10- PERCAYA SAMA DIA?

595 103 27
                                    

🌌 Sky and Ocean 🌊
.
.


Tiga Queen of ANDROMEDA tengah berada di kantin mengisi perut lapar mereka. "Gimana satu projek sama Gibran?" Tanya Naura sembari menyeruput minumannya.

Adara menghela napasnya. "Ya gitu."

"Lo masih cinta sama dia, Dar?" Sambung Vio.

Adara meletakkan sendok garpunya kedalam mangkuk berisi bakso. Kemudian gadis itu menopang dagunya. "Dikit." Gumamnya.

Naura dengan spontan menggeprak meja dan hal itu tentunya menjadi sorotan seluruh siswa. "APA GUE BILANG, VI. BENARKAN?"

Vio mengangkat kedua alisnya. "Apalagi Adara typikel orang yang susah move on. " ucapnya.

Adara mengangguk, "Yeah, Vio bener. APALAGI TADI, AWW. LO TAU, GUE SOK CUEK SAMA DIA." Pekik Adara.

"Terus??" Ucap mereka berdua kompak.

"Dia selalu nyari topik sama gue, yaa walaupun dikit, tapi gue salting bangett. AAA!"

"Tapi, gue takut sama dia.."

Naura mengangkat sebelah bibirnya keatas, terkejut. "Buset, masih sama rupanya dia."

Vio menggeleng pasrah. "Kehalang gengsi tu, Nau."

"PERHATIAN KEPADA SELURUH ANGGOTA PENGURUS MADING, DI HARAPKAN JANGAN PULANG TERLEBIH DAHULU. KITA AKAN MENGADAKAN RAPAT SEBENTAR, TERIMAKASIH."

Pengumuman itu mampu membuat Adara lemas. "Anjir, ga bisa makan ice cream dulu gue." Keluhnya.

"DAR, POKOKNYA LO HARUS LUPAIN GIBRAN. BISA GA BISA HARUS BISA!" Paksa Naura.

Mengapa?? Karena gadis itu takut kejadian yang sama terulang lagi pada Adara. Sebagai sahabat, seharusnya mengeluarkan pendapat dan peringatan bukan??

Adara mengerucutkan bibirnya kesal. "Iya deh, Nau. Terserah lo."

"Nah gitu baru Adara gue. Yaudah kuy masuk kelas udah bel."

***

"Ra, lo tau tugas lo sebagai wakil, kan?" Tanya Gibran. Sebab, gadis itu sejak tadi melamun, entah memikirkan apa.

Adara mengangkat kedua alisnya terkejut. "A-ah, tau. Bukannya udah lo tulis disana? Yaudah itu tugas gue." Jawabnya dengan enteng sembari memperhatikan papan tulis.

Gibran menaikkan satu alisnya tak percaya. Laki laki itu masih menatap lekat Adara. "Oh, oke." Ucapnya.

"Yaudah, sekarang rapatnya sudah selesai. Maaf mengganggu waktu kalian, sampai berjumpa besok." Tutup Gibran.

"Mengganggu banget.." gumam Adara pelan.

Gadis itu dengan cepat mengambil tasnya dan keluar dari dalam ruangan itu. Ia binggung, siapa yang akan menjemputnya pada saat seperti ini?

Bunda? Ah, wanita itu terlalu sibuk mengurus pekerjaannya. Maklum wanita karir.

Lisa? Gadis itu akan rutin pergi ke salon di jam jam seperti ini, untuk merawat dirinya.

Supir pribadi? Tadi, pria itu meminta izin kepada Adara untuk mengajak anak anaknya jalan jalan sore. Lalu siapa yang akan mengantar gadis itu pulang?

"Yaelah, lowbat segala ni ponsel." Gerutunya.

"Lo pulang sama siapa?"

Adara memutar badannya kebelakang. "Mana gue tau." Jawab Adara seadanya.

Gibran membuang napasnya kasar. "Sama gue aja. Tunggu di pos satpam, gue mau ambil motor sebentar." Ucapnya panjang lebar.

Sky And OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang