Offer

1.4K 155 6
                                    

Heeseung Lee, merupakan salah satu sosok yang ditakuti dan disegani di Kota Noctis, kota tanpa aturan dimana kasino dan bisnis gelap merupakan hal yang biasa. Tentu saja, latar belakangnya yang berasal dari keluarga berbahaya merupakan rahasia yang umum di kalangan dunia hitam. Tumbuh tanpa kasih sayang orang tua dengan tuntutan dan ancaman berkala menjadikannya sosok yang licik dan kejam. Bermain-main dengannya sama dengan mencari mati.

Tentu saja, Jay tidak bodoh untuk tahu hal itu. Namun percakapannya dengan Heeseung semalam masih segar di ingatannya.

"Bekerjalah padaku."

"Why should I?"

"Tidakkah kamu penasaran kebenaran di balik menghilangnya orang tuamu?"

"..."

"Aku tahu kau cukup pintar untuk tahu maksudku."

Jay menyalakan kran, membasuh wajahnya dengan air. Ia menatap pantulan dirinya di cermin untuk kesekian kali sebelum akhirnya bersiap dan buru-buru keluar apartemen.



* * *



Classic Brew Café

Seorang pria tengah bersantai sambil menikmati secangkir kopi di pagi hari. Wajah tampan dan rambut merahnya yang disisir rapi ke belakang menjadi daya tarik yang memikat orang-orang di sekitarnya. Heeseung, pria itu tengah menunggu bartender manis yang semalam ditemuinya.

"Aku tidak tahu kau punya banyak penggemar."

"They have great taste," kata Heeseung sambil meletakkan cangkir kopinya.

Hening beberapa saat ketika keduanya menatap satu sama lain. Jay yang bingung harus memulai bagaimana dan Heeseung yang tampak tenang menunggu Jay membuka suara.

"Kalau ada sesuatu, katakan," titah Heeseung tidak sabar.

"Kau tahu orang tuaku tidak mungkin terlibat."

"I doubt it." Heeseung membalas kontra pernyataan Jay. "Mereka merupakan orang kepercayaan orang tuaku, namun mereka menghilang tepat setelah kejadian itu."

"Jadi kau mencurigai mereka."

"Bisa dibilang begitu."

Heeseung mengetuk-ngetuk telunjuknya di meja, memerhatikan Jay yang tampak enggan sependapat. Ia mencondongkan tubuhnya, membuat Jay merasa terpojok meski mereka masih dibatasi oleh meja. "Bekerjalah untukku, dan aku akan menganggap bersih kedua orang tuamu."

"Apa untungnya bagiku..."

Heeseung menegakkan kembali tubuhnya.

"Tidakkah kau penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada orang tuamu? Seperti apakah mereka masih hidup dan dimana mereka sekarang?"

Jay diam, sejujurnya Ia juga sangat ingin tahu tentang keberadaan kedua orang tuanya. Tentang alasan keduanya meninggalkannya di usia belia.

"Bagaimana kalau mereka sebenarnya sudah meninggal?"

"Aku meragukannya," jawab Heeseung. "James dan Lily bukan orang bodoh dan lemah, meski yang lebih kenal keduanya adalah mendiang orang tuaku. Aku yakin mereka entah bersembunyi atau disembunyikan, dan itu pasti ada kaitannya dengan insiden itu."

"You seem so sure."

"And you seem so stupid."

Jay mendelik kesal mendengar pernyataan Heeseung sementara sang empu malah tersenyum lebar sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada.

"Maaf Tn. Lee, aku tidak tertarik," kata Jay sambil beranjak dari duduknya. "Aku permisi."

"Jay," panggil Heeseung, "kau Assassin, kan?"

Jay menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap Heeseung yang tengah tersenyum penuh kemenangan. Heeseung menghabiskan sisa kopinya, lantas berdiri dan dengan tenang berjalan mendekat.

"Tidak perlu munafik, aku tahu kau diam-diam juga menargetkanku."

Kedua tangan Jay mengepal, Ia menatap tajam sosok di depannya.

Heeseung tersenyum, dengan lancang mengambil tangan Jay dan mengecup punggung tangannya seperti seorang gentleman. "Pikirkan tentang penawaranku." Dan Ia berjalan menjauh dengan senyum di wajahnya.




.




.




.






tbc.

The Pursuit (HeeJay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang