersama Tante Niken.

Tadi pagi, Tante Niken membawakan ayam goreng ke ruko dan masih tersisa satu. Masih jam sebelas, Mami belum masak tapi Kanaya sudah lapar. Dipandanginya ayam goreng di atas piring yang tampak amat menggiurkan.

Dia ingin mengambil, tapi bagaimana—

Kanaya melangkah lebar, menghampiri Mami yang sekarang sudah menjewer dress lain.

"Mamiiii...." panggilnya tanpa suara, beruntung Mami langsung menengok dan mengangkat alis.

Bertanya tanpa suara lagi, kali ini Kanaya mengangkat ayam goreng yang tadi dia ambil di dapur, ditunjukkan pada Mami bermaksud meminta izin apakah dia boleh memakannya tanpa nasi.

Ain't Your DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang