Menyakitkan#10

830 56 5
                                    

Salsa tidak percaya, bahwa hari ini ia akan satu mobil dengan Kennan untuk pergi ke kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salsa tidak percaya, bahwa hari ini ia akan satu mobil dengan Kennan untuk pergi ke kampus. Untuk pertama kalinya ia berangkat ke kampus bareng Kennan, dan Salsa tidak memiliki pilihan selain menerima ajakan Kennan untuk berangkat bareng. Ia sudah hampir terlambat. Jika pagi ini bukan kelasnya Pak Bambang, Salsa pasti akan memilih terlambat dari pada harus berangkat bareng dengan Kennan. Sebenarnya Salsa tidak masalah dengan berangkat bareng dengan Kennan, tapi ia khawatir Azel akan melihat dia turun dari mobil Bersama Kennan. Salsa takut Azel salah paham dan semakin membencinya.

"Semalam kita nggak ngapa-ngapain kan?" Salsa menanyakan pertanyaan yang mengganggu kepalanya sejak bangun tidur. Salsa yakin ia tidak melakukan apapun dengan Kennan, tapi Salsa ingin mendengar kepastiannya dari Kennan.

"Kenapa panik banget sih? Kalau iya, kenapa? Mau minta bayaran?"

Salsa berdecak, ia selalu dibuat kesal setiap berbicara dengan Kennan. "Kalau iya, gue terlalu positive thingking sama lo, gue kira lo nggak sebajingan itu buat nidurin cewek saat nggak sadar. Ternyata lo semenjijikan itu"

Rahang Kennan mengeras, mendengar ucapan Salsa. Kennan menepikan mobilnya secara tiba-tiba, hingga membuat Salsa terkejut, tapi tidak sampai menjerit. Kennan menatap Salsa tajam, ia mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya begitu dekat dengan Salsa.

"Lo tahu kenapa gue tertarik sama Lo?" Kennan menunggu Salsa menjawab, tapi dia tidak menjawab apapun selain menatap sinis. "Karena lo sama menjijikannya, sama gue"

"Lo pikir lo Istimewa? Bagi gue, lo Cuma cewek matre yang butuh uang yang gampang gue pake"

Salsa tidak tahan, kennan yang tidak pernah bicara baik padanya, membuat ia hilang kesabaran, dan ini adalah puncaknya. Salsa melayangkan tangannya, menampar pipi Kennan keras. Nafas Salsa memburu kerena amarah.

Salsa sudah banyak mendengar cacian hingga hinaan atas dirinya yang seakan-akan memanfaatkan kekayaan temannya untuk tetap bertahan hidup, Salsa sudah terbiasa akan hal itu. Tapi Kennan menilainya begitu rendah, dan itu membuat Salsa emosi.

Salsa langsung menampar pipi Kennan. Kennan menggeram, merasakan kebas di pipinya. Tangan kecil Salsa mampu membuat Kennan merasakan sakit di pipinya. Kennan mendorong pipi dalamnya dengan lidah. Ia menoleh menatap Salsa tajam, kemudian mendengus tidak percaya, gadis ini berani menamparnya.

Kennan Kembali menancapkan gas mobilnya, jika ia terus berdebat dengan Salsa, ia akan terlambat datang ke kampus.

Salsa sendiri tidak mengatakan apapun lagi selama di perjalanan. Salsa mengutuk dirinya sendiri, kenapa ia begitu bodoh kemarin. Datang ke apartement Kennan dengan mengharapkan sesuatu yang sudah pasti tidak akan ia dapatkan dari Kennan.

Mengingat apa saja yang disyaratkan Kennan supaya ia membantunya, benar-benar membuat Salsa muak. Sampai matipun, Salsa tidak akan menerima bantuannya jika begitu.

Salsa melepaskan sabuk pengamannya, begitu mobil Kennan berhenti di parkiran kampus. Memakai tas, dan tidak mengucapkan terima kasih, Salsa akan langsung keluar dari mobil Kennan.

DILEMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang