"Ais, hari ini adalah hari terakhir kamu di rumah Ibu. Dan besok kamu udah harus kembali ke rumah keluargamu. Kira-kira kamu mau nggak ke pasar malam sama Ibu, Bapak, dan Aden?" tanya Bu Leha ketika hari minggu yang cerah kini mulai menggelap karena datangnya malam.
"Hah?! Bukannya pasar malam bukanya pas malam minggu aja ya, Bu? Sekarang kan udah malam senin," balas Aisley yang tengah duduk di ruang tamu bersama Bu Leha.
Bu Leha terkekeh kecil hingga lesung pipit yang sudah mulai termakan usia itu terlihat samar-samar. "Ya memang biasanya dibukanya malam minggu, Ais. Tapi pasar malam itu diadakan biasanya semingguan. Kebetulan sekali di lapangan dekat balai desa sekarang ada pasar malam. Kamu mau nggak?"
Mungkin jika di hadapannya sekarang adalah Aisley sebelum hilang ingatan, maka Bu Leha tidak akan pernah berani mengajak anak majikannya ke pasar malam didesa yang jelas-jelas jarang didatangi oleh orang kaya.
"Oh, kalau gitu Ais mau!!!" Aisley menyerukan dengan raut wajah gembira nan penuh semangat.
Ah, ia jadi bernostalgia saat masih menjadi Gita. Ia selalu menjadi orang yang paling bahagia ketika diajak ke pasar malam karena ya jarang-jarang. Bukan karena malas, tapi uangnya yang tidak ada. Apalagi sekalinya ke pasar malam ia selalu minta ke Ibunya untuk dibelikan ini itu, kemudian belum lagi ia selalu ingin mencoba menaiki beberapa wahana. Jadi, ia hanya pergi ke pasar malam ya saat Ibu dan Bapak sedang ketiban rezeki.
"Yaudah, kalo gitu kamu siap-siap gih! Biar Ibu yang bilang ke Bapak sama Aden."
"Siap, Ibu!"
Setelah itu mereka berdua meninggalkan ruang tamu. Bu Leha pergi menghampiri Pak Ali dan Raden, sedangkan Aisley pergi ke kamarnya.
Pandangan Aisley tertuju pada beberapa pakaian milik Aisley asli. Ia memilih beberapa untuk dijadikan kandidat pakaian yang akan ia kenakan malam ini. Diantaranya adalah crop jacket jeans warna pink, hoodie gambar beruang warna hitam, dan kemeja lengan pendek warna biru langit.
Untuk celana, Aisley memutuskan untuk memakai celana training warna coklat.
Belum sempat memilih mana yang akhirnya ia pakai tiba-tiba pintu kamarnya diketuk.
Tok... Tok... Tok...
"Lo belum siap?" tanya Raden dari luar kamar.
"Belum, aku masih bingung milih baju ini, Abang!" Tanpa membukakan pintu untuk Raden, Aisley langsung menyahut begitu saja.
"Pakai yang sekiranya nyaman dan nggak mencolok," ucap Raden memberi saran.
"Oke, Bang. Makasih sarannya! Tungguin sama Bapak Ibu aja sana!"
Aisley pun akhirnya memutuskan untuk mengenakan hoodie gambar beruang yang warna hitam tadi.
Malam ini ia tidak menggunakan bedak, hanya pakai pelembab dan lip balm saja. Untuk masalah rambut ia cepol agak rapi.
Merasa sudah siap, Aisley dengan sandal karakter melody-nya berjalan keluar kamar lalu menghampiri keberadaan Bu Leha, Raden, dan Pak Ali.
"Maaf ya Ais lama," pinta Aisley sungguh-sungguh.
"Tidak apa-apa, Ais. Lagipula kamu kan anak cewek, jadi sudah sewajarnya berdandan lama." Pak Ali menoleransi perbuatan Aisley yang memang seperti wanita pada umumnya.
Raden tidak berkomentar sedangkan Bu Leha langsung mengajak mereka jalan menuju pasar malam.
Setibanya mereka berempat dipasar malam Pak Ali dan Raden segera memisahkan diri dari Bu Leha dan Aisley. Karena mereka berdua berniat hanya ingin membeli jagung bakar saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
new journey!! [END]
Fantasia-Typo bertebaran -Belum revisi CERITA INI HANYA ADA DI PLATFORM WP LAPAK AVENLY SAJA (Jika kalian menemukan di apk baca lain silahkan lapor karena itu plagiarisme!) Anggita Magnolia kini hidup di tubuh orang lain. Lebih tepatnya ia sudah meninggal...