Bab 17

28 4 4
                                    

Seorang pria tengah duduk mengobrol dengan ibu panti ketika Hyei pulang dari lari pagi bersama anak-anak panti. Dia cukup terkejut mendapati kehadiran pria itu.

"Kyung Soo-sii, kau di sini? Apa kabar?"

"Aku baik," jawab Kyung Soo sambil berdiri dan membungkukkan badan.

"Sudah lama sekali kita tak bertemu, bagaimana bisa kau tiba-tiba ada di sini?" Hyei duduk di kursi, "bagaimana kau bisa tau aku ada di sini?" lanjutnya bertanya.

"Tentu saja tak sesulit itu mencarinya setelah beritamu dan Hoseok Hyung lalu lalang di media sosial."

"Ah, aku belum melihat beritanya. Appa tak mengijinkanku bermain media sosial, kau tau lah ...."

"Iya, tak semua orang akan senang idol mereka punya pasangan." Kyung Soo terkekeh. "Tapi, aku mendukung kalian seratus persen."

"Terima kasih, Kyung Soo-sii. Oh, ya, kau sudah makan? Makanlah di sini. Aku akan membuat sarapan untuk semua orang. Ini masih terlalu pagi untuk berkunjung, aku yakin kau pasti belum sarapan, kan?"

"Iya, kau benar." Kyung Soo menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Hyei terkekeh. "Kau mengobrolah dulu dengan Eomma, aku akan siapkan sarapannya."

"Hmm ...." Kyung Soo mengangguk, lalu Hyei pun pergi ke dapur.

Sosok seorang pria yang berdiri di luar pagar panti asuhan menjadi titik perhatian Hyei ketika dia merebus sayurannya. Rasanya baru pertama kali ini dia melihat orang itu. Gerak-geriknya tampak aneh dan mencurigakan membuat Hyei sedikit tegang dan khawatir.

Hyei mengira-ngira siapa pria asing yang dilihatnya, yang seolah-olah sedang mengawasi panti asuhan itu. Dia menutup gorden jendela dapur, sembari sedapat mungkin berusaha agar anak-anak panti tak mencurigainya. Hyei tak ingin anak-anak itu merasa khawatir.

Hampir sejam Hyei berkutat di dapur, dia pun akhirnya bisa menyelesaikan menu sarapannya. Hanya beberapa potong sandwich dan jus segar, juga salad buah segar dari kebun belakang milik panti.

"Ada apa?" tanya Kyung Soo setengah berbisik saat melihat Hyei selalu melirik ke arah jendela.

"Oh, bukan apa-apa," jawab Hyei gugup, lalu kembali memakan sandwichnya. "Ngomong-ngomong, kau belum bilang tujuanmu kemari. Apa kau ada perlu? Denganku mungkin?"

"Tidak, aku hanya kebetulan ada tugas di Gwangju, lalu kemudian mampir karena Hoseok hyung bilang kau sedang ada di Gwangju sekarang."

"Ooh, begitu." Hyei kembali memakan makanannya. Dering ponsel menganggetkan gadis itu. Dia melihar nama Hoseok di sana, lalu segera meminta ijin untuk mengangkat teleponnya.

"Annyeong, kau sudah bangun, Appa?" tanyanya.

"Aku sudah bangun sejak kemarin dan kemarinnya lagi."

"Maksudmu, kau begadang?"

"Iya, aku tak bisa tidur karena tak ada kau di sisiku," ucap Hoseok manja.

Hyei terkekeh. "Kalau ada aku, kau tak bisa tidur karena belum meniduriku, iya, kan?"

"Bukan begitu. Kalau kau tak di sini, saat malam aku haus, tak ada yang memberiku minum." Hoseok bicara dengan nada menggoda.

"Kau jangan rakus lah, siapkan buat anak kita nanti," jawab Hyei menanggapi kekonyolan Hoseok.

"Tak akan habis, Hyei. Dulu Appaku selalu rebutan denganku, tapi lihat punya eomma masih sama, dan sampai sekarang Appa masih menyusu padanya."

"Yak! Jung Hoseok kau itu tak tau malu."

Pick Me, BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang