Man-Stalking

982 102 1
                                    

Pukul 6 pagi, Jungwon keluar dari kamarnya dengan setelan gelap dan tertutup—Chesterfield Coat dan topi Fedora.

Jay dan Heeseung diam-diam mengamati dari kejauhan. Jungwon benar-benar pergi sendirian, tanpa sopir ataupun pengawal. Keduanya mengikuti Jungwon dengan mobil yang berbeda, membuntutinya hingga masuk ke sebuah gang sempit dan gelap.

Di ujung gang, tampak seorang lelaki berpakaian serupa. Itu Jake, teman Jay sekaligus rival keluarga Heeseung. Melihat Jake, amarah Heeseung meluap, kedua tangannya mengepal kuat, nyaris membuka pintu mobil untuk menghadapi Jake. Namun, Ia berhasil menahan diri, berusaha sabar meski hatinya bergejolak. Bagaimanapun Ia tidak bisa 100% mempercayai keluarga Sim.

Dramatis.

Sayangnya, Jungwon dan Jake menyadari keberadaan mereka. Tanpa sepatah kata, pandangan mata mereka langsung tertuju pada Heeseung dan Jay, seolah menembus kaca mobil.

Atmosfer di dalam mobil mendadak tegang, keduanya siaga jika terjadi serangan mendadak. Dan benar saja, tepat setelah Jungwon tersenyum dan mengatakan sesuatu, ledakan berasap muncul di depan mobil, disusul ledakan mesin bagian belakang. Asap yang tercipta menutupi pemandangan sekitar. 

Heeseung dan jay buru-buru keluar, keduanya menodongkan pistol dan bersiap dalam posisi siap menyerang.

"JAKE, KELUAR! JUNGWON!" Jay berteriak. Ia tidak percaya kedua temannya melakukan ini padanya dan Heeseung.

"JUNGWON! SIM! SHOW YOURSELF YOU MOTHERF*CKER!" Heeseung melakukan yang sama, berteriak memanggil adik dan rivalnya. Hanya saja Ia menggunakan makian.

Asap yang awalnya menutupi pandangan perlahan memudar. Heeseung menggeram marah karna kehilangan jejak keduanya. Sementara itu, Jay yang teringat memiliki ponsel bergegas menggunakannya.

"Kau punya ponsel?"

"Jungwon memberikannya padaku."

Jay tidak sepenuhnya bohong. Jungwon memang perantara yang memberikan ponsel itu padanya.

Heeseung mendekat, Ia mengintip kontak Jay.

"Jake?!" seru Heeseung melihat kontak yang hendak dihubungi Jay.

Jay mundur, Ia mengangkat kedua tangannya dan menghadap Heeseung. "Aku tahu kau mau bilang apa, tapi biarkan aku mencoba."

Heeseung berdecih, Ia membuang muka.

"Hello, Jay."

"Jake! Bajingan kau!"

Terdengar suara kekehan dari seberang telfon atas respon Jay.

"Loud speaker," pinta Heeseung. Ia ingin mendengar percakapan Jay dan Jake.

"Was that necessary?" Jay memprotes.

"Of course, kalian sendiri yang memulainya," balas Jake, "aku yakin Jungwon sudah mewanti-wanti untuk meninggalkan kami berdua, kan?"

"Aku bersumpah akan membunuhmu, Sim," timpal Heeseung geram.

"Oh, Heeseung! Lama tidak bertemu~"

Heeseung berdecih.

"Tapi kalian tenang saja, aku dan Jungwon sedang dalam perjalanan menemui Madam Selene. Akan kuberitahu kelian untuk informasi lebih lanjut," kata Jake final sebelum memutuskan telfon secara sepihak.

"Jake! Jake! Ah, sialan." Jay meremas ponselnya.

"Jemputan akan datang sebentar lagi," kata Heeseung yang baru saja menghubungi bawahannya. "We should not overlook this."






.




.




.






tbc.

The Pursuit (HeeJay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang