"Pernah dengar tentang Selene Wang?" tanya Jungwon.
"Pemilik Moon Casino?" tanya Jay memastikan.
Jungwon mengangguk. "Dia yang mengajarkanku teknik ini," katanya sembari perlahan menghilang dari pandangan.
Jay dan Heeseung langsung siaga, membentuk formasi bertahan, refleks mencari keberadaan Jungwon yang menghilang begitu saja.
"Sayangnya, aku belum bisa menyembunyikan auraku sepenuhnya," suara Jungwon terdengar lagi. Keduanya menoleh bersamaan, terkejut melihat Jungwon yang tiba-tiba muncul di antara mereka.
"Kau jangan main-main," kata Heeseung penuh penekanan.
"Tidak, aku sungguhan," balas Jungwon sambil berjalan santai kembali ke tempat duduknya.
Heeseung dan Jay bertukar pandang sesaat. Mereka kembali duduk di posisi masing-masing tanpa menurunkan kewaspadaan.
"Kau pernah bertemu dengannya?" Jay bertanya.
"Kau belum?"
Jay menggeleng. "Aku belum pernah sekalipun melihatnya, meski aku pernah bekerja di bar yang berada di bawah naungannya."
"Yah, memang hanya orang-orang tertentu yang bisa bertemu dengannya," balas Jungwon.
"Lalu, apa kau bisa menjelaskan ini?" Heeseung menunjukkan video rekaman CCTV yang menangkap kejadian tragis beberapa tahun lalu.
Ia memfokuskan pada bayangan hitam yang muncul sesaat di depan orang tuanya, seolah bayangan itu adalah sosok yang diajak bicara oleh orang tuanya.
"Ini bukan editan?" tanya Jungwon memastikan.
"Kau pikir aku gila untuk mengedit video ini?"
"Aku cuma tanya..," balas Jungwon yang sedikit kesal karena jawaban kakaknya. "Mungkin kalian bisa menanyakannya pada Selene."
"That witch?" cemoh Heeseung. Ia mendengus geli. "Paling dia berbicara tentang hal-hal mistis, mengingat dia yang mengajarimu trik murahan itu."
"Lalu apa kau bisa menjelaskan bagaimana aku bisa memudar dan menghilang?"
Heeseung diam, Ia tidak mampu menjawab pertanyaan yang lebih seperti tantangan oleh Jungwon.
Menggunakan cermin untuk menciptakan efek visual yang membuat orang percaya bahwa seseorang atau sesuatu telah menghilang, itu pun butuh tempat yang strategis dan pencahayaan yang sesuai.
Dan seharusnya jika memang adiknya menggunakan cermin, itu akan sangat mudah terlihat mengingat kemungkinan cermin yang digunakan adalah sebesar Jungwon sendiri.
"Tidak bisa? Itu membuktikan sihir benar-benar ada," kata Jungwon, "hanya saja tidak semua orang bisa menggunakan sihir."
Heeseung geram, Ia menggebrak meja dengan tangan kanannya yang mengepal. Logikanya menolak percaya, tapi Ia belum menemukan bukti yang kuat.
"Aku dan Jake bisa membantu kalian menghubungi Selene."
"Tunggu, Jake?" tanya Heeseung memastikan. Nama itu terdengar familiar. "Apa itu Jake Sim?"
"Siapa lagi."
"Oh, crap." Heeseung menepuk dahinya kecewa. "I'd rather die."
Jake Sim, pewaris tunggal keluarga Sim yang juga merupakan keluarga berbahaya di Kota Noctis. Pengaruhnya hampir sama besar dengan keluarga Lee, membuat keduanya secara tidak langsung menjadi rival satu sama lain.
"Can you please tone down your pride a little?" kata Jay yang geram dengan tingkah arogan Heeseung. Tipikal mafia, dengan kebanggaan dan keangkuhan setinggi langit. Menyebalkan.
"Aku akan menemui Jake besok dan pergi ke tempat Selene. Aku akan menghubungi kalian nanti." Junwon berdiri, sedikit merapikan pakaiannya sebelum berjalan ke pintu keluar. "Satu lagi, hanya aku dan Jake," katanya dengan sedikit penekanan di akhir kalimat sebelum keluar dan menutup pintu.
Jay melirik Heeseung, sepertinya mereka punya pemikiran yang sama.
.
.
.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pursuit (HeeJay)
Fanfiction"You're not going to let me go, aren't you?" Heeseung tertawa. "No." A Heejay Mafia Story - may contain inappropriate content - written in bahasa, tapi mungkin ada beberapa percakapan yang pake inggris - ya gitu lah maaf aku penulis pemula, hope u e...