Bab 16

14 3 0
                                    

"Kau yakin mau pulang ke Gwangju?" tanya Hoseok saat dia dan Hyei mengemas barang-barang karena liburan yang telah usai.

"Aku sudah berjanji akan pulang, lalu pergi ke Pohang. Sudah lama sekali aku tak mengunjungi tokoku di sana."

"Tidak bisa!" Hoseok menatap tajam. Dia menggeser koper Hyei yang belum tertutup sempurna. "Kalau kau pergi begitu lama, bagaimana denganku?"

"Kau ini." Hyei kembali mendekatkan kopernya dan melanjutkan merapikan isi koper itu sebelum menutupnya. "Kita hanya berpisah sementara, bukan berpisah selamanya. Lagipula kau bisa mencariku ke Pohang, kan."

"Tapi, begitu aku kembali, aku pasti disibukkan berbagai macam kegiatan. Aku sudah terlalu lama hiatus." Hoseok merajuk dan menggenggam kedua tangan kekasihnya. "Bagaimana kalau aku merindukanmu?"

"Kau bisa meneleponku."

"Tidak mau!" Pria itu mendengkus kesal. "Aku mau kau ke Seoul bersamaku. Senin depan jadwal kontrolku, apa kau tak ingin menemaniku?"

"Kau sudah meniduriku berulang kali, dan aku lihat tenagamu sudah benar-benar pulih. Memangnya masih perlu kontrol lagi?" Hyei mencibir.

"Kalau begitu, kau yang kontrol. Bagaimana?" Hoseok merayu sembari mengerjapkan matanya.

"Emang aku kenapa? Aku kontrol apa?"

"Kontrol kehamilan."

"Yak!" Hyei spontan memukul kepala pria itu hingga membuatnya meringis dan mengusap-usap kepalanya.

"Kau suka sekali memukulku. Memang apa salahku? Wajarkan kalau aku berharap kau bisa segera hamil."

"Diamlah. Dan cepat berkemas!" hardik gadis itu membuat Hoseok memanyunkan bibir, lalu merapikan bajunya dengan cepat. "Hyei ...."

"Apalagi?!" Hyei kembali mendelik.

"Ikut aku ke Seoul, ya. Nanti, setelah selesai kontrol kita pergi ke Gwangju. Aku juga mau bicara dengan keluargaku tentang lamaranku."

"TIDAK!" tegas suara Hyei membuat Hoseok bungkam.

Sejatinya rindu bukan satu-satunya alasan yang membuat Hoseok enggan membiarkan Hyei berangkat ke Gwangju, tapi apa yang dikatakan ibu panti masih terus menghantuinya, membuatnya khawatir jika harus membiarkan gadis itu pergi sendiri. Sayangnya agensi juga sudah mengatur jadwal untuknya. Mulai dari fan meet, sampai meeting terkait proyek-proyek baru mereka. Dia yang masih menjadi member BTS, tentu tak bisa terus luput dari serangkaian acara yang telah dijadwalkan.

Dalam perjalanan, Hoseok lebih banyak diam. Dia terjebak dengan segala pemikirannya.

"Oppa ...," panggil Hyei manja. "Kau marah? Kenapa diam saja?" Hyei menatap Hoseok.

"Sariawan!"

Wajah Hoseok yang merajuk dan jawabannya spontan membuat Hyei tertawa. Dia menyandarkan kepala di bahu pria itu, lalu menggenggam tangan Hoseok. Jari-jemari mereka saling bertautan. "Aku cuma pergi sebentar, paling bulan depan sudah kembali ke Seoul. Aku juga tak bisa lama-lama berjauhan denganmu."

"Bohong," ucap Hoseok masih dengan nada merajuk. "Kan, kau bisa mengundur rencanamu ke sana. Biar aku bicara dengan ibu panti."

"Aku ...." Hyei diam sejenak. "Ada hal penting yang harus kuselesaikan di sana."

Mendengar ucapan Hyei, Hoseok terdiam. Hatinya kian khawatir. Dia merasa yakin bahwa apa yang dimaksud Hyei pasti urusannya dengan Jin Young.

"Urusan apa yang tak boleh aku tau?" Hoseok menoleh ke arah Hyei yang masih bersandar di bahunya. "Kita akan segera menikah, kan? Apa masih perlu ada rahasia?"

Pick Me, BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang