Tok!Tok!
Tok!
Ketukan di pintu kamar mandi, dapat membuat atensi Narsilla teralih dari alat-alat pengecekan kehamilan yan tengah dipandang dengan lekat.
Narsilla lalu membuka pintu, setengah saja.
Dan tampaklah sosok sang kakak ipar.
“Gimana? Udah kelihatan hasilnya, Silla?”
“Belum, Kak Hima” Narsilla menjawab sembari menggelengkan kepala beberapa kali.
“Kakak boleh masuk tidak?”
Permintaan diloloskan Sahima Paramesti Djaya.
“Ayo, Kak masuk.” Narsilla mempersilakan.
Sang kakak ipar lantas bergabung dengannya di kamar mandi. Ia segera mendapat pelukan yang memang dibutuhkan menenangkan hatinya.
Rasa gugup tentu luar biasa menunggu hasil dari alat-alat testpack guna mengecek kehamilannya. Sudah digunakan sebulanan lalu.
Dan ia dinyatakan tak mengandung kala itu.
Kecewa? Sudah pasti. Apalagi sejak tiga bulan belakangan, program kehamilan telah dilakukan.
Dan hasilnya belum sesuai harapan.
Sebagai seorang istri, Narsilla tidak ingin saja mengecewakan sang suami yang sudah begitu ingin punya buah hati dari pernikahan mereka.
Narsilla pun merasa perlu memenuhi keinginan mulia tersebut. Dan amat tidak enak hati karena belum juga becus mengabulkannya.
Dari segi medis, ia sehat. Rahimnya juga bagus serta bersih, tak ada penyakit ataupun gangguan bawaan yang perlu diwaspadai terlalu serius.
Bahkan, tidak menghambat kehamilan.
Pramuda pun sangat prima. Hasil pemeriksaan lab dilakukan hasilnya menunjukkan kesuburan yang sangat memungkinkan punya keturunan.
“Tegang, Silla?”
Sahima bertanya. Berupaya membuat sang adik ipar menceritakan keluh kesah dan kecemasan yang dirasakan agar tak dipendam sendirian.
Sahima ingin Narsilla terbuka. Ia selalu akan siap menjadi tempat sang ipar bersandar sebagai sesama wanita. Apalagi, Narsilla memang tidak punya kakak perempuan, ia pun sama.
“Tegang, Silla?” tanya Sahima kembali.
“Iya, Kak Hima, aku tegang sekali rasanya.”
“Aku takut aku nggak hamil.”
Narsilla memandang iparnya. “Aku takut.”
“Sudah setahun lebih aku menikah dengan Pram, tapi aku belum hamil juga. Aku takut aku akan mengecewakan harapan Papa dan Mama.”“Apalagi keinginan Pram,” imbuh Narsilla.
Tanpa terasa, matanya sudah panas. Dan cairan bening mengalir keluar dari netranya.
Hantaman rasa sesak membuatnya tak mampu berdamai, malah semakin gundah. Dilampiaskan dengan tangisan yang tambah deras.
Sang ipar memeluknya kembali.
Dan air mata tak kunjung mau berhenti keluar. Ia hanyut akan kegelisahan perasaan dibandingkan coba bertahan dengan pikiran rasional.
“Tenang, Silla. Tenangkan hati, ya.”
“Kamu tidak pernah mengecewakan siapa pun, kami tidak menuntut apa pun dari kamu, Silla.”
“Masalah kapan kamu hamil, kuasa Tuhan yang bermain di sini. Kita hanya bisa berusaha.”
“Kalau bulan ini belum berhasil, itu artinya ada waktu kedepan yang disiapkan Tuhan.”
Ucapan sang ipar dapat sedikit membuatnya bisa rileks. Sahima Paramesti Djaya memang sosok saudari panutan dengan matangnya kedewasaan.
“Makasih banyak sudah menghiburku, Kak.”
“Sama-sama, Silla. Kamu harus tetap semangat. Kakak pasti akan selalu bantu kamu.”
“Iya, Kak Hima, makasih banyak.”
“Nah, sekarang kita lihat hasilnya, Kakak rasa sudah kelihatan. Mau Kakak ataukah kamu yang lihat hasilnya, Silla?” tawar Sahima.
“Bisa tolong Kak Hima saja?”
Kakak iparnya tentu menyanggupi.
Debaran jantung Narsilla kian kencang, ketika Sahima Paramesti Djaya mulai mengambil tiga buah testpack yang dicelupkan ke air maninya.
Diperhatikan dengan saksama ekspresi saudari sulung suaminya itu. Hendak membaca mimik yang terpampang, biasanya menunjukkan hasil dari apa tengah dilihat di alat tes kehamilan itu.
Sang kakak ipar tersenyum lebar kemudian.
“Selamat, Silla.”
“Kamu akan segera menjadi seorang ibu.”
Narsilla pun gugup luar biasa, sehingga detakan jantung terasa amat kencang. Dan air matanya kembali mengalir dari kedua netranya.
Oh, Tuhan, terima kasih atas doanya yang dapat terkabul. Rencana semesta sungguh indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pak Dosen
Ficción General[Follow dulu untuk bisa membaca part dewasa 21++] Demi tak diminta keluarga besarnya untuk kembali ke tanah kelahiran hanya demi menikah, Narsilla Anggrami bertekad kuat mengajukan diri menjadi kandidat utama calon istri dari seorang dosen muda bern...