Dark Arts

1K 117 10
                                    

Sebulan berlalu, Jay melaksanakan tugasnya sebagai pengawal dengan baik. Meski sebenarnya, ia lebih sering menemani Jungwon daripada Heeseung, Heeseung tampak tak terganggu. Jay hanya dipanggil ketika dibutuhkan, seperti ketika Heeseung menghadiri acara yang melibatkan orang-orang sejenisnya.

Riki sendiri masih setia mematuhi perintah Heeseung yang memintanya untuk secara berkala mengawasi gerak-gerik Jay. Seharusnya ini bukan tugas yang sulit, hanya saja Jay lebih sering bersama Jungwon, Tuan Mudanya, daripada bersamanya atau pengawal lainnya.

Yang menjadikan tugas ini tidak mudah adalah Jungwon sendiri yang kerap meminta waktu sendiri bersama Jay. Meski Riki yakin Jungwon bukan orang yang lemah, tetap saja Ia khawatir atas keselamatan Tuan Mudanya itu.

"Aku harap kalau dia macam-macam, dia mati tertelan paku atau berubah jadi babi," gumam Riki yang gelisah melihat Jay masuk ke kamar Tuan Mudanya.



* * *



"Mereka menghapus bukti ini segera setelah kejadian itu. Beruntung Yeonjun berhasil menemukannya meski butuh waktu yang cukup lama." Heeseung berkata sambil memasang flashdisk ke komputer. "Butuh waktu lama untukku dewasa dan mendapat otoritas selaku pewaris keluarga."

Rekaman CCTV beberapa tahun lalu diputar, memperlihatkan proses terjadinya kecelakaan tersebut dari jarak yang cukup jauh.

"The truck is driverless."

Heeseung mengangguk. "Autonomous truck, itu artinya ada yang mengendalikan dari jarak jauh."

Jay mengangguk, mungkin itu alasan Heeseung sangat ingin mencari dalang dibalik kecelakaan tersebut. Supir yang dikabarkan terluka karena kecelakaan yang dikabarkan media itu..., palsu.

"Aku sudah mencoba menghubungi dan mendatangi orang yang berlagak sebagai sopir truk yang terluka. Tapi dia dibunuh tepat sebelum kami sampai di tempatnya." Heeseung bicara. "Pihak media dan kepolisian jelas terlibat, mereka pasti mendapat jaminan yang cukup besar mengingat yang ditutupi adalah kasus yang melibatkan keluarga mafia."

"Heeseung," panggil Jay, "lihat."

Jay memutar ulang rekaman tersebut, kali ini lebih lambat. Terlihat orang tua Heeseung tampak berbicara pada ruang kosong sambil memeluk Heeseung yang berdarah. Jika diperhatikan lebih baik, terlihat sekilas bayangan hitam muncul sepersekian detik di depan kedua orang tua Heeseung.

Keduanya saling tatap memperhatikan rekaman CCTV tersebut. Berkali-kali diputar dan diperjelas, bayangan itu jelas ada meski hanya sesaat.

"Seems like your parents didn't just crawl for help."

Heeseung diam, Ia tidak punya kemampuan apapun untuk menjelaskan situasi semacam ini. Selama ini Ia hidup dalam dunia nyata, yang berarti Ia tidak percaya pada hal-hal fiksi seperti hantu dan sejenisnya. Namun rekaman tersebut...

"Apa Ilmu Hitam benar-benar ada?"

Jay menunduk, Ia bingung bagaimana menjawab pertanyaan Heeseung.

"Aku beberapa kali mendengarnya. Tapi mungkin kau bisa bertanya pada adikmu untuk jawaban yang lebih pasti."

"Is that why you are always in his room?"

"Y-yes...," jawab Jay gugup sambil melihat ke arah lain.

"You don't sleep with him, aren't you?"

"No way!" Seru Jay spontan mendengar kecurigaan Heeseung.

Heeseung memicingkan matanya. Memutuskan percaya, Ia kembali memperhatikan rekaman CCTV.

Jay bernafas lega melihat Heeseung tidak lagi menatapnya curiga. Tapi memang benar, Ia tidak pernah tidur dengan Jungwon, hanya mendengar celotehan Tuan Muda tersebut sambil sesekali menjadi kelinci percobaan praktik ilmu hitam. Beruntung Ia masih hidup sampai sekarang.

"Bring Jungwon." Heeseung memberi perintah.






.




.




.






tbc.





huhuhuhuuuuu, aku insekyur (dikit kok, segini 🤏🏻)

gimana menurut kalian? aneh gak?

btw ini emang ceritanya ada sedikit bumbu2 mistis (santet kali yh), tapi itu cuma selingan, poin utamanya tetep mafia kok (kyknya)

makasih buat kalian yang mau baca cerita penulis newbie sepertikuu *muah




The Pursuit (HeeJay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang