Taruhan#2

735 55 2
                                    

HAPPY READING...


****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salsa merasa ada yang memperhatikannya, dilihat kebeberapa sudut kantin ternyata sosok yang berada tepat di depan mejanya lah yang sedang menatapnya sangat dalam.

" ___gue jadi kepikiran, gimana kalo kita taruhan?'' ucap azel kearah salsa yang sedang menunduk dan sedikit berkeringat di area dahi.

"Taruhan untuk apa?" salsa yang semula diam akhirnya menatap kearah Azel. "Apa yang gue dapet dari taruhan ini kalo gue menang?" tanya salsa

"Gue bakalan kasih lu uang 15 juta kalau di antara kita berdua, lo yang lebih dulu bisa jadiin ka ken pacar lu dalam waktu kurang dari satu bulan."ujar Azel sambil menaik turunkan alisnya. " gimana, deal?"

"Biasalah sal, si Azel tuh ciri ciri orang kaya yang bingung cara ngabisin uang, makannya segala bikin taruhan aneh-aneh" kata Nessa sambil menyantap makanannya yang belum habis.

Sementara Salsa, tengah berperang dengan pikirannya sendiri. Ia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliah, bayar kost setiap bulan dan juga biaya hidup setiap harinya. Salsa anak Rantau yang tidak memiliki satupun keluarga di Jakarta. Selama dijakarta, salsa hanya mengandalkan uang sisa menjual perhiasan peninggalan alm.ibunya yang semakin hari semakin berkurang.

Ayah salsa, ia pergi Bersama istri barunya dan memilih meninggalkan salsa tanpa rasa tanggung jawab. Sejak saat itu Salsa sangat benci pada ayahnya sendiri.

Setelah hampir beberapa menit mempertimbangkan penawaran Azel, akhirnya salsa menerima taruhan tersebut.

"Deaaalllll."

Salsa menyiapkan diri. Persetan dengan harga diri. Ini bencana. menjadikan Kennan Cardellian kekasihnya adalah hal mustahil, Salsa tidak sanggup. Jangankan mengajaknya berpacaran, berpapasan dengan cowok itu saja Salsa bisa hitung dengan jari. Salsa bingung harus memulai darimana. Sejak dari awal masuk kuliah Salsa memang tidak pernah tertarik pada laki-laki di kampusnya terutama Kennan. Sedangkan Azel sejak awal masuk kuliah sudah sangat menyukai sosok Kennan Cardellian. Berbagai cara sudah Azel lakukan untuk mencari perhatian Kennan, walaupun hasilnya sia-sia, kennan tetap saja tidak perduli.

Tidak ada yang benar benar tahu sifat asli dari seorang Kennan Cardellian kecuali teman dekatnya. Katanya Kennan memiliki banyak harta untuk bisa bersikap seenaknya di kampus. Siapapun akan tunduk pada Kennan, tak terkecuali dosen-dosen di kampus. Itulah alasan cowok tersebut tidak pernah mendapatkan hukuman sekalipun telat masuk kelas dan bolos di jam jam tertentu. Apa pun yang dia mau pasti harus dia dapatkan, gimana pun caranya.

Selain nakal, Salsa juga merasa ada aura gelap yang dimiliki Kennan. Salsa bersumpah, ia selalu merinding jika tanpa sengaja bertatapan dengan Kennan. Salsa merasa Kennan itu jelmaan hewan buas, atau bahkan mungkin sebenarnya Kennan semacam siluman harimau, yang siap menerkam siapapun untuk dimakan dagingnya. Benar, Salsa selalu merasa seperti kelinci putih yang terancam dimakan jika bertatapan dengan Kennan.

"Zel, kayanya gue gak akan sanggup___"

"Sanggup, Sal. Lo pasti bisa." Tutur Azel menyemangati "kita tuh taruhan secara sportif, jadi siapa pun yang menang ataupun yang kalah, yahh harus menerima dengan lapang dada.

****

#ROOFTOP

#ROOFTOP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kring!!

Kring!!

Kring!!

Bel masuk berbunyi menandakan waktu istirahat telah usai. Semua mahasiswa berhamburan masuk ke kelas dan meninggalkann aktivitas sebelumnya, terkecuali kennan dan teman-temannya mereka tidak masuk ke kelas melainkan pergi ke rooftop untuk menghisap rokok yang sudah terselip di daun telinganya.

Bagas senantiasa duduk di sofa tua di samping kennan yang hanya diam saja sedari tadi. Saat ini rooftop hanya diisi oleh suara hembusan asap yang keluar dari mulut keempat lelaki tersebut.

"Lo lagi mikirin sesuatu?" tanya paul yang akhirnya memberanikan diri.

"Kennan," panggil Paul lagi sembari menepuk sedikit kencang bahu kiri kennan.

"Apa?" kaget Kennan menoleh pada Paul.

"Lu kenapa ngelamun, mau ngerencanain apa lagi?" tebak paul.

"Gue lagi gak ngerencanain apapun. Gue lagi penasaran aja sama satu cewe di kampus ini yang gak tertarik sama gw" tutur Kennan sambil menghisap rokok yang diberada di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Siapa,? Dia gak tertarik sama lu karena terpesona sama senyuman gue kali" tanya Tama dengan muka tengilnya

"Salsa" jawab Kennan sesantai mungkin.

"Salsa anak fakultas music semester 3, yang suka nyanyi buat ngisi acara di kampus?" tebak Tama dengan yakin "Tumben seorang Kennan bisa penasaran sama cewek di kampus ini" Tama menatap Kennan dengan tatapan curiga.

"Lo ko tahu nama dia Salsa?" tanya Paul pada Kennan

"Bagas yang ngasih tahu gue" jawab Kennan yang sudah mulai menutup kedua matanya.

"Jangan macam-macam, ken" peringatan Bagas

Dalam tidurnya Kennan hanya tersenyum smirk mendengar penuturan Bagas padanya.


==========================================================================

Hallo teman-teman, balik lagi sama Minlo. 

Buat teman-teman yang suka sama cerita aku jangan lupa di vote dan di komen ya.

vote dan komen kalian semangat aku.

semoga aku bisa konsisten lanjutin cerita ini dan alurnya bisa mengesankan buat teman-teman yang baca.


see u next part...


DILEMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang